Bismillah...
***
Tapi…
Tapi…
Bagaimana mungkin hati bisa tersentuh dan mata membulirkan air yang menandakan sejuknya keimanan sementara saat ini hati kita tengah mati?
Bukankah ketersembunyian maupun keterkenalan adalah ujian tersendiri bagi kita? Maka mengapa mesti resah? Bukankah seharusnya fokus kita adalah beramal dan beramal?
Kenyataan bahwa beliau mampu tetap "tersembunyi" di tengah keproduktifan beliau dalam menebar manfaat, adalah hadiah dari Allah. Bukan karena ia berusaha untuk bersembunyi.
Kondisi sekarang, bukan menuntut kita untuk menghindari kemudharatan. Apalagi kemudharatan yang diduga-duga.
***
Yang kutakutkan :
Bagaimana mungkin hati bisa tersentuh dan mata membulirkan air yang menandakan sejuknya keimanan sementara saat ini hati kita tengah mati?Aku tahu, nantinya akan ada yang mempertanyakaan tentang ini. Apa yang salah? Dimana letak kemudharatannya?
Ah, tentu bagimu tidak cukup jawaban : adalah ini fitrah kita.
Jujur, aku masih speechless tentang rasa sakit ini. sakit?
Jujur, aku masih speechless tentang rasa takut ini. takut?
Aku mempertanyakan diriku Ya Allah :'(
Apakah tangis ini, adalah karenaMu, untukMu?
Atau justru, ini karena manusia?
Sesungguhnya hanya Engkau Yang Maha Mengetahui.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya