-Muhasabah Diri-
Kali ini bukan bahas tentang pertanyaan getir hehe. Tapi tentang pertanyaan biasa, pertanyaan/topik yang sering dibahas antara dirimu dengan temanmu.
Seorang teman akhir-akhir ini sering mengulangi pertanyaan yang sama kepadaku. Aku harus menjawab pertanyaan yang sama berulang-ulang. Harusnya, lebih mudah kan ya? Tapi prakteknya tidak begitu... justru semakin diulang, bagiku semakin sulit menjawabnya. Pernahkah kamu merasakan hal yang mirip? Atau sama?
Semakin diulang pertanyaannya, aku semakin meragu pada jawabanku. Apakah ada yang salah dengan jawabanku? Apa aku sok tahu? Apa seharusnya tidak aku jawab saja? Tapi kalau ga dijawab... aku merasa jahat. Setiap pertanyaan membutuhkan jawaban, setidaknya, itu kan tujuan temanku bertanya padaku, setidaknya ia ingin tahu opiniku, pendapatku.
Semakin diulang pertanyaannya, aku semakin pusing dan kesulitan menjawab. Aku tahu persis, aku tidak paham dan tidak mengerti, bukan ahli juga. Menguras otak setiap kali kulihat pertanyaan itu dan itu lagi. Bukan aku bosan membaca pertanyaannya, bukan aku bosan menjawab itu itu lagi. Tapi jujur rasanya begitu sulit bagiku, saat ia memberikan pertanyaan berulang itu.
***
Aku masih berusaha menjadi teman yang baik. Yang merespon setiap kali seorang teman mengirimi aku pesan dan menanti balasan dariku. Aku masih berusaha menjadi teman yang baik, berusaha mendengar kisahnya, dan tidak banyak bercerita tentang diri. Aku masih berusaha...
Tapi sejujurnya, aku merasa aku berjalan terlalu lambat untuk menjadi teman yang baik. Terkadang aku terlalu cuek. Terkadang aku salah tangkap kode, bisa jadi ia sedang butuh pendengar saja, tapi aku justru membalas dengan puluhan kalimat. Terkadang aku salah tangkap kode, ia membutuhkan jawaban, tapi aku justru cuma bisa menjadi pendengar dan merespon dengan kata Hmmm berkali kali.
Tapi sejujurnya, aku takut.. aku takut, aku bukan termasuk teman yang baik. Yang lupa, bahwa komunikasi itu cuma salah satu sarana saja, lupa.. bahwa doa yang kupanjatkan untuknya jauh lebih berharga ketimbang komunikasi di permukaan saja. Yang lupa, bahkan perlu diingatkan orang asing untuk bertanya kabar seorang teman.
***
Pertanyan berulang itu.. akan hadir lagi kan? Jika nanti hadir lagi.. bisakah aku meresponnya dengan jawaban terbaik? Sejujurnya, daripada menjawab pertanyaan itu, I want to simply be there beside them. Tapi kalau memang ga bisa berada di samping mereka, kita pada akhirnya cuma bisa mengirim doa kan? Allah is near, Allah hears.
Semoga Allah membimbingnya menjawab pertanyaan berulang tersebut, pertanyaan yang pasti begitu sesak berkali-kali menendang-nendang pikirannya. Semoga Allah turunkan ketenangan di hatinya, bahwa setiap pertanyaan akan ada jawabannya, bahwa setiap kejadian akan ada hikmahnya, bahwa setiap kesedihan akan Allah hapus, bahwa setiap penyakit Allah turunkan obatnya. Semoga Allah melindungimu.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya