Follow Me

Monday, January 6, 2020

Fungsi Cermin

Bismillah.


Bagiku, keberadaannya bagaikan fungsi cermin. Aku dibantu melihat apa yang tadinya tidak bisa kulihat.

Di cermin tersebut, aku melihat sosok yang mirip diriku di masa lalu. Aku tidak sepenuhnya mengenalinya. Tapi aku dapat melihat awan gelap kekhawatiran melingkupinya, sama seperti diriku di masa lalu. Wajahnya sesekali gelap, di lain waktu pias. Aku tidak sepenuhnya mengerti, tapi aku bisa berkata aku mungkin pernah mengecap rasanya. Rasa teriris setiap kali lintasan prasangka buruk lalu lalang di otak. Rasa takut yang membuat dada sesak dan desakan air di kelopak mata, setiap kali harus 'menunggu'. Perasaan lemah dan tak berdaya, tersesat namun seolah semua jalan sama, bertanya-tanya, mampukah kembali pulang?

Bagiku, keberadaannya bagaikan fungsi cermin. Aku dibantu melihat apa yang tadinya tidak bisa kulihat.

Di cermin itu, kulihat gerak-geriknya. Ia hendak berjalan maju, namun kepalanya terus menengok ke belakang. Akibatnya ia tersandung batu, menabrak tiang, menginjak duri, dan jatuh di selokan berlumpur. Tubuhnya memang masih berjalan maju, tapi otak dan hatinya terpaut di masa lalu. Melihat sosok itu, aku jadi bertanya-tanya, bagaimana dengan diri?

Bagiku, keberadaannya bagaikan fungsi cermin. Aku dibantu melihat apa yang tadinya tidak bisa kulihat.

Hari ini, dan beberapa hari sebelumnya, aku ingin sekali meninggalkan keberadaannya. Cermin itu, seolah menebar negative vibes, membuatku ikut tenggelam dalam kisah 'kelam'-nya. Aku kini lelah memperhatikannya, aku kini lelah melihat gerak-geriknya. Aku ingin menutup mata dan pergi jauh, aku ingin egois dan berhenti berempati. Aku juga manusia, aku lelah.

Tapi... Allah mengingatkanku lagi, bahwa keberadaannya bagiku bagaikan fungsi cermin. Ya, seperti cermin yang tidak sepanjang hari kita pandangi, hanya sesekali. Seperti itu juga keberadaannya. Karena bukan cermin yang membutuhkan manusia, manusia yang butuh cermin. Sesekali saja, untuk berkaca. Jangan berdiri seharian di depannya. Sesekali saja.

Maka setelah sejenak aku menenangkan diri, kemudian kembali mengamati sosok dalam cermin tersebut. Aku bersyukur, karena keberadaannya membuatku melihat apa yang tadinya tidak bisa kulihat. Seperti fungsi cermin yang membuatku bisa melihat sebuah jerawat di ujung hidungku. Seperti itu juga, keberadaannya membuatku melihat sebuah kesalahan yang harus kuperbaiki, atau sebuah dosa yang harus segera kutaubati.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya