Kau berjalan, kemudian tanpa menginjaknya, kerikil pertama, kemudian badanmu kehilangan keseimbangan. Pertanyaannya, akankah kau jatuh? Atau kau bisa menjaga keseimbangan dan melanjutkan langkah?
Dan terlepas dari jadi jatuh atau tidak, apa kau memilih untuk membiarkan kerikil tersebut di tengah jalan, atau kau menyingkirkannya? Atau kau malah menendangnya, menjadikannya objek sepak kakimu.
Batu kerikil pertama hadir, kombinasi internal dan eksternal? Maksudnya? Abaikan saja, aku hanya sedang ingin mengabstrak. Tentang malam yang makin larut dan perasaan yang menghambat diri untuk mengerjakan tugas.
Esok, jika diizinkan hidup, semoga aku menemukan diriku dapat menjaga keseimbangan paska bertemu batu kerikil pertama. Tapi jika pun harus terjatuh, semoga tidak terluka, sakit memang, tapi segera bangkit.
Dalam kehidupan, ada banyak batu yang kita temui di jalannya. Kerikil itu cuma batu kecil. Beda cerita jika yang kita temui batu besar yang membutuhkan alat dan tenaga untuk menyingkirkannya. Jika kerikil bisa membuat tersandung, batu besar punya peran yang berbeda. Tapi aku tidak sedang bicara tentang batu besar kan? Aku bicara tentang kerikil pertama.
Let's end this post with a good quotes I found about pebble.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya