Follow Me

Wednesday, June 5, 2019

Sepiring Berdua

Bismillah.
#banyakcurhat #hikmah

Ada banyak piring dan mangkuk, mengapa harus sepiring berdua? (Photo by Brooke Lark on Unsplash)

Judulnya menipu, maaf *peace hehehe. Tulisan ini tidak akan berbicara tentang romantisme sepiring berdua. Bukan juga tentang tips, supaya tidak makan berlebihan di hari raya idul fitri, wkwkwk. Cuma tulisan refleksi saja, setelah sebulan lebih merasakan sepiring hp berdua. Hehe.

***

Qadarullah, atas kehendak Allah, aku ditakdirkan puasa dari gadget kecil yang merupakan sumber utama distraksi keseharianku. Tepatnya 24 April lalu, aku mulai merasakan pengalaman se-hp berdua. Ga seromantis kedengarannya. Pun sebenarnya, lebih pas jika disebutkan aku numpang dan pakai fasilitas hp orang.

No.hpku masih sama, iya nomer legenda itu. Terpasang di hp nokia, yang cuma bisa sms dan telpon. Padahal Ramadhan aku diharuskan bisa akses aplikasi messaging hijau tua itu, yang sempat dibatasi aksesnya oleh kominfo beberapa saat yang lalu. Jadilah sejak itu, aku numpang di hp adik. Sisanya, aku memanfaatkan laptop dan internet.~ kayanya emang aplikasi itu yang aneh. wkwkwk.

***

Ada banyak hikmah dari kejadian itu.

Pertama, Allah ingin membantuku agar tidak impulsif. Dan itu dilatih sebelum Ramadhan, biar pas Ramadhan tinggal melanjutkan habit.

Tadinya sempat mikir, offline selama Ramadhan, bener-bener off. Tapi ditelpon dua orang dari dua grup berbeda. Intinya diingatkan, jangan sampai karena keterbatasan fasilitas, kegiatan jadi terhalang. Padahal kan bisa cari jalan dan solusi lain. Akhirnya deh, memutuskan jadi benalu di hp adik.

Kedua, orang tua ikutan senang. Terutama saat aku bilang, agar tidak terburu-buru mencari pengganti. Dan meniatkan sekalian aja sampai Ramadhan selesai, dengan harapan bisa mengoptimalkan ibadah karena sumber distraksinya berkurang. Tapi... jangan tanya gimana pelaksanaannya ya? Hehe. Masih banyak kekurangan. Ga ada hp, ada laptop dan internet soalnya hehe. Jujur agak kaget juga, karena ternyata Ramadhan ini aku begitu ekstrovert. Hampir semua sosial media dan blog aktif, atau minimal update. Kecuali facebook kali ya, karena memang pindah ke akun khusus ramadhan.

Ketiga, meski awalnya ribet dan sebel. Lama-lama mulai merasa biasa. Kadang kalau sore pulang, pengennya nyita hp adik hhehe. Kan, dari jam 10-15, ga cek aplikasi messaging itu, pengen baca-baca, balesin pesan dll. Tapi.. lama-lama nyadar, ya namanya juga numpang, jadi ga boleh lupa diri hehe. Trus nyadar juga, ternyata ga cek seharian juga biasa saja. Seperti saat adik ke Pemalang, yang artinya otomatis sekitar 24 jam aku ga ada akses internet. Masih buka laptop sih hehe, baca-baca memori Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, nulis diary, dll. 

***

Hari ini, sebenarnya aku takut. Bisakah hikmah yang sudah kupelajari itu kuamalkan, meski sekarang sumber distraksinya sudah hadir kembali? Akankah bisa istiqomah untuk menjauhi distraksi dan fokus pada prioritas-prioritas hidup, yang semoga mengantar menuju jannah-Nya? Berbagai kekhawatiran hadir, termasuk pertanyaan, bisakah aku mentakbirkan asma-Nya di luar Ramadhan? Tapi khawatir saja tidak akan menyelesaikan masalah kan? Atau kalau kata ustad Salim, kekhawatiran tidak menjadikan masalah membesar, hanya diri kita saja yang mengerdil. *ada yang tahu redaksi aslinya?

Bismillah. Ramadhan sudah genap hitungannya. Mari menjalani bulan-bulan berikutnya, dengan bekal takwa yang kita dapatkan setelah berpuasa di bulan Ramadhan. Semoga kita termasuk, orang-orang yang bertambah ketakwaannya, diterima amal ibadahnya dan diampuni dosa-dosanya. Aaamiin.

Terakhir, untukku.
I ask you guys, for example, take your cellphone away, mobile devices away, because some of you are so obsess and you're so addicted, unfortunately to your devices, that you actually can't even help yourself. You're no longer in control. Which is a sad state of affairs.

You see? Allah dignified human beings, with this incredible faculty, this is an incredible gift. It does capable of amazing things 

So even if you can't give up entertainment, or video games, whatever it is. If you can't give it up, at least cut it down, significantly. So you can actually use your mind for what it was created for. Something higher. Something more.
- Nouman Ali Khan, Quran for Young Adult Day 6.2
Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya