Kutipan #daribuku MMPQ.
***
"Tidak ada lagi yang kami harapkan setelah datangnya petunjuk, melainkan keistiqomahan dalam menjalankannya hingga penghujung ajal. Inilah bagian tersulitnya.
Banyak yang berkata menghafal ayat baru lebih mudah daripada menjaga murjaah. Begitu pula dengan hidayah. Menjaga hidayah ini tetap terpatri dalam hati membutuhkan usaha berkali-kali lipat dibandingkan saat mendapatkannya pertama kali. Dan hari ini, dunia menarik kita dengan sangat kencang. Dengan tarikan yang dapat merontokkan sendi-sendi keimanan, jika kita tidak istiqamah dalam kebaikan dan tidak bersegera dalam beramal shalih." - Abdullah Ibnu Ahmad.
***
*warning* bagian ini selftalk+curcol. Skip aja.
Sedih gak sih, malam jumat terlewat untuk hal sia-sia. Baru nyadar saat tahu harus tidur. Supaya bisa bangun. Sedih gak? Gak? Hmm.
Bagusnya keinget lama gak update di sini. Keinget target bulan ini yang sebenernya sebagian hati udah pesimis bakal kecapai.
Kadang, aku ngerasa, daripada nulis dengan kata-kata sendiri. Aku ingin mengumpulkan dan menyampaikan ulang tulisan-tulisan orang lain saja. Dari buku-buku bagus. Sayang banget kalau cuma dibaca sendiri. Karena kata-kata baik itu membantuku untuk mengingat diri. Membantuku menemukan diri. Membantuku menelusuri hutan tempatku dulu tersesat.
Tapi di sisi lain, egoku ingin menulis lebih dari sekedar menyalin kutipan. Kutipan di atas kuambil dari arsip buku kumpulan quotes. Kemungkinan kusalin akhir 2017, atau awal 2018. Saat masih begitu semangat. Tulisannya masih relatif rapi dan terbaca. Masih ada tinta warna.
Karena laptop masih belum diniatkan untuk diservice, beberapa kali aku menulis dengan pena di atas kertas [🖋️]. Dan jujur rasanya aneh dan kesal saat ternyata tulisanku tidak serapi dulu.
***
Semoga tidak salah fokus. Tulisan ini pengingat untuk diri agar Istiqomah. Pengingat agar bersegera beramal shalih. Biar gak sedih dan menyesal di akhir hari.
Semoga Allah mematikanku dalam keadaan terbaik. Allahumma inna nas-aluka husnul khatimah. Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz hadaitana wahablana milladunka rahmah, innaka antal wahhab. Aamiin.
Allahua'lam bishowab.
***
Keterangan: impulsive thoughts
[🖋️] Tiba-tiba teringat komentarnya. Saat aku menyebutkan pena. Katanya "pena" itu bahasa Melayu. Bolpen. Suaranya begitu riang. Aku tersenyum meski sebagian hati ingin berkelah bahwa sejak dulu aku hampir selalu menggunakan diksi pena karena lebih puitis. Aku sebenernya tidak terlalu mengenalnya kecuali sedikit bahwa ia banyak membantu di sebuah komunitas yang saat itu aku baru bergabung. Terakhir kabarnya ia di rumah sakit, perawatan intensif. Semoga Allah mengangkat penyakitnya, semoga Allah menjadikan sakitnya sebagai penghapus dosa. Semoga kelak bisa melihatnya menjalankan perannya lagi. Hmmm.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya