#untukmuukhti
Mengirim doa untukmu, yang hari ini mengikrarkan mitsaqan ghalizan. Tulisan ini dari seorang teman, sahabat, saudari, yang tidak bisa hadir menyaksikan hari bahagiamu.
***
Satu Februari yang lalu, sebuah pesan masuk. Undangan darimu, diawali sapaan hangat.
"Assalamu'alaikum beel sehat? *emot senyum dengan mata tertutup dan pipi merona merah*"
"Domisili masih di Bandung kah sekarang?"
"<undangan>
"Bel mohon do'anya yaa mudah-mudahan kita bisa silaturrahim lagi. *emot senyum yang sama* *emot tangan ber-highfive*"
***
Aku membaca pesannya tiga jam kemudian. Pesan itu, menerbangkan otakku ke masa lalu sejenak. Kenangan tentangmu.
Orang lain mungkin tak banyak yang tahu, tapi aku dan kamu, punya memori yang membuat sosokmu istimewa di hidupku.
Saat itu kita masih sama-masa mahasiswa baru, bukan baru juga sih, sudah memasuki semester dua. Aku pernah mengutarakan keresahanku, di bangku Taman Ganesha versi dulu.. taman ganesha sebelum renovasi. Tentang keputusanku untuk membedakan diri, keputusanku untuk berhenti melingkar. Aku ingat, aku menangis banyak. Dan kamu menghiburku.
bukan Taman Ganesha hehe J (Taman di dalem SMKN1 Purwokerto, dokumentasi pribadi) |
Apakah kamu ingat? Atau bisa saja aku saja yang mengingatnya, karena setiap orang menyimpan memori sebuah kejadian berbeda-beda.
Sejak itu sepertinya, kamu jadi sering ngajak ngaji. Aku jadi kenal salah satu yayasan islam di bandung, *aku lupa namanya tapi. Hehe. Aku ingat kamu yang menyediakan kendaraan, dan aku yang selalu nebeng, berangkat dan pulang diantar. Meski hujan, badai hahaha. *lebay hehe.
***
Sebenarnya, kalau boleh jujur, aku pernah melupakanmu. Saat itu aku sibuk jatuh bangun sendiri. Lalu aku pindah domisili, tapi lupa pamit padamu. Dan pesanmu itu... jadi kunci pembuka, aku mengingatmu lagi. Alhamdulillah.
Maaf belum bisa jadi teman yang baik. Terimakasih karena kamu sudah sangat baik menjadi teman, sahabat dan saudari. Terima kasih, karena sering ngajak ngaji, di cisitu, di asia afrika, di mana lagi ya? Seringnya di dua tempat itu. Lewatmu aku jadi mengenal teman-teman baru, orang-orang yang mungkin kalau ga lewat kamu, ga akan ku kenal. Juga guru-guru yang memberikan pandangan lebih luas, Bu Tri, Pak Sam... *semoga memoriku atas nama beliau ga salah, i'm bad at memorizing people's name.
***
Terakhir, sebelum tulisan ini jadi belok arah. Sebaiknya langsung kusampaikan yang utama.
Barakallahulaka wabaraka 'alaika wajama'a bainakuma fi khair.
Kukirimkan doa ini untukmu, akhawat shalihah bernama Yulia Mulyatini (:
dari yang rindu ingin jumpa,
^kirei~
***
PS: Semoga aku berani mengirim link tulisan ini padamu.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya