Kadang kita memang perlu memberi diri kita jarak dan waktu terhadap sesuatu. Mundur selangkah. Menahan diri dan pergi sejenak. Dari jarak dan waktu itu, kita akan belajar dan menyadari beberapa hal.
***
I take a step back. And everything becomes clear.
Tadinya aku diliputi kabut perasanku, tidak bisa melihat dengan jelas. Tapi dengan mengambil jarak dan waktu, aku jadi lebih jelas melihat. Aku jadi tahu, bahwa ketakutan yang kemarin-kemarin hadir, adalah karena aku mengikat perasaanku dengan harapan masa depan. Padahal tidak ada yang pasti di masa depan, kecuali kematian, dan hari kebangkitan. Tidak ada yang pasti, kecuali yang ditetapkan oleh-Nya.
I take a step back. And I understand my feeling more.
Perasaan yang tadinya hanya meliputi, terkadang merabunkan pandangan, terkadang membuat sesak dada. Perasaan yang tadinya hanya meliputi, membuat tersenyum sendiri setiap kali melihatnya. Seperti harta karun yang disimpan baik-baik. Jangan biarkan ada yang tahu. Ternyata perasaan itu bentuknya begini, warnanya begitu. Rasanya? Kalau rasanya aku sudah tahu sebelum mundur selangkah, karena tiap hari aku menghirupnya. Tapi setelah aku mundur selangkah, aku lebih paham akan perasaan tersebut. Bagaimana ia pertama kali datang, dengan nada dan kata apa ia pertama menyapa. Bagaimana ia tumbuh, kuncup kemudian berbunga. Aku menjadi lebih paham bagaimana caranya agar perasaan tersebut tidak merabunkan pandangan, langkah apa yang harus kuingat agar dadaku tidak menjadi sesak karena menghirupnya.
I take a step back. And I become more calm.
Rasa tenang itu Allah hadirkan saat aku mundur selangkah. Allah tahu mengapa aku mundur selangkah. Allah tahu ketakutanku. Allah tahu dan Allah mendengar rahasia-rahasia kecil yang kubagikan hanya untuk-Nya. Terkadang dalam untaian doa. Lain waktu dalam tulisan-tulisan yang hanya dibaca aku, dan diri-Nya.
Allah seolah mengajarkanku lewat proses ini, Bahwa saat aku butuh jarak dan waktu, untuk menjauh sejenak, mundur selangkah dari sesuatu, saat itu seharusnya aku isi dengan banyak hal yang mengingatkanku pada-Nya. It's not easy, and need effort. But it's worth the fight. Karena hanya dengan begitu, kita akan menyadari bahwa hal itu, sesuatu yang kita jauhi sejenak itu. The things we take a step back from, it is actually nothing. Or even if it is something, it's value is less less less less than Him.
**aku ingin mengeja kalimat takbir. tapi aku takut, takut karena aku belum benar-benar mengamalkannya. TT Allahuakbar, allahu akbar. I wish every second I remember that phrase. That Allah is always bigger than anything in my life. That I should be careful, cause the one who sees everything is watching me.
***
Kutulis ini untuk mengingatkan diri. Jika di waktu lain kamu merasa begitu kewalahan menghadapi ini dan itu. Terlalu disibukkan dengan perasaan itu dan ini. It's okay to take a step back. Mundur selangkah. Beri dirimu jarak dan waktu. Gapapa, asal habis itu ga melarikan diri wkwkwkwk.
Jangan lari dari masalah ya. Kau sudah mencicip sendiri, pahitnya akibat lari dari masalah. Jangan diulangi. Kalaupun benar-benar ingin lari, larilah kepada-Nya. He'll give you peace, and strength, and courage, so that you can face it. You just have to face it, the solution is already given. Kemudahan itu datang bersama kesulitan. Ya, bukan kesulitan yang datang bersama kemudahan. Tapi kemudahan yang datang bersama kesulitan. Allah wants ease for you. Allah wants many ease for you, for your life. Karena IA menginginkan limpahan kemudahan, karena itu, IA memberimu sedikit kesulitan.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya