Follow Me

Wednesday, October 18, 2017

MSDM + Nostalgia IK Ulba = Belajar Belajar!

Bismillah. 
#random

*warning* full curhat, sedikit manfaat

Akhir-akhir ini aku dibuat sadar, satu hal. Bahwa MSDM itu.. Sulit hehe. Mungkin ga sulit bagi yang sudah terbiasa mengurus hal itu, tapi bagi saya, terlalu sulit, menguras pikiran dan perasaan.

Aku tidak sedang berbicara tentang mengelola SDM yang jumlahnya ratusan, atau puluhan. Tapi Cuma dua orang. Dua orang dengan sifat dan karakter yang berbeda, dengan skill berbeda, dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Jujur, rasanya ingin menyerah saja, lebih baik saya mengerjakan semuanya sendiri, ketimbang harus berurusan dengan dua orang yang aku sendiri ga bisa marah-marah pada mereka dan ga punya wewenang untuk mengatur ini itu.

Pernah aku berdialog, diskusi hingga berdebat dengan Ayah tentang hal tersebut. Nangis-nangis sendiri. Kata ayah: ga usah dipikirin. Aku dalam hati, gimana ga bisa dipikirin? Wong ada yang salah, masa didiemin aja, dibiarin aja. BT. Setelah kejadian debat lebay itu.. Ayah akhirnya membiarkan aku lebih sering dirumah, ketimbang di tempat itu.

Setelah satu dua kali dibuat stress lagi dan lagi karena masalah pembagian tugas, dan dua orang dengan watak dan sifat yang berbeda tersebut. Aku dibuat teringat.. Ya, teringat jaman aku masih aktif organisasi.

***

ROHIS ULBA - Majelis IK - Majalah/Buletin?

Saat SMA. Sama, aku juga seperti itu sifatnya. Mengerjakan sesuatu sendiri, kadiv yang menghilang aku lupakan, males berurusan dengan ikhwan yang entah sedang sibuk belajar atau sibuk di organisasi lain. Mengerjakan apa-apa sendiri, padahal mah.. Ada hal-hal yang ga bisa dikerjakan sendiri. Sempat lari juga, karena kemungkinan menerbitkan Majalah Ulba adalah 1%, tidak ada dana, ada dana namun tidak diizinkan pembina Rohis untuk buat majalah, mubazir ceunah. Hm... Dilema media cetak. Berkali-kali menghindar berpapasan dengan ketua Rohis, yang kelasnya sebelahan dengan kelasku. Karena setiap ketemu, pasti ditanya, "Gimana majalahnya Bell?".

Sampai suatu hari, saat aku diluar kota berlibur, H-7 sebelum masa orientasi siswa SMA 1 Pwt, harusnya majalah dibagi/dijual saat MOS. Aku dibuat menangis karena sms dari ketua ROHIS. Biasa, ditanya majalahnya, progresnya dll. Aku jawab, dananya ga ada, partner-ku, ketua divisi hilang ditelan angin, dan sebenarnya sang ketua juga paham. Rasanya aku ingin menyalahkan kakak kelas, dulu divisi kami banyak ikhwan yang rajin, tapi yang satu ditarik jadi Ketua Umum ROHIS, satu lagi jadi bendahara. Tapi aku ga bisa curhat panjang-panjang lewat sms, dulu terbatas karakternya. Aku cuma jawab, kalau aku ga bisa buat majalah. Anggota divisiku juga dikontak sulit, entah ga jawab, atau jawab, tapi ditagih tulisan ga dikirim-kirim. Tapi jawaban sang ketua, akhirnya membuat aku nangis makin menjadi-jadi. Padahal waktu itu ada ayah dan sepupu. *alhamdulillah mereka tidak tanya kenapa hehe.

Ia mengirimkan padaku terjemahan potongan ayat. Aku seolah diingatkan lagi, bahwa aku bukan bekerja sendiri. Ada Allah, backing yang Maha Kuat dan Maha Kuasa.
"....dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar." (QS Al Anfal ayat 17)
Saat itu aku ga langsung buka Quran baca terjemahan lengkapnya, ga juga tahu asbabun nuzul kisah perang albadr. Tapi gatau kenapa, rasanya ngena aja. Kita cuma bisa usaha, Allah yang nentuin hasilnya.

Akhirnya.. Setelah balik ke Purwokerto aku mulai buat konsep buletin *gajadi majalah. Tiga hari, nentuin tema, sama berapa tulisan yang harus ditulis. Mulai deh, nulis ini itu, dan juga masukin beberapa kontribusi dari anggota. Aku pikir aku harus ngurus teknisnya juga, layout, print, memperbanyak dll. Tapi Alhamdulillah ga, ada yang mau bantu bukan anggota majelis IK padahal. Aku meleleh deh, bukan karena ketum ROHIS, bukan juga karena yg bantu ngurus teknis, tapi karena Allah dan rencana yang ia tuliskan. Aku tulis deh, perasaan speechless-ku di note fb. Bisa baca di sini, tapi close friend only privasinya. Aku kopas aja ya? Hehe. *ini screenshoot-nya

my old facebook's notes : 20100714

***

Bakal panjang kalau aku lanjutin dengan nostalgia, pengalaman MSDM di organisasi lain. Gimana aku ga berubah, ngurus apa-apa sendiri, ga bilang-bilang ikhwan, dimarahin *ditegur kakak tingkat, ga boleh gitu, harus komunikasi sama yang ikhwan. Ngerasain berkali-kali stressnya kalau ada anggota satu divisi yang ngilang, tapi juga pernah jadi yang hilang, pas ditanya baik-baik malah marah.

Sebenarnya inti dari tulisan ini: MSDM itu sulit, dan aku masih perlu belajar banyak banget. Gimana bisa menjalin hubungan sosial, mengelola SDM yang ada, dengan berbagai perbedaan skill, sifat dan karakternya. Di sisi lain, aku juga harus paham betapa sulit orang lain, jadi kalau jadi yang diatur, jangan ngeyel. Belajarlah untuk mudah diatur, jangan keras kepala. Jangan mendzalimi orang lain, Cuma karena kamu aneh, dan inginnya dimengerti. Ok?

Allahua'lam.

PS: Maaf banyak curhat dan ga jelas. Udah dikasih warning loh ya. Jangan salahin aku. Hehe.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya