Follow Me

Tuesday, February 5, 2019

Yang Hadir Lalu Pergi

Bismillah.

Pagi ini aku tak melihatnya. Entah kemana. Aku pikir ia sudah pergi, mungkin menemukan tempat lain untuk bermain. Sampai sore dan hujan, ia kembali. Tubuhnya basah. Bulunya penuh oli, entah tanpa sengaja terjatuh, atau ada orang yang jahat padanya. Kulihat wajahnya terluka. Ia berjalan gemetar mendekat padaku, kemudian masuk ke kolong meja di depanku. Aku bingung, apa yang harus kulakukan untuknya?

Kuambil kain lap kuletakkan di bawah kolong, ingin aku memberitahunya untuk mengeringkan tubuhnya dengan itu. Tapi aku tidak bisa bahasanya. Ia masih berderi kedinginan di lantai kolong meja, tidak menangkap maksudku mendekatkan kain berwarna biru. Aku tak tega melihat tubuhnya, bekas oli, luka di wajahnya, basah kuyup, jelas ia kedinginan. Aku memilih memandangi hujan di luar yang makin deras. Sembari sibuk memandangi layar.

from unsplash

Aku menengok kolong meja. Kucing kecil itu sudah duduk diatas kain biru, itu jauh lebih hangat, daripada berdiri di lantai keramik yang selalu dingin baik saat hujan maupun terik. Aku... masih hanya bisa diam, lalu sibuk dengan diriku sendiri. Selalu begitu, aku tidak bisa berbuat banyak untuknya. 

***

Aku seperti orang-orang yang suka bunga, tapi tidak tahu cara merawatnya, dari kecil, kuncup, mekar. Sama... aku juga seperti itu. Aku tidak tahu harus bagaimana sejak saat kucing kecil itu sering ke sini.

Aku bertanya-tanya, akankah kucing ini berakhir seperti kucing kecil saat itu? Yang hadir lalu pergi... membuatku bertanya, apa yang ingin Allah sampaikan lewat pertemuan yang cuma sebentar. 

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya