Follow Me

Saturday, January 16, 2021

SelfD #4 : If I could do anything, what would it be?

Bismillah.

#SelfDiscovery

Saat membaca pertanyaan di judul jawabanku satu sebenarnya. I want to travel alot. Pengen naik gunung, pergi ke pantai, melihat indahnya laut dari dekat, mengunjungi banyak tempat baru, bertemu orang-orang baru, baik di perjalanan maupun di tempat yang dituju. Mendengar lebih banyak bahasa, latihan berbicara dengan bahasa tubuh karena ga paham bahasa native tempat tersebut, dll.


Itu satu hal. Yang sebenarnya bisa saja aku wujudkan, ada banyak kesempatan, tapi aku belum pernah benar-benar berusaha untuk meraihnya. Tentu saja, aku pernah safar. Seperti suatu pagi tahun 2011 ke curug, acara jalan-jalan aksara (2 kali), acara kaderisasi unit yang konsepnya camp/mabit. Atau safar saat silaturahim,baik menghadiri undangan atau ta'ziah. Tapi lepas dari itu, jujur aku merasa banyak melewatkan kesempatan untuk safar, lebih ke prinsip kecil yang ingin kujaga sih. Seperti saat ada acara study tour ke malaysia. I found myself funny actually. Karena aku ikutan buat paspor karena keinginan untuk safar itu ada, tapi aku tidak benar-benar ikut. Hmm.


***


Satu hal lagi. Karena aku merasa yang diatas terlalu egois hahaha. Aku tiba-tiba teringat salah satu program kekeluargaan di astri, saat diminta buat video berisi mimpi, dan aku malu saat melihat video teteh-teteh dan temen yang lain berisi mimpi besar yang gak berhenti di diri sendiri. It feels like I still have a long way to learn to dream big, and try to achive it. Bukan angan-angan kosong.


Aku ingin memperkenalkan islam, ke banyak orang, terutama ke anak-anak yang lahir dan tumbuh di negara non-muslim. Gak harus dengan ngenalin islam itu gimana, atau langsung ke quran. Mungkin bahkan caranya cuma sekedar bermain bersama, dan menunjukkan islam lewat akhlak kita, lewat hijab yang menjadi identitas muslimah. So when they grow up, they will have a good start point to learn islam, to know their Rabb, to realize the straight path that they need to walk upon.


Aku juga ingin terus menulis, kalau yang ini sebenarnya, tanpa pertanyaan di judul juga sedang dan masih ingin terus kulakukan. Akan ada masa seperti saat ini, dimana aku ingin berhenti menulis saja, bukan karena aku tidak lagi ingin menulis. Hanya saja, aku merasa teko-ku kotor, kosong, jikapun terisi air, airnya tecemar oleh racun. Aku takut, jejak tulisan ini bukan membantuku, namun justru mencelakakanku. Tapi rasa takut ini tidak boleh menjadi alasanku berhenti menulis. Tidak boleh, terutama saat Allah memberiku nikmat ini, nikmat ide yang mengalir, jemari yang bergerak bebas, dan iman, iman yang aku harap mengisi penuh hatiku, menghiasinya meski hatiku masih sedang berjuang atas penyakit yang dideritanya.


Jadi ngelantur ya?


***


Anyway, there's so many things that I would do if I could do anything. I want to visit my friends, and tell them how grateful I am to be their friend. Have a long and nice talk with them directly.


I want to become a proud daughter for my parents, still 'berjuang' to achieve it. I find it difficult to choose vocabulary for 'berjuang', fight? struggle? it just doesn't seem to fit the nuance of 'berjuang'. fight seems like a war.and struggle sounds like a lot of pain. I am not in a war, netheir I am in pain. I might be still haven't take a step. Or it's just in my head. Of course I have take a step towards it, but a little baby step. **just keep walking, but you better run bells.


I want to meet him too. The one I don't know his name or recognize his face yet. Untuk bagian ini, sebenarnya aku masih terlalu fokus ke diri sendiri, sampai kadang melupakannya. Aku sibuk bertanya-tanya, am I belong to good women, so that he's a good man. I just belive that Allah made everything in pairs, from the...

سُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ

I also would like to have a musyrifah, which I meet offline and have a halaqah once a week. Cause I really need it. I do really need it. I need someone, or some system that force me to have a good quantity and quality with the quran.


Mau dilanjut? Kayanya gak bakal selesai hehe. Harusnya dibuat poin-poin saja, ditulis tangan, dijadiin pembatas buku, biar sering-sering dibaca. Hmm gatau deh, beneran dibuat apa gak. Minimal aku sudah menulis beberapa di sini. Semoga tidak berhenti di tulisan.


Sekian~ Bye.


***


No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya