Bismillah...
"I will always wait for you", seperti itu.. tulisan yang tertera pada sebuah gambar di tumblr. Refleks aku langsung bertanya pada diri, Whom "you" refers to?
***
Hm. saya tidak sedang bergalau
ria loh. Cuma memang, tidak bisa tidak menjurus ke sana. Tentang “you”, yang
sebenarnya bisa saja kita refers to siapa pun.
Ya. Seharusnya kita tidak
terjebak pada satu terjemahan saja. Karena jika mau cermat, kata “you” di atas,
bisa saja kita artikan apapun. Karena "you" tidak terikat pada
male/female. Tidak juga pada singular/plural. Dan kalau mau bermain kata,
"you" juga tidak terikat untuk orang saja, karena bisa jadi itu
sebuah benda, atau moment, atau apapun.
waiting for you...
Menunggu... pernah diri beropini,
bahwa menunggu adalah pilihan. Pilihan yang harus kita pertimbangkan dengan
baik, pantaskah “dia” yang kita tunggu?
Tapi membaca quote ini :
Setiap kita sejatinya tengah menunggu, sebenci apapun dengan kata itu. Maka menunggu bukanlah pilihan, melainkan sebuah penerimaan. Mengisi waktu dengan kebaikan atau keburukan, menjejaki masa dengan karya atau sekedar bicara, disanalah letak pilihannya.
Aku jadi berpikir sejenak. Hm.
Ya, memang benar juga. Bahwa sebenci apapun kita dengan kata itu, menunggu
seperti sebuah hal yang pasti kita rasakan. Bahkan sejatinya, sekarangpun kita
sedang menunggu.. Menunggu, sampai nanti.. ajal memanggil. Menunggu, sampai
nanti.. hari penghisaban menyapa. Menunggu, sampai nanti... bertemu wajah Rabb
kita.
waiting for you...
Ternyata perihal pilihan
menunggu, bukan pada menunggu itu sendiri. Melainkan, pada apa yang kita
lakukan selama masa menunggu. Apakah kita hendak mengisi waktu-waktu menunggu
dengan kebaikan? Atau sebaliknya? Apakah kita hendak mengisi waktu-waktu
menunggu ini, dengan bekerja dan bekerja menghasilkan karya? Atau sebaliknya?
*sengaja tak menyebutkan hal-hal yang bersebrangan dengan kebaikan, bekerja dan
karya. Karena berharap, cukuplah itu saja yang kita lakukan di masa penantian
kita. Itu saja. Sedangkan apa-apa yang ada di kata “sebaliknya”, biarlah mereka
tidak masuk dalam to do list selama masa menanti ini.
***
waiting for you...
“Yes, still I will wait for you.”
Dan ia yang kusebut “you”, hanya menyimak. Ragu untuk menerjemahkan kalimatku.
“Yes you, you are” ucapku tersenyum, mencoba
meyakinkannya. Ia tersenyum tapi tak mendendangkan sedenting nada pun. Aku memang
sok tahu, tapi untuk yang satu ini.. aku tahu ia berucap dalam diamnya, “Soon I’ll
come..”
waiting for you...
Dan tentang pilihan-pilihan yang dalam masa penantian. Sudahkah kau pilih yang terbaik untuk mempersiapkan datangnya? Ada yang masih punya hutang puasa? Ada yang masih malas baca quran?
*Bletak! ah, jangan-jangan itu diri!
RAMADHAN :) I will wait for you..
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya