Pekan ini #1m1c temanya tentang lupa. Ada beberapa ide sebenarnya, seperti 3 hal yang tidak boleh dilupakan dalam hidup, tapi.. ternyata sulit milih tiga. Baru nemu dua, tapi rasanya salah hehe. Lalu aku memikirkan gagasan lain terkait lupa yang bisa ditulis, dan judul ini lah yang terlintas di kepalaku.
Apa lupa sebuah kesalahan? Bagaimana menurutmu apakah lupa sebuah kesalahan?
Tahun 2012, aku pernah menulis tentang lupa, bahwa lupa itu pilihan, takdir, dan kemampuan. Dan jawaban dari pertanyaan di judul menurutku ada kaitannya sama ini.
Baca juga: Melupakan
Sekilas, kita akan menjawab tidak, bagaimana mungkin lupa adalah kesalahan? Kan lupa adalah hal manusiawi?
Tapi coba bayangkan. Misal kamu dan temanmu janjian untuk olahraga bersama tiap hari Ahad. Suatu hari temanmu tidak datang, padahal sudah ditunggu-tunggu 2 jam lebih, kamu selesai lari, masih kamu tunggu. Mungkin temanmu lupa, begitu bathinmu kemudian menelpon atau chat temanmu, dan benar prediksimu. Ini satu kali, bisa dimaklumi. Ini bagian lupa adalah takdir, bahwa manusiawi kita bisa lupa. Mungkin kita terlalu sibuk dan banyak urusan, sehingga kita lupa pada janji yang pernah kita buat. Tapi bagaimana jika kesalahan ini diulang berkali-kali? Bukankah itu menjadi sebuah kesalahan? Mengapa? Karena melupakan bisa juga pilihan. Saat terjadi berulang terus menerus, artinya, ada yang salah. Mungkin hal tersebut tidak terlalu penting bagi kita sampai kita melupakannya. Iya memang, manusiawi, kita bisa lupa berkali-kali, tapi apakah masih bukan kesalahan jika kita pun tidak berusaha untuk mengingat? Padahal melupakan juga sebuah pilihan?
Sampai di sini, apakah jawabanmu berubah? Atau masih sama? Tentang melupakan sebagai sebuah kesalahan?
Dulu... aku mengira lupa adalah tabiat manusia, kalaupun lupa adalah kesalahan, itu kesalahan kecil. Tapi semenjak aku membaca sebuah tulisan, perspektifku jadi berubah.[1]
Tulisan itu menjelaskan tentang salah satu ayat di quran yang mengajarkan kita doa. Doa, agar kita tidak dihukum jika kita lupa. Mengapa Allah mengajarkan doa ini pada kita? Ternyata... tabiat manusia yang lupa ini, bisa menjadi kesalahan dan masalah besar untuk kita sendiri. Apalagi kalau yang kita lupakan adalah hal yang sangat penting, seperti melupakan jati diri kita sebagai seorang hamba, lupa kalau semua perbuatan kita saat hidup akan dipertanggung jawabkan.
“Laa tu-aakhidznaa in nasiinaa aw akh-tha’naa.” Jangan hukum kami jika kami lupa.
Bagaimana orang bisa lupa? Kapan seorang anak muda bisa lupa salat? Kalo dia nonton film. Dia nonton, filmnya bagus, Maghrib datang, lalu Maghrib pergi. “Oh, aku belum salat Maghrib. Yaa, sudah Isya. Yaa, aku lupa.”
Kamu lupa ketika kamu sibuk sama hal-hal yang kurang penting, dan kamu malah tinggalkan sesuatu yang lebih penting.
Kamu harus berupaya di hidup kamu, untuk tidak membolehkan hal-hal penting di hidupmu menjadi terlupakan. Ini butuh perencanaan (planning), ini juga butuh upaya (effort). Tidak akan terjadi secara otomatis.
Kita minta sama Allah, “Robbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiina aw akh-tha’naa.” Perhatikan kata-katanya. Jika menggunakan kata bentuk lampau (past tense), itu berarti, lupa dan melakukan kesalahan itu dilakukan cuma sekali, di waktu lampau, bukan terus-menerus lupa dan terus-menerus melakukan kesalahan.
Doa ini mengandung sumpah atau janji, “Ya Allah aku akan mengupayakan yang terbaik supaya aku tidak lupa, dan aku akan mengupayakan yang terbaik supaya aku tidak bikin kesalahan.” Tapi akankah terjadi, lupa dan bikin kesalahan? Ya, itu akan terjadi. Tapi itu tidak terjadi dengan direncanakan. Itu tidak terjadi dengan disengaja.
- Heru Wibowo, dalam tulisan Ayat yang Dijemput di Singgasana-Nya
***
Jadi apakah lupa sebuah kesalahan? Jawabannya ya, jika yang kita lupakan adalah hal penting. Jawabannya ya, jika kita tidak berusaha sama sekali untuk mengingat hal penting tersebut.
Dan jika lupa adalah kesalahan, seperti kesalahan yang lain, akan ada penyesalan yang kita rasakan, apalagi kalau kita tahu hal yang kita lupakan itu penting. Sebaliknya, jika kita merasa sesuatu itu tidak penting, maka saat melupakannya, kita tidak akan menyesal. Itulah mengapa kita harus tahu, hal-hal apa yang harus diingat dan tidak dilupakan dalam hidup.
Terakhir, yang ini bonus. Di awal aku bercerita niatan menulis tentang tiga hal yang tidak boleh dilupakan dalam hidup. Aku ingin menuliskannya di sini, untukmu yang sudah baca sampai akhir. Tiga hal ini, hanya tiga dari hal penting lain yang tidak boleh dilupakan. Bisa jadi juga aku tidak tepat memilih tiga. Jadi apa bel tiga hal itu?
1. Jati dirimu, siapa kita, bagaimana sifat dan karakter kita, keunikan kita. Termasuk bahwa kita seorang hamba, yang diberikan syakilah atau kemampuan unik untuk menjalankan misi kita di bumi, menjadi khalifah, eh, khilafah.
2. Bahwa hidup itu anugrah. Setiap nafas, setiap detik, adalah anugrah yang harus disyukuri. Seberat apapun beban yang kita pikul, segelap apapun hari yang kita lalui, ingatlah bahwa hidup adalah anugrah.
3. Bahwa kamu berharga dan dicintai. Bukan cuma oleh manusia lain, tapi yang terpenting oleh Rabb yang menciptakanmu. Yang terakhir ini bisa membuatmu bertahan dan tersenyum sembari menjalani hidup, hidup yang diisi dengan ujian silih berganti. Karena saat kita tahu bahwa kita berharga dan dicintai Allah, itu cukup untuk membuat hatimu tenang meski dirimu diliputi awan gelap yang mengundang resah, takut, dan perasaan negatif lain.
Sekian. Allahua'lam.
Terimakasih sudah membaca ~
***
Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi minamal satu cerita dalam satu minggu.
Lupa adalah manusiawi, namun kadang menyusahkan
ReplyDelete