Follow Me

Saturday, June 20, 2020

Keberanian

Bismillah.

Courage is contagious: when one man of courage stands up, other men are affected, and stand up with him. - Yasir Qadhi

Keberanian itu menular: saat satu orang yang berani berdiri, orang-orang lain terpengaruh, dan berdiri bersamanya. - Yashir Qadhi

***

Apa yang harus aku tulis pekan ini? Begitu tanyaku pada diri hari jumat kemarin. Ada waktu tiga hari sampai ahad untuk menulis dan menyetorkan satu tulisan untuk #1m1c. Dari pertanyaan itu, aku membuka tumblr, dan mencari sebuah kutipan. Ini salah satu tips memulai menulis bagiku, mulailah dari sebuah kutipan, lalu tuliskan tentang kutipan tersebut dari sudut pandangmu, dari pengalamanmu, dan dari apa yang ada di "teko"-mu.

Saat membaca kutipan tersebut, aku teringat sebuah momen. Saat itu, acara kaderisasi suatu organisasi. Peserta mayoritas tidak memiliki keberanian untuk menyuarakan pendapat atau protes, apalagi kritik. Tapi seseorang memulainya, meminta hak yang seharusnya diterima peserta. Dan satu keberanian itu mengundang keberanian lain.

Kau tahu, waktu ashar selalu merupakan waktu yang sempit. Itulah mengapa akar katanya sama dengan surat al ashr yang mayoritas muslim sudah hafal. Hanya beberapa jam saja, sebelum akhirnya matahari tenggelam dan magrib datang.

Saat itu adzan ashar berkumandang, salah satu peserta dengan keberaniannya meminta waktu untuk shalat untuk dirinya dan teman-temannya. Tentu melalui birokrasi yang ada, tidak bisa dapat akses langsung ke ketua panitia acara, harus lewat ketua angkatan, lalu dari ketua ke salah satu panitia, kemudian dari satu panitia diskusi dengan panitia lain. Dan izinnya tidak diberikan. Kata panitia nanti di beri waktu untuk shalat shalat.

Saat itu sudah hampir jam 5, peserta masih belum diberi waktu shalat. Kata panitia, akan diadakan evaluasi dulu. Satu orang memberanikan diri maju dan bertanya lagi, melalui ketua angkatan, lalu ketua angkatan meminta ia bicara langsung dengan panitia. Percakapan pun berlangsung.

"Evaluasi cuma sebentar kok," begitu ucap panitia

"Sebentar lagi masuk waktu magrib kak," jawab peserta.

Panitia menilik jam dan sadar akan hal tersebut. Ia memang tidak menganut agama Islam, tapi ia cukup tahu waktu-waktu shalat.

"Tapi kan kalian tidak boleh shalat di labtek ini", ucap panitia mengingatkan peserta aturan zona. Bahwa selama proses kaderisasi peserta tidak boleh berada di zona tertentu.

"Saya bisa shalat di mushola gedung sebelah"

Panitia akhirnya mengizinkan peserta tersebut. Mengingatkannya agar nanti kembali ke sebuah area untuk ikut evaluasi.

Segera setelah mendapat izin, peserta tersebut berlari ke arah gedung lain, ia tidak sadar sesuatu jatuh saat ia berlari. Ia belum tahu, kalau karena keberaniannya teman-temannya ikut berdiri. Hingga izin diberikan bukan hanya untuknya, tapi juga untuk semua peserta.

Keberanian itu menular. Saat ada ketidakadilan, bisa jadi banyak hati yang ingin berontak, satu saja, satu saja yang berdiri, maka yang lain akan ikut berdiri.

***

Masa-masa itu, begitu berat. Menuliskannya lagi membuat mataku berkaca-kaca. Saat keberanian kita diuji. Ingin rasanya hanya membenci dalam hati, dan pergi menyelamatkan diri sendiri. Tapi bukan itu pilihan yang tepat. Harus ada yang berani berdiri, menularkan keberanian pada jiwa-jiwa lain.


Pernahkah kamu melihat peristiwa seperti itu? Saat keberanian menular, satu orang berdiri, kemudian yang lain ikut berdiri juga? Pernahkah kamu bertemu sosok itu? Atau adakah sosok itu di dirimu?

Ini bukan hanya tentang hal-hal besar. Termasuk hal-hal kecil. Semua orang membuang sampah di sembarang tempat, tapi satu orang, bukan pemulung, bukan petugas kebersihan, memilih untuk memungut sampah di dekatnya, dan memasukkannya ke tempat sampah. Atau saat semua orang asik ngobrolin keburukan orang lain, lalu satu orang berani untuk berusaha mengubah topik, agar pertemuan itu tidak menjadi pesta makan bangkai saudara sendiri. Atau contoh-contoh lain, yang mungkin kamu tahu ceritanya dan aku tidak tahu.

Keberanian itu menular, pertanyaannya maukah kamu menjadi sosok yang pertama kali berdiri?

Keberanian itu datangnya dari hati, apa kabar hatimu? Kau tidak membiarkannya berkarat dan mengeras kan? Kita belum lama meninggalkan Ramadhan, jangan abaikan hatimu, rawat dan hidupkan dengan terus terhubung denganNya, lewat kalamNya, juga lewat doa-doa yang kita ufukkan.

Allahua'lam.

***

Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi minamal satu cerita dalam satu minggu.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya