Follow Me

Saturday, June 22, 2019

Kawan, Sahabat, Teman?

Bismillah.

Ada beberapa kata yang berbeda untuk mendefinisikan seseorang yang dekat dengan kita, kawan, sahabat, teman, sohib, rencang *ada yang gatau ini bahasa apa? hehe.

Begitu pun di Al Quran. Ada beberapa. Salah dua satunya disebutkan di ayat-ayat ini.

فَمَا لَنَا مِن شَـٰفِعِينَ

Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at seorangpun, [Surat Asy-Syu'ara (26) ayat 100]

وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍۢ

dan tidak pula mempunyai teman yang akrab, [Surat Asy-Syu'ara (26) ayat 101]

Yang pertama Syafi' dan yang kedua Hamim. Sebenarnya malah tiga ya? Sama Shadiq? Untuk arti dan perbedaannya bisa baca di Jenis Teman dalam Al Quran

Nah, ada yang unik dari bentuk kata syafi' dan hamim. Yang satu bentuk plural, alias jamak. Dan satu lagi bentuk singular atau tunggal. Ada yang bisa nebak mana yang bentuk tunggal mana yang jamak? *saya juga sempat ragu, sampai keinget muslim chart

muslim chart.
Syafi'ina adalah bentuk jamak. Sedangkan hamim adalah bentuk tunggal. Apa bedanya dua kata yang sama-sama mendefinisikan "teman"?

Syafi' adalah teman biasa, yang tidak terlalu dekat dengan kita. Atau dekat mungkin, namun ia tidak tahu banyak tentang sisi buruk di diri kita. Ia belum pernah melakukan perjalanan dengan kita, belum pernah nginep/camping bareng, dan juga belum pernah berbisnis dengan kita. Syafi' adalah orang-orang yang saat ditanya, "B tuh orangnya gimana?" maka mereka bisa dengan mudah menjawab, "B? Orangnya baik."

Sedangkan hamim, adalah teman yang bukan sekedar teman. Seorang sahabat yang tahu sisi buruk kita, kekurangan kita.

And they're saying, fama lana min syafi'in wala shadiqin hamim. We don't have people that are going to make a case for us, we don't have any friend that is intimate and close. 
Now in this language, the first group that they complain they don't have in their favor, on their side is syafi'in which is plural, people who will make a case for us. And then they say, we don't have a single friend that is close to us, shadiqin hamim, an intimate close friend. So they go from people who make a case for us, which is plural, to a single friend which is really powerful. 
Because, you know when you ask somebody, "Hey, what do you think of this person?"
"You're alright, they're cool" You know? You can find a lots of people that are "okay" with you. They don't know you well enough. "And they're seems like a good person". That's a syafi' that's someone who came and said "Yeah, you know what? You're not that bad." 
But then to find someone who's closed and intimate, and knows you deeply well and then care about your well-being and stops and tries to plead on your behave that, "please don't let him go into the hell fire" "I'll vouch for him", etc. There's not gonna be a lot of people. There's not a single one. 
So the one that tend to have many of, the plural is used. And the one that just, maybe if you find one, that would mean a lot, the singular is used. And there's an immediate switch from the plural to the singular. It's very powerful and beautiful. 
- Nouman Ali Khan, Company in Paradise (Amazed by The Quran Season 2)
Immediate switch, perubahan dari bentuk jamak ke tunggal, kalau kita bisa melihatnya saat membaca quran, seharusnya itu membuat kita merenung dan berpikir. Lalu kita amazed, kagum.

Bahwa Allah tidak hanya menggambarkan kenyataan di hari akhir nanti, bahwa jumlah teman yang sekedar tahu/kenal kita lebih banyak, ketimbang sahabat yang tidak cuma tahu baik-baik kita tapi juga kekurangan dan keburukan kita itu sedikit. Allah juga menggambarkan kenyataan tersebut di dunia. Coba hitung jumlah 'friend' di FB, atau jumlah teman satu almamater, satu kelas, teman satu daerah, banyak kan? Tapi yang benar-benar mengenal kita, tahu kekurangan dan kelebihan kita, ada berapa? Sedikit.. mungkin sangat sedikit.
Fama lana min syafi'in wa la shadiqin hamim. And in doing so, Allah doesn't just describe something that happen on the judgment day. As a matter of fact He described the matter of relationship. You know, casual relationship where people will have good opinion of you, are lots of them. There's acquaintances that thinks highly of you, or think okay of you. They don't have a poor opinion of you. They're syafi'. You know. 
But then, to have people vouch for you, that are the closest most intimate friend, that's actually a testimony of character. Because people that are very very close to you, they know your flaws, they don't just know the good thing about you. Right? So when they speak highly of you, that's actually means something. That's actually genuinely means something when they speak highly of you. So that's kind of settle lesson that's taught just by the switch between the plural and the singular.
- Nouman Ali Khan, Company in Paradise (Amazed by The Quran Season 2)
***

Dua ayat ini mengingatkanku untuk belajar bahasa arab, *hmmm. Kalau kata orang, bahasa arab-lah yang bisa membuat kita betah berlama-lama dengan quran. **jadi kapan mau belajar Bell??

Dua ayat ini juga menghiburku, yang kemarin-kemarin sempat sedikit sedih karena memikirkan pertemanan, persahabatan. Seolah ayat ini, menepuk pundakku pelan, "memang begitu, hanya akan ada sedikit."

Dua ayat tersebut juga mengingatkanku pentingnya memperhatikan akar pertemanan kita. Agar tidak berhenti di dunia saja, tapi juga hingga akhirat nanti. Berteman, bersahabat karena Allah. Iman yang menguatkan jalinannya, dan setiap bertemu, atau berkomunikasi, masing-masing saling mengingatkan kepada Allah, mungkin tidak selalu lewat sharing ayat quran atau hadits, tapi bisa jadi lewat keteladanan kecil, ajakan shalat berjamaah di awal waktu, setiap bertemu memberi salam dan berjabat tangan, dengan wajah tersenyum, dll.

Kawan, sahabat, teman... bisa lebih bermakna, jika jalinannya berakar dari iman, dan dihiasi dengan tawashau bil haqq dan tawashau bis shobr. Saling mengingatkan pada kebenaran, dan saling menguatkan dalam kesabaran.

Allahua'lam.

***

Keterangan:

[1] Nouman Ali Khan, Company in Paradise (Amazed by The Quran Season 2)


[2] Tulisan ini diikutkan dalam gerakan #Sabtulis (Sabtu Menulis). Gerakan membangun habit menulis, minimal sepekan sekali setiap hari sabtu. Membahasakan gagasan, rinai hati, kisah, puisi, dan apapun yang bisa dieja dalam kata.

***

PS: Baru nyadar tulisan sabtulis dua pekan sebelumnya, juga ambil dari video ini. 

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya