Bismillah.
pallet | more than one color |
Pertanyaan itu, pertanyaan sederhana yang akhirnya menyadarkanku untuk kembali menulis. Pertanyaan yang ingin aku jawab, tapi aku seolah tidak tahu caranya bagaimana, dan dengan kata apa, agar pertanyaan itu bisa terjawab.
"Bella sekarang perasaannya gimana?"
Aku siang itu tidak bisa menjawabnya. Cuma menjelaskan, lebih tepatnya menampiknya, dengan kalimat.. "Gimana? Gimana ya? Gak bisa dijelaskan" jawabku dengan senyum dan tawa. Jurus favorit ketika bingung harus menjawab suatu pertanyaan.
Yang bertanya, akhirnya menjelaskan perasaannya. Tentang kerisauannya, rasa khawatirnya, apa yang sudah selesai dan belum selesai, apa yang membuatnya bingung, apa yang membuatnya merasa bersalah. Ia akhirnya membuka diri terlebih dahulu, padahal ia lebih introvert daripada diriku, mungkin maksudnya, ia ingin aku jujur padanya. Atau mungkin, ia memang bertanya untuk bercerita. Entahlah.
Tapi memang aku pernah cerita padanya, kalau aku baru terbuka jika seseorang membukakan pintu. Aku bisa cerita A, karena orang tersebut pernah cerita tentang A padaku. Tapi ternyata, rumus itu tidak selalu pas untuk situasiku. Kenyataannya, ia yang introvert justru sudah bercerita banyak hal lebih banyak daripada diriku yang "ekstrovert". Di satu sisi aku merasa bersalah, karena belum cerita tentang perasaanku. Namun di sisi lain aku berterimakasih, setidaknya aku jadi mendengar kisahnya, karena biasanya, ia yang selalu menjadi pendengar.
***
"Bella sekarang perasaannya gimana?"
Pertanyaan sederhana itu masih terngiang di telingaku. Seolah mengajak otakku memaksa jemari menari di atas keyboard. Jawablah.. jika tidak bisa lewat nada, coba jawab lewat kata-kata tak bernada nan sunyi. Bukankah kamu berteman dengan kata? kala nada tak mau sapa? Ah.. frase lama yang kuulang-ulang hingga bosan.
Perasaan. Abstrak. Jika aku menulis satu demi satu nama rasa, apakah itu bisa menggambarkan dan menjawab pertanyaan?
Ada senang, sedih, naik, turun, biru, merah, kecewa, berharap, tertarik, semangat, layu, mekar, marah, risau, bingung, yakin, percaya, ... apa lagi ya? Menyebutkan satu persatu jadi malah lupa, ada yang mau bantu mengingatkan kosakata perasaan? Tulis di komentar ya...
***
Bicara tentang perasaan manusia, aku pernah baca di suatu blog. Kalau perasaan manusia itu, kita mengiranya cuma bisa diisi satu jenis perasaan aja. Padahal kenyataannya ga begitu, bisa jadi perasaan manusia itu bercampur aduk. Manusia bisa merasa senang dan sedih sekaligus, meski logikanya, kalau orang senang itu tidak sedih begitu pula sebaliknya. Tapi kenyataannya, kamu bisa senang akan satu hal tanpa meninggalkan kesedihan pada hal lain. Bingung ya? Iya.. aku juga bingung ini nulisnya harus gimana. Intinya mah gitu.. perasaan manusia, ga cuma satu, bisa jadi bercampur. Dan kalau sudah begini, bercampur aduk, jadi tidak bisa digambarkan lewat kata-kata, juga mungkin ga bisa dipresentase-kan.
Jadi ingat pertanyaan seorang teman. Antara worry dan exited. "50:50?", tanyanya. Aku jawab, ga bisa dijadikan angka. Entahlah proporsinya berapa, yang kita tahu kita merasakan itu ada di sana. Kadang yang satu melingkupi yang lain. Unik ya? Perasaan manusia.
***
Terakhir, kalau seseorang bertanya padamu: sekarang perasaannya gimana? Apa jawabanmu?
Allahua'lam.
Terakhir, kalau seseorang bertanya padamu: sekarang perasaannya gimana? Apa jawabanmu?
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya