Follow Me

Sunday, October 29, 2017

Videomark

Bismillah.
#random

Aku tahu, membuat istilah bahasa inggris baru yang ngasal itu, tidak boleh. Tapi gapapa ya? Kepikiran kata itu untuk judul.

Semacam bookmark buat sebuah video. Tadi Kemarin pagi, aku menonton sebuah video, dan tidak selesai. Malam ini aku teringat, mungkin baiknya aku tulis di sini, agar mengingatkanku, bahwa ada video yang harus aku selesaikan menontonnya.

***


***

*warning* Better stop reading, the rest is unimportant information for you. Thanks!

Aku baru nonton bagian pembukanya, seperempat jalan juga belum. Jadi sayang kalau terlupakan, bahwa video tersebut harus diselesaikan. Hehe. Mungkin ada yang heran, bertanya, kenapa ga sekarang aja nontonnya? Oh, iya ya? Ga, salah. Bukan 'iyaya' tapi 'ga'. Fortunately, I follow my mood too much. Kalau sedang mood nulis, aku ga akan maksa diri untuk nonton video. Begitupun sebaliknya, kalau sedang mood baca-baca, blogwalking, cari sebanyak-banyak input, saya ga akan menulis. I know it might be bad for me. Apalagi kalau menulis sudah jadi pekerjaan. Alhamdulillah belum, dan semoga ga lah. Menfulis, biarlah menjadi hal-hal yang aku nikmati. Kalaupun nanti berhasil nerbitin buku *mimpi wkwkwk, naskahnya selesaiin dulu Bell. Semoga nulis bukan jadi definisi 'pekerjaan' yang seolah jadi beban.

Balik ke video. Sebenarnya, akhir-akhir ini aku sedang sering sensi *curcol. Jadi aku sering lebay bereaksi terhadap suatu kejadian. Ayahku sering banget negur aku, "biasa aja kali Bell". Aku? Aku memilih khusyuk menikmati perasaan reactionary-ku, whether it's anger, sadness, cry, exited, joy, or other. Mostly the bad one. Kalau kata teh Risma, aku masih belum bisa menerapkan mindset pertama dari 7 Habbit. Jadi deh, dengan promosi dari teh Risma, aku beli bukunya. Berharap aku bisa mengubah mindsetku yang seperti ini. Agar tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan orang lain, tapi inisiatif, proaktif. Kita yang bisa mengatur perasaan kita, keadaan kita, proaktif, tidak memilih reaktif.

Bukunya sudah aku baca bagian awalnya, bener-bener baru bagian awal. Belum nyentuh ke poin pertama untuk proaktif, baru pembuka aja, perbedaan karakter dan kepribadian. Yang definisinya jujur agak rancu, bingung aku. Mungkin akan beda kalau aku baca dalam bahasa inggris. Soalnya mah, kalau kepribadian di mindset-ku, artinya apa, yang dijelasin di buku apa. As if 'kepribadian' is just an image that we try to make. Semacam foto profil yang kita tampilkan ke orang lain. Ada alasan lain sebenernya kenapa aku baru baca beberapa halaman, tapi.. takutnya jadi ngeles. Tetep harus dibaca kok, itu PR lain. Another bookmark.

Qadarullah, kemarin pagi aku nemu video ini. Mungkin karena video kemarin-kemarin yang aku tonton bahas surat Al Ma'arij juga, dari ustadz Nouman juga, tapi yang pendek dan ada ilustrasinya *lupa judulnya apa. Mungkin karena itu jadi youtube kasih rekomendasi video ini.

Dan pembukanya, aku ngerasa jleb-jleb gimana gitu. Dari pembukanya, lumayan nangkep inti dari video. Muhasabah untuk diriku, kalau aku orangnya masih terlalu reaktif, ga bisa mengontrol emosi hanya karena satu dua kejadian kecil, mungkin ada yang salah di shalatku. TT. Iya memang bener, ada faktor hormon, dan memang sedang PMS, tapi jangan dijadikan excuse. Instead of blaming the situation, I should have trying to find solution to it, right?

Maaf banyak curhat. Inti tulisan ini sebenarnya 2:
1. Videomark
2. Kalau penyakit sensi dan reaktif-ku kambuh, aku harus cek ricek kualitas shalatku

Terakhir.. kututup dengan doa. Allahummaj'alna minal mushollin. Aamiin.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya