Follow Me

Thursday, January 21, 2021

[On Going] Books I've been Reading

Bismillah.

#buku

Udah lama ga nulis nukil buku. Tapi ini bukan nukil buku sih. Cuma ingin cerita aja beberapa buku yang masih sedang kubaca:

1. Teman Imaji
2. Science and Me
3. Pearl from Surah Yusuf
4. Menentukan Arah

***

Teman Imaji

Baca juga: Menebak Teman Imaji 

Aku baru memulai beberapa halaman awal Hujan Bulan Oktober. Novel ini, meski tiap 'heading'-nya pendek, tetap saja lama untuk di selesaikan. Bukan karena tidak bagus, hanya saja aku menghindari membaca fiksi. Aku sudah terlalu banyak mengecap fiksi lewat mata dan telinga, dan otakku. Aku takut ditambah satu lagi. Aku bisa-bisa membuat novel sendiri, karena ingin membuat skenario lain dari fiksi yang kukonsumsi. Selalu begitu. Aku tahu.

Terlepas dari itu, aku senang ditakdirkan membaca Teman Imaji. Teman imaji mengingatkanku mengapa menulis fiksi itu penting, karena tidak ada sama sekali kesan menggurui. Pesannya disimpan dalam cerita. Nasihatnya disampaikan dari karakter A ke karakter B. Bukan ke pembaca langsung.

Ada dua hal yang membekas dan berulang kuingat di otak. Pesan yang tidak ingin kulupakan meski buku ini belum selesai dan entah kapan aku selesaikan membacanya.

Pertama, tentang sfi. Frase "too good to be true". Aku lupa halaman berapa, atau di bab berapa. Tapi Kica pernah bercerita tentang sesosok orang yang baginya too good to be true. Dan aku lupa siapa yang menjawab, tapi intinya, buku teman imaji mengajarkanku, bahwa ga ada yang too good to be true, termasuk sosok tersebut yang terlintas di otakmu. Kita cuma harus melakukan lebih banyak hal baik, agar sosok tersebut tidak too good to be true. Mungkin kalau frase/klausa galaunya tentang memantaskan diri. Intinya, jangan minder karena seseorang tampak terlalu bersinar untuk ada di sisimu. Tapi fokus saja melakukan lebih banyak hal baik, agar kamu juga bersinar lebih cerah. *aku benci mendapati diriku ga bisa nyari diksi yang lebih indah. Ketahuan banget jarang baca buku-buku dengan majas dan kata-kata sastra. I find it easier to say it in english. There's no a person who's too good to be true. Just focus on doing many good things, so you can also glow brighter. Perhaps, other people see you as the one who's too good to be true

Yang kedua, pesannya Abi pada Kica. Banyu pada Kica, saat sedang jalan-jalan di puncak, entah puncak gunung apa, ga inget-inget nama settingnya hehe. Sebenarnya hampir semua pesan Banyu bagus untuk diingat. Termasuk tentang anak tunggal, anak pertama dll. Banyu tuh ibarat guru kehidupan, bijak banget kayanya, banyak pengalaman. Dimata kica begitu, dan karena sudut pandangnya mayoritas dari kica, jadilah begitu juga karakter banyu di mata pembaca.

Btw, pengen nyalin percakapannya di sini, tapi takut jadi ketahuan. Ketauan apa? Hmm ada deh. Haha. *salin aja, sambil menenangkan diri, yang baca blog ini cuma kamu kok Bell. Jadi tenang.

"Seperti yang kau bilang. Little things matter. Banyak loh, orang yang bermimpi besar, bermimpi bisa melakukan perubahan besar, tapi malas untuk sekedar bangun pagi atau beresin kamar."
"Emang apa hubungannya mimpi besar sama bangun pagi atau beresin kamar?"
"Ada. Orang yang serius sama mimpinya, sama cita-citanya, pasti selalu bangun pagi. Sebab, di seriap harinya ada cita-cita yang ingin dicapai."
"Kalau beresin kamar?" Kica terbayang kamarnya sendiri. Selalu seperti habis tsunami di sana.
Banyu menarik napas panjang, mulai ngos-ngosan, "Orang yang berhasil itu selalu bersih. Hatinya, badannya, akalnya/ Kotoran sekecil apa pun dibersihkan. Kamar itu mencerminkan hati, badan, serta akal yang punya. Kalau dengan yang sederhana saja seseorang tak peduli, bagaimana dengan yang besar?"
#daribuku Teman Imaji hal. 214, Mutia Prawitasari 
***

Science and Me


Aku belum mulai membaca lagi heading kedua dari bab 3 buku ini. Cerita dan hikmah dari prodi Fisika dan Astronomi sudah selesai. Kini masuk ke prodi Kimia. Tapi karena gak sabar ingin baca tulisan yang menghadiahiku buku ini, aku akhirnya baca bab terakhir dulu, 2 heading sudah selesai, tinggal 2 lagi. Entah nanti kalau lanjut baca mau baca prodi kimia atau matematika.

Dari dua bab, ditambah seperempat bab 3 dan setengah bab 5, aku kepikiran untuk segera menyelesaikan buku ini dan ngiklanin peminjaman buku ini ke yang butuh. Buku ini bakal lebih bermanfaat kalau dibaca siswa kelas 12 atau TPB yang lagi galau mau pilih prodi mana. Membaca buku ini, juga membuatku membayangkan, gimana kalau tiap fakultas ada satu buku semisal ini. Yang isinya bukan Cuma teks book penjelasan prodi tersebut, tapi ada kisah nyata dari pengalaman mahasiswanya. Aku membayangkan mengajak mahasiswa STEI buat nulis tentang kisahnya masing-masing plus penjelasan tentang prodi tersebut. Btw, sekarang STEI ada berapa prodi? Seingetku, terakhir ada beberapa nama prodi baru. 6? Atau udah jadi 7? Yang udah terkenal dan lama ada 5 ya, STI, IF, EL, ET, dan EP. Trus ada satu lagi, lupa namanya, yang gabungan EL dan Mesin, Euro…? Bener-bener lupa haha.

Lepas dari istilah-istilah asing di dalam buku ini, sementara ada dua hal yang ingin catat di sini. Yang pertama tentang astronomi, suka aja, saat membaca sedikit penjelasan suhu di merkurius, dan kaitannya sama nikmat Allah menjadikan bumi sebagai tempat tinggal manusia. Yang kedua, tentang prodi matematika dan matakuliah yang di dalamnya memaksa untuk skeptis, jadi ga cuma terima bahwa 1 kali 0 itu 0. tapi harus ada pembuktiannya.

Ah ya, ada satu lagi. Pelajaran yang harusnya aku tahu waktu masih mahasiswa.

Ini satu yang aku sesali. Aku gak banyak menjalin komunikasi yang baik sama temen-temen if. Padahal harusnya aku yang aktif bertanya, dan meminta bantuan. Tapi aku sibuk sendiri dalam tempurungku. Humm. Yang ini di hidden aja. *curcol soalnya haha

Setelah solman, yang dibutuhkan anak matematika adalah teman………….yang nyambung sama dosen kalau lagi ngomongin teorema dan pembuktiannya di kelas, dan tentu murah hati, baik mau menunjukkan langkah-langkah yang masih "ghaib" bagi kelas "manusia biasa". InsyaAllah ada banyak, tips nya adalah berteman dengan siapapun dan terbuka pada kebaikan hatinya. Beneran deh, orang pintar itu default-nya penolong; asal kita mau ditolong, pasti mereka temani. 
#daribuku Science and Me, Nur Faizatus Sa'idah, dkk 
***

Wah, gak kerasa panjang ya… bersambung ya. In syaa Allah lanjutan 2 buku lainnya di episode 2 ^^

Btw, semangat baca~ meski satu halaman sehari, meski loncat-loncat, meski seringnya susah fokus hehe.

Semangat baca. Karena seperti perutmu yang lapar dan butuh makan. Otakmu juga butuh makan. Jadi, pilih buku yang kamu suka, dan lahap pelan-pelan. Rasakan manisnya membaca tiap lembar. Jangan buru-buru menelan tanpa benar-benar mengunyah.

Ada kalanya kamu perlu berhenti membaca, untuk kemudian ngobrolin isi bacaan tersebut dengan temanmu. Bertanya dan berdiskusi topik buku tersebut. Atau ada kalanya kamu sejenak berhenti membaca, untuk mencatat ulang quotes di dalamnya, capture bukunya, share ke story. Bukan supaya orang lain tahu pentingnya membaca, tapi supaya kamu suatu saat melihat jejak bacamu. Lalu kamu meresapi ulang makna dan pelajaran dari quotes tersebut.


Jadi, yuk baca buku~

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya