Follow Me

Wednesday, October 11, 2017

Sakit; Man Tazakka

Bismillah.
#fiksi

A random fiction dialogue.

***

~Sakit?

^Ya, masih ada sedikit bekas sakitnya. Tapi aku baik-baik saja. Sakitnya sedikit, masih bisa ditahan, meski sedikit mengganggu.

~mengganggu? Seperti?

^kata sifat memang ga bisa mendeskripsikan dengan baik ya

~iya (tersenyum mengingat pelajaran lama tentang cara menulis yang baik)

^seperti jari yang teriris pisau, lukanya tidak dalam, sudah tidak berdarah. Tapi setiap jari tersebut menyentuh sesuatu, air, benda lain, rasa sakitnya masih berbekas

~like it's not so painful to deserve tears, but it's still there

^jangan pakai bahasa inggris, kamu harus belajar menulis satu tulisan dalam satu bahasa

~oh, ya.. Aku lupa. Maaf

~selain menganggu, apa semua benar-benar baik-baik saja?

^aneh, kamu tidak seharusnya mengkhawatirkanku

~I'm not.. Ah. Maksudku, aku tahu aku bukan di posisi yang berhak mengkhawatirkan orang lain

^kamu perlu lebih banyak memikirkan dirimu, daripada memikirkan diriku

~aku juga banyak memikirkan tentang diriku, kamu saja yang tidak tahu, betapa egois diriku

^setiap orang pasti egois, kalau kamu egois, aku apa? Super egois?

~(tersenyum pahit) aku extra egois

~bicara tentang sakit, aku belajar satu hal hari ini

^apa?

~setiap sakit, selama itu di fisik, pada akhirnya tidak ada apa-apanya

^tidak ada apa-apanya?

~ya, karena fisik itu sifatnya sementara

^(menaikkan sebelah alis, masih belum paham pelajaran filosofi malam ini)

~dibandingkan sakit di hati, sakit di jiwa (nafs),... Lebih baik memiliki luka dan sakit di fisik

^hmmm

~karena pada akhirnya jasad kita akan hancur, namun jiwa kita kembali ke Allah, dikumpulkan di padang luas

^kalau jiwa atau hati pernah sakit, apa bekas sakitnya tidak akan pernah hilang?

~sayangnya, sama seperti fisik, jiwa (nafs) kita pasti pernah sakit

~sudah hafal surat ad syams kan?

^oh, aku juga sudah baca tentang itu. Suatu saat, manusia seperti pergantian siang ke malam, malam menyelimuti siang, seolah malam yang menang, gelap yang menang.

~sebaliknya, ada suatu saat manusia, pagi berhasil menerangi malam, seolah pagi yang menang, cahaya yang menang

~qad aflaha...

^hm? Masih surat asy-syams kan? Surat lain, ada tapi aku ga inget

~man tazakka (akhirnya melanjutkan sendiri)

^beruntunglah yang mensucikan diri, artinya, bener kan?

~ (mengangguk pelan)

^jadi ingin membuat puisi

~puisi?

^nanti aja, kalau sudah jadi aku kirim. Lanjutin dong, tentang qad aflaha man tazakka

~bukan yang suci dan tidak pernah ternoda. Tapi yang terus mau menyucikan diri, meski lagi dan lagi sakit.

^memperbaiki diri, menyucikan diri, lagi dan lagi

~kirim ya puisinya, aku sudah terlanjur penasaran

^oke, sudah malam. met istirahat. Ini puisinya:
***
Days Passed^
hari-hari berlalu
dari pesimis ke optimis 
dari gelap ke terang
dari jatuh ke bangkit
dari luka ke sembuh
dari kotor ke suci
dari mendung ke hujan
dari badai ke cerah
dari hidup, dari mati, ke kehidupan yang nyata

***


Allahua'lam.
***

PS: Harusnya di publish tadi malam, tapi malam sudah terlalu larut, dan mata sudah meminta waktu istirahatnya. Puisinya harus menyalin dari blog puisiku. Intinya, maaf kalau momennya malam hari harusnya, tapi justru di publish pagi hari.

PPS: dua simbol yang sering aku pakai, pengganti nama karakter. selalu begitu, entah di sini, entah di tempat lain. Lebih mudah untuk membedakan karakter dengan simbol, ketimbang harus memulai menulis fiksi, dengan mencari nama karakter. Semoga bermanfaat, dengan segala kekurangannya.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya