Follow Me

Friday, March 8, 2019

Berkomunitas Agar Tidak Berkutat dengan Rutinitas Saja

Bismillah.

Manusia adalah makhluk individual, tapi juga makhluk sosial. Artinya manusia membutuhkan orang lain, untuk menjalani hidupnya. Salah satu cara kita bersosialisasi, selain di sekolah, dengan keluarga besar, atau di masyarakat, adalah lewat gabung dengan komunitas.

Ada banyak alasan dan manfaat dari berkomunitas, berkenalan dengan banyak orang, membangun jejaring, meningkatkan soft skill, juga bentuk aktualisasi diri. Saat kita memilih berkomunitas, kita akan belajar mengenal diri. Kita mulai memilih komunitas yang ingin diikuti. Kita mencari tahu minat dan bakat kita.

Yang suka menulis, bisa gabung komunitas menulis, yang suka wirausaha bisa gabung komunitas enterpreneur, yang peduli pada kondisi bumi dan lingkungan bisa gabung komunitas zero waste, yang ingin belajar mencintai al quran juga bisa ikut komunitas yang fokus mengkaji al quran.

***

Saya termasuk yang suka berkomunitas, bergabung di satu dua ekskul saat sekolah, mengikuti beberapa UKM saat kuliah, bahkan sekarang banyak mencari komunitas online. Saya merasa kalau saya diam saja, dan tidak berkomunitas, bisa jadi saya tidak berkembang dan tidak tumbuh karena berkutat dengan rutinitas saja.

Karena minat saya literasi dan islam, saya banyak bergabung dengan komunitas dalam lingkup keduanya.

Komunitas Literasi

Komunitas literasi mencakup komunitas menulis dan membaca.

Komunitas menulis ada Sabtulis, dan 1m1c, saya juga mengikuti KMO dibimbing oleh Kang Tendi Murti (pelopor telegram Indonesia Menulis), serta ada grup kecil Sharpen The Saw.

Komunitas membaca ada Generasi Al Fihri (laporan membaca tiap hari), juga IMLA.

Komunitas Islam

Ada NAK Indonesia (cuma anggota, tapi dapet banyak ilmu dari grupnya), MPI Bandung (meski jauh, tapi masih aktif sebagai tim kulwap), ODOLA (laporan setiap hari juga).

Komunitas Lain

Ada satu komunitas lagi, saya baru gabung, tapi bukan termasuk dua kategori tersebut. MEC (Muslim English Club) Bandung. Meski jauh, dan tidak bisa mengikuti kegiatan offlinenya, saya berharap masih bisa mendapatkan manfaat dengan menjadi anggota grup MEC.

Akhir bulan ini in syaa Allah nambah lagi, nanti saya tuliskan kalau sudah resmi jadi anggota hehe.

***

Berkomunitas itu ibarat melakukan perjalanan bersama orang lain, ada komunikasi, berusaha saling mengerti, dan juga bekerja sama untuk menghasilkan sinergi. Mungkin perjalanannya tidak bisa secepat sendirian, namun in syaa Allah bisa menempuh jarak yang jauh.

Terakhir, mengutip Stephen R. Covey tentang interdependance (kesalingtergantungan),
Kesalingtergantungan adalah konsep yang jauh lebih matang dan maju. 
Jika saya saling tergantung secara fisik, saya percaya diri dan memiliki kemampuan, tetapi saya juga menyadari bahwa kalau bekerja bersama-sama, saya dan Anda dapat memperoleh hasil yang lebih banyak daripada yang dapat saya capai sendiri, bahkan dengan kemampuan terbaik saya. 
Jika saya saling tergantung secara emosi, saya memiliki rasa bermanfaat yang besar dalam diri saya, tetapi saya juga mengenali kebutuhan akan cinta, memberi serta menerima cinta dari orang lain. 
Jika saya saling tergantung secara intelektual, saya menyadari bahwa saya memerlukan pemikiran terbaik dari orang lain untuk digabungkan dengan pemikiran saya."
Selamat berkomunitas~

Allahua'lam.

***

PS: Tulisan ini seharusnya diikutkan pada menulis tematik di #sabtulis pekan kemarin, namun baru bisa diselesaikan hari ini.


No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya