Setiap perjalanan dimulai dengan satu langkah, begitu juga setiap perubahan, dimulai dengan satu gerakan. Perubahan adalah bentuk perjalanan juga. Perubahan menjadi diri yang lebih baik, dimulai dengan sebuah gerakan hati terlebih dahulu, yang kemudian disusul dengan gerakan pikiran dan tubuh.
Saat hati sudah bergerak, maka otak kita mulai merancang rencana, langkah apa saja yang harus kita tempuh untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kita mulai membuat list, hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kita akan membuat list tersebut berdasarkan pemahaman yang ada di diri kita, serta prinsip-prinsip yang kita yakini. Kita juga akan membuat list, hal-hal yang sebaiknya kita hindari dan tidak lakukan. Setelah membuatnya, kita mulai melangkah.
Awalnya, kita berpikir berubah itu hal yang mudah. Namun setelah menjalaninya kita tahu, bahwa ada banyak rintangan dan hambatan. Dalam hukum fisika, kita mengenal istilah lembam. Lembam adalah situasi dimana sebuah benda cenderung pada keadaan awalnya. Kita mulai merasakan bahwa kita sering lebih cenderung kembali seperti kondisi awal, ketimbang bergerak dan berubah sesuai arah yang kita inginkan. Komitmen kita diuji, apakah kita benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik, atau kita lebih suka diam saja.
Seseorang yang gerak hatinya kuat, maka gerak pikiran dan fisiknya pun akan kuat. Pasti ada saat kita ingin berhenti dan istirahat, namun jika hati kita sudah bersikeras ingin menjadi lebih baik, maka ia akan mengingatkan otak dan tubuh kita. Hal ini berarti, penting untuk menjaga dan menguatkan gerak hati.
Dalam perjalanan untuk berubah menjadi lebih baik, kita sesekali menengok kondisi hati. Mengingatkan niat awal, tujuan awal, alasan mengapa kita harus berubah, mengapa kita harus melalui perjalanan yang terjal dan melelahkan ini.
Ada yang ingin menjadi lebih baik karena orang lain. Ingin dihormati, ingin dianggap sukses, ingin diapresiasi. Yang alasannya karena orang lain, tentu akhirnya akan dihantam dengan alasan tersebut. Perjalanan berubah menjadi lebih baik bisa semata-mata berhenti karena ternyata orang lain dengan mudah mengabaikan perubahannya, hampir tidak mungkin memenuhi ekspektasi orang lain. Kita akan kecewa dan akhirnya memilih berhenti.
Jika kita menyandarkan alasan kita untuk mendapatkan ridha Allah, kita akan belajar.. bahwa tidak ada alasan lain yang lebih menangkan selain itu. Karena saat kita menempuh perjalanan menjadi pribadi lebih baik, Allah akan memberikan balasan pada setiap langkahnya, setiap jatuh-bangun kita setiap kali terpeleset. Allah juga Maha Melihat setiap perjuangan kita. Allah juga yang menghibur kita saat kita bersedih, dengan Kalam-Nya. Kita juga bisa bebas meminta petunjuk padaNya, saat kita merasa stuck dan tersesat. Bahkan kita diajarkan untuk meminta padanya, minimal 17 kali dalam sehari. Ihdinashiratal mustaqim.
Selamat menempuh perjalanan, untuk menjadi lebih baik.
'Asaa ayyahdiyani rabbi li aqroba min hadza rosyada. Aamiin.
Allahua'lam.
***
Tulisan ini diikutkan dalam gerakan #Sabtulis (Sabtu Menulis). Gerakan membangun habit menulis, minimal sepekan sekali setiap hari sabtu. Membahasakan gagasan, rinai hati, kisah, puisi, dan apapun yang bisa dieja dalam kata.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya