Dialog. Diskusi. Debat. Tiga kata yang dengan huruf awal yang sama. Unik. Sekilas terlihat sama, sama-sama menggunakan suara, sama-sama melibatkan lebih dari satu pihak. Tapi berbeda, jelas saja berbeda.^^
***
Pagi itu, karena keisengan kakakku.. mau tidak mau ditarik untuk angkat bicara. Meski jujur, aku tidak terlalu suka berdiskusi, berdialog apalagi sampai berdebat atas perbedaan yang ada.
Ini tentang aku dan pendapatku tentang hari ulang tahun, dan tentang pendapat kebanyakan orang.
***
Perbedaan adalah hal yang fitrah. Setiap manusia memiliki keistimewaan sendiri. Kita semua spesial, karena tak ada dua orang yang memiliki sidik jari sama. Maka wajar, jika pemikiran setiap orang berbeda.
Boleh lah kita berdialog, atau berdiskusi untuk saling sharing pendapat. Saling bertukar informasi tentang apa yang masing-masing dari kita ketahui. Tanpa ada emosi yang tercampur aduk. Murni, sama-sama ingin berbicara dan mendengarkan.
Tapi jangan-lah berdebat. Karena ketika kita memilih atau terbawa dalam sebuah debat. Maka seringkali yang maju bukanlah opini kita, tapi lebih ke ego kita. Takutnya, yang kita debatkan, opini yang kita coba pegang teguh, bukanlah sebuah kebenaran, tapi lebih pada sebuah pembenaran.
Dialog. Diskusi. Debat.
Yuuk.. kita coba baca firman Allah :))
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik “(QS An-Nahl: 125)
"Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali." (QS As-Syura: 10)simak juga hadist yang satu ini..
***Rasulullah SAW bersabda: “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”(HR. Abu Dawud)
"Nggak masalah, kita memiliki pendapat yang berbeda dengan mayoritas. Mungkin memang terkesan ekstrim. Tapi bukankah yang terpenting, kita saling menghargai pendapat masing-masing, tanpa menyalahkan dan merasa benar sendiri?", ucapku berusaha mengakhiri dialog, diskusi, dan sedikit debat. Enggan melanjutkan, takut merusak momen seperti ini (*bisa berbincang panjang dengan Ayah).
wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya