Nukil Buku "Menata Kala", Novie Ocktaviane Mufti & Khairunnisa Syaladin.
***
"Allah, maaf aku salah fokus. Pikiranku diakuisisi penuh oleh hal-hal yang kukira penting padahal tidak..."
"Allah... Jangan biarkan aku lengah dan tergilas kerasnya urusan dunia. Tunjukkanlah aku jalan kebaikan, agar taat kepada-Mu dapat menjadi satu-satunya sumber kekuatan."
- Novie Ocktaviane Mufti & Khairunnisa Syaladin, dalam buku Menata Kala
***
Pernahkan kamu membuat tulisan yang ditujukan pada-Nya? Atau mungkin, awalnya kamu hanya menulis monolog pikiranmu, sembari mengajak berbincang pembaca tulisanmu. Tapi kemudian kamu teringat pada-Nya, dan kamu tuliskan di tulisan yang sama, kata-kata yang ditujukan pada-Nya.
Membaca kutipan dari buku Menata Kala di atas, aku jadi teringat dan disadarkan. Bahwa adakalanya, kita merasa perlu dan butuh menulis sesuatu pada-Nya.
Karena ada kalanya kita berbincang pada-Nya bukan lewat suara, tapi lewat isak tangis yang tertahan. Ada kalanya kita berbicara pada-Nya bukan lewat suara, tapi lewat tulisan yang sengaja kita tujukan kepada-Nya. Terkadang, kita butuh seperti itu. Menuliskan surat cinta kita kepada-Nya. Mengadukan resah dan gelisah dalam kata-kata tertulis. Berdoa dalam tulisan.
Tulisan-tulisan tersebut sebagian kita simpan rapi dalam lembar diary. Sebagian dalam file-file yang hanya bisa diakses dengan password. Sebagian dipublikasikan ke blog anonim. Serta sebagian lainnya dapat juga dibaca orang lain, meski tujuan tulisan tersebut masih sama. Masih ditujukan kepada-Nya.
Dan jikapun dibaca oleh orang lain, semoga itu menjadi kebaikan, dan mengajak pada kebaikan. Dan jikapun dapat diakses oleh publik, semoga tidak ada yang bengkok dan hangus dan terbakar. Karena sejatinya, niat itu tidak hanya ada di awal tapi juga di pertengahan dan di akhir.
***
Terakhir. Biasanya aku menutup tulisan di blog ini dengan doa. Tentunya doa-doa yang kutulis dalam blog ini kutujukan kepada-Nya. Karena aku yakin Allah Maha Mengetahui. Karena aku yakin Allah Menyaksikan. Semoga doa-doa itu dikabulkan olehNya. Semoga doa-doa itu tidak sia-sia karena kelalaianku menjaga niat agar lurus dan murni. Ya Allah, Ya Muqallibal qulub, tsabbit qulubana 'ala dinik. Aamiin.
Allahua'lam.
***
Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi minamal satu cerita dalam satu minggu.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya