Follow Me

Friday, April 7, 2017

Real Self - Ideal Self

#blogwalking

Bismillah.

real - ideal

Rasanya.. seperti, dijawab. Mengapa ada saat dimana kita begitu benci pada diri kita sendiri, dan itu berefek dengan hubungan kita dengan orang lain.
Maka, ketika istilah ‘kelaparan ego’ diperkenalkan oleh Less Giblin dalam buku Seni Membina Hubungan dengan Orang Lain (diterbitkan oleh Gramedia), saya dibuat terhenyak. Menurut Less Giblin, ego (konsep diri) juga bisa lapar.

Dan orang yang kelaparan egonya, tak akan mungkin mampu berbagi dengan tulus, kepada orang lain. Dengan kata lain, hanya orang yang egonya telah ‘kenyang’lah yang mampu menjalin hubungan mesra, tanpa reserve, dengan orang lain. Orang semacam inilah yang akan mampu membina hubungan baik dengan siapapun, meskipun partner tersebut adalah sosok yang jutek, egois, suka menggosip… yakni orang-orang yang egonya masih lapar.

Penjelasan dari ungkapan Giblin bisa kita ambil dari Teori Kepribadian Sehat dari Carl Rogers. Menurut Rogers,  setiap orang pasti memiliki gambaran diri yang ideal (ideal self), yang pada masing-masing orang berbeda-beda, tergantung ideologi kehidupan yang dianutnya. Pada seorang Muslimah, sosok ideal yang diharapkan melekat pada dirinya adalah sosok mujahidah yang kuat dzikir, kuat fikir, kuat badan, kuat ma’isyah, kuat ibadah, kuat segalanya. Sayang, dalam tataran real, kita harus terbentur pada kenyataan akan diri kita yang sebenarnya (real self). Misalnya, sosok kita yang malas beribadah, sakit-sakitan, otak cupet, senantiasa terbentur masalah ekonomi dan sebagainya.

Semakin dekat atau semakin kongruen antara ideal self dengan real self, maka seseorang akan semakin sehat secara kepribadian. Dia semakin mencintai dirinya sendiri. Ia adalah orang yang kenyang egonya. 

Sedangkan semakin tidak kongruen alias semakin jauh real self dengan ideal self, maka seseorang akan semakin membenci dirinya sendiri. Ia adalah orang yang kelaparan egonya. Yang menginginkan sesuatu yang serba ideal, namun tak berdaya, atau tak kuat usahanya dalam mencapai idealisme tersebut.
- Afifah Afra, Kelaparan Ego
***

Masih ngutip hehe..
Hanya orang yang telah mampu mencintai dirinya yang bisa ikhlas mencintai orang lain. Orang yang mencintai dirinya adalah orang yang telah mengenal siapa dirinya, mengerti apa kekurangan kelebihannya, mengerti hak-hak dan kewajibannya sebagai manusia sebagai hamba Allah. Oleh karenanya, pengenalan terhadap diri sendiri merupakan suatu hal yang diwajibkan sebagaimana firman Allah,“dan pada dirimu, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Adz-Dzaariyaat: 21).
Akan ada masa kita merasa kesal pada diri sendiri. Saat itu terjadi, mari cek lagi apakah kita sudah mengenal diri? Apakah kita sudah paham kekurangan dan kelebihan diri? Apakah kita tahu hak dan kewajiban kita sebagai hamba Allah? Sudahkah kita penuhi? Apa yang perlu kita lakukan agar real self kita semakin dekat dengan ideal self kita?

Jawaban dari pertanyaan di atas, silahkan ditulis di kertas masing-masing. Berasa ujian essay hehe. Perlu dijawab saat kita sedang merasa lapar ego.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya