Photo by Daniel Cheung on Unsplash |
Menjelang idul fitri biasanya menjadi momen untuk kumpul keluarga. Ini termasuk salah satu alasan mengapa ada budaya mudik, ya, untuk kumpul. Kumpul merupakan salah satu cara ampuh untuk mengusir kesepian. Yang merantau? Ga bisa mudik? Apa artinya ia harus rela berteman dengan sepi? Tentu saja tidak, karena sebenarnya kalau kita mau cari, pasti ada orang-orang yang bisa kita ajak untuk kumpul. Entah itu sesama perantau dari satu daerah, atau ke masjid, dan bertemu sesama muslim. Atau bisa juga hadir ke rumah yang mengadakan open house. Aku pernah membaca tulisan dan cerita langsung dari teman-teman yang lebaran di kampus.
Kalau masih tidak bisa kumpul? Mungkin satu hal ini bisa sedikit menghiburmu, diambil dari serial Amazed by The Quran, judulnya "Company in Paradise".
Ada dua ayat dengan immediate switch, perubahan dari kata tunggal ke kata jamak, atau sebaliknya dari kata jamak ke kata tunggal.
Yang pertama, perubahan dari tunggal ke jamak, pada ayat yang menggambarkan tentang penghuni surga.
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدْخِلْهُ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا
"... Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya..." [Surat An-Nisa (4) ayat 13]
Waman yuthi'illaha wa rasulahu, barangsiapa taat kepada Allah dan rasulnya. Yudkhilhu, Allah akan memasukannya, Allah will entered him. Kata ganti tunggal semua. Jannatin tajri min tahtihal anharu. Ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Kholidina fiiha, sedang mereka kekal di dalamnya. Kata ganti jamak.
"Allah is describing the scenario of someone who didn't have much company in this life. Perhaps because of their faith they were left alone.
Perhaps because of their faith, everybody around them abandoned them. Their family disown them, their friends left away from them.
And maybe even if they were around muslims, they were the only one who took islam seriously or something. And as a result they felt isolated. They felt pushed away from other people.
And these are people who did not let go of their commitment to good deeds and obedience to Allah and His messenger, regardless of the pressure that came. Regardless of the isolation that they felt." -Nouman Ali Khan
Perasaan kesepian itu manusiawi, setiap orang pernah merasakannya. Dan salah satu cara mengusirnya dengan kumpul. Tapi kadang, ada kesepian yang masih terasa meski di keramaiaan.
Allah melalui ayat ini menghibur orang-orang beriman yang kesepian. Bahwa perasaan itu akan hilang, di dunia, lewat orang-orang yang dikirimkan Allah untuk menemani kita. Dan juga di akhirat kelak, saat kita masuk surga.
"The first gift when He entered him into the gardens, into the gardens of heaven, in jannah, is that they're in a company. They're never gonna be alone again. They will remain.
So Allah actually pushed them into plurality. He gives them a new family. He gives them company, things that they lost out or missed out on as a result of their islam, as a result of their submission. Subhanallah." -Nouman Ali Khan
***
Trus, apa harus menunggu di surga dulu, baru hilang rasa sepi? Ga dong hehe. Allah mensyariatkan kita untuk menyambung silaturahim, saling bertukar salam, memberi hadiah, sebagai hal-hal yang bisa mengusir kesepian, termasuk kumpul.
Meski kita mungkin bukan social butterfly, sesekali paksakan dirimu untuk hadir dan kumpul. Kalaupun tidak bisa hadir secara fisik, pastikan komunikasi tersambung. Telponlah orang tua, teman-teman, sanak saudara. Atau kirim pesan, apapun yang bisa mengusir rasa sepi, jika kamu tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Ingatkan diri kita, bahwa kita tidak pernah benar-benar sendiri.
Terakhir, semoga perpisahan kita dengan Ramadhan tidak memisahkan kita dengan kebiasaan baik, dan amal ibadah yang kita lakukan di dalamnya. Selamat kumpul, semoga amal ibadah kita diterima, dan dosa-dosa kita di ampuni. Aamiin.
Allahua'lam.
***
Keterangan:
Tulisan ini diikutkan dalam gerakan #Sabtulis (Sabtu Menulis). Gerakan membangun habit menulis, minimal sepekan sekali setiap hari sabtu. Membahasakan gagasan, rinai hati, kisah, puisi, dan apapun yang bisa dieja dalam kata.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya