#fiksiku
"Aku aja yang overthinking. Plus cari kesempatan dalam kesempitan untuk curhat. Hehe ✌️ Maaf ya kalau jadi nambah beban pikiranmu."
Sebelum kalimat itu.
"Segitu dulu deh curhatnya hehe. Bisa jadi aku aja yg overthinking. Bisa jadi kamu ingin berhenti karena alasan lain."
***
Gak semua orang mudah untuk membuka diri, kemudian menceritakan curahan hatinya.
Gak semua orang mudah bercerita tentang diri, meski sebenarnya ia juga suka bercerita tentang diri.
Hanya saja, lidahnya sudah terbiasa ia tahan. Ditahan oleh dua rahangnya, lalu barisan gigi, lalu bibirnya yang sering terlihat kering.
Maka saat kesempatan itu hadir. Kesempatan untuk curcol. Ia menggunakan kartu chance-nya.
Bisa jadi, ia sebenarnya hanya ingin bercerita dan bukan bertanya. Atau ia memang ingin bertanya, karena pikiran-pikiran di otaknya sudah terlalu macet dan meminta untuk diberi jalan keluar.
Maka ia bercerita. Sedikit tapi lebih dari cukup untuk memberi ruang bernafas. Tentang satu hal kecil yang sebenarnya tidak bermaksud untuk ia sembunyikan. Tapi juga tidak ia biarkan diketahui keberadaannya.
Maka ia bercerita. 3 enter. Lalu diikuti 2 enter di pembuka tulisan ini.
***
Jauh, jauh sebelum kejadian ia mengambil kesempatan untuk curhat, aku melihatnya bolak-balik resah. Aku mendengarnya ingin mundur, bahwa ini akan menjadi yang terakhir.
Lalu saat kesempatan untuk curhat itu hadir, sebagian keresahannya ia letakkan. Ia tidak lagi bolak-balik dan menggumam. Meski bisa jadi ini tetap akan menjadi yang terakhir baginya.
Tapi... Kini ia tahu. Allah yang memberikan kesempatan itu untuknya. Kesempatan untuk membuka diri. Kesempatan untuk bercerita sedikit tentang diri.
Ya, Allah yang memberikannya kesempatan. Kesempatan untuk mengakui suatu masalah yang pernah terjadi dan telah berlalu. Kesempatan untuk curhat, meski hanya lewat paragraf pendek dan sederhana.
Karena meski aku sebelumnya tak tahu. Allah sejak dulu sudah tahu, hamba-Nya yang satu ini sering lupa cara mengambil kesempatan untuk curhat. Kadang, ia perlu dipojokkan dulu, ditempatkan di situasi dan kondisi yang membuatnya bersuara, meski lewat kata-kata tanpa nada.
The End.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya