Follow Me

Tuesday, June 16, 2020

Menilik Lima Tahun yang Lalu

Bismillah.

*warning* cuma cerita tentang diri

Kemarin, karena sebuah ingatan dan pertanyaan yang terlintas di otak aku menilik lima tahun yang lalu. Bukan dengan melihat blog ini, tapi blog lain. Dari sana aku melihat betapa terdistorsinya memoriku. Satu tahun itu, berisi tiga ratus lebih hari, tentu tidak semuanya sama kan? Tahun itu memang tahun pertama aku jatuh, dugaku, sebelum akhirnya aku menghilang dari peredaran. Tapi tahun itu juga, aku menuliskan beberapa tulisan yang aku tidak menyangka akan kutuliskan.

Menilik lima tahun yang lalu, dengan kaca mata yang lebih jelas membuatku memetakan lagi. Bahwa tahun itu Allah ingin menguji imanku, apakah iman tersebut benar, atau hanya perkataan kosong. Dengan ujian itu Allah ingin mengajarkanku tadharu', Allah ingin menguatkan lagi imanku. Tapi tahun itu, aku gagal, aku jatuh kemudian menjauh. Kemudian mencoba untuk bangkit dan mendekat, kemudian jatuh lagi, lagi, lagi. Dan atas rahmatNya, aku bisa sampai di sini. Aku masih melihat diriku lebih buruk dari diriku di masa SMA, atau awal kuliah. Tapi di sisi lain, aku melihat diriku banyak belajar pula dari pengalaman jatuh dan gagal berkali-kali.

Aku sering menyebut masa-masa berat itu sebagai masa saat aku kehilangan diriku, I lost myself, I don't remember who I am. Masa tersebut, masa gelap, ibarat jatuh ke jurang dan tidak tahu cara mendaki tebing yang tinggi. Aku tahu penyebabnya, dari mana aku mulai salah berbelok dan tergelincir. Aku kehilangan diriku, karena aku melupakan apa yang tidak seharusnya dilupakan.

Menilik lima tahun yang lalu membuatku bersyukur akan nikmat yang aku rasakan tahun ini. Ramadhan tahun ini yang berbeda, mungkin akan lebih banyak kuceritakan di masa depan, ketimbang Ramadhan tahun 2015. Karena aku menjalani Ramadhan di rumah, bersama mamah, papah, dan adikku. Merasakan nikmatnya shalat tarawih berjamaah berempat. Pengingat untuk tilawah yang tidak diucapkan, cukup dengan mendengar suara tilawah adik, atau ayah, atau ibu. Banyak yang bilang umurku sudah seharusnya menikah, tapi aku bersyukur ramadhan kemarin aku masih belum bertemu jodohku. Ramadhan seperti kemarin mungkin tidak akan pernah terulang.

***

Terakhir, ini bukan tentangku sih. Tapi ini termasuk yang kutemukan saat menilik lima tahun yang lalu. Qadarullah, karena menilik lima tahun yang lalu, aku jadi membaca nama inisial di desain-desain quotes, periople* ya, lengkap dengan tanda bintang diakhir. Memoriku memutar ulang tentangnya, yang sudah berpulang memasuki fase kehidupan barzakh, yang juga sementara seperti kehidupan di dunia. Kami tidak dekat padahal, awal hanya bertemu secara online, lalu ia S2 di ITB, seingatku mendaftar putri gading, pernah latihan bersama kah? Aku lupa.. Tapi aku masih ingat,.. di tahun yang sama keponakan keduaku dilahirkan, di tahun itu juga ia melahirkan anak keduanya. Aku ingat ia menuliskan pengalaman vbac-nya di instagramnya, kemudian beberapa bulan atau pekan, berita lelayu itu hadir. Dan kemarin, aku melihat jejak-jejak karyanya, goresan amal shalihnya. Sederhana, tapi berkesan. Aku jadi merindukannya. Aku jadi teringat kematian karena mengingatnya. Semoga amal shalihnya diterima, semoga dua bocah yang dilahirkannya menjadi anak-anak shalih, yang doanya terus mengalir padanya. Aamiin.

Penutup. Ini beneran terakhir V*

Menulis ini mengingatkanku pentingnya menilik masa lalu, untuk belajar dan mengambil pelajaran, serta untuk mensyukuri nikmat yang takterhitung dariNya. Jika ada yang membaca sampai kalimat ini, maukah kamu menuliskan juga pelajaran dan hikmah saat kau menilik lima tahun yang lalu di hidupmu? Tidak perlu di blog, cukup di notes hp, atau di sebuah kertas HVS. Kau tidak perlu membagikannya pada siapapun. Aku hanya ingin ada orang lain yang juga merasakan manisnya menilik masa lalu, dan mengambil pelajaran serta muhasabah darinya. Aku juga ingin mengajak orang lain bersyukur, atas nikmat dariNya lima tahun yang lalu, yang barangkali baru bisa diapresiasi tahun ini. Karena sebelumnya kita tidak mengerti, tapi tahun ini Allah mengajarkan kita arti dan maknanya.

Allahua'lam.


No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya