Follow Me

Monday, June 24, 2019

Juni, Bulan Kampanye LGBT

Bismillah.

#nukilbuku #buku

Awal juni yang lalu dari sebuah grup whatsapp aku baru tahu, kalau bulan ini bulan kampanye lgbtqia. Adakah yang sadar, mengapa banyak 'pelangi' dimana-mana? Termasuk logo Medium. *berkunjung ke medium rasanya jadi agak gimana karena asosiasi warna pelangi yang dijadikan 'brand' kampanye mereka.


Padahal pelangi itu ciptaan Allah, pelangi hasil distorsi cahaya sesaat ketika hujan reda, dan cahaya matahari bersinggungan dengan tetesan airnya.

Baca juga: Pelangi yang Tak Lagi Indah (tulisan di blog nakindonesia)

Mumpung masih Juni, dan qadarullah aku baca buku yang membahas tentang kemungkaran kaum luth, yang kini terulang dan dinamakan lbbtqia. Izinkan aku menukilkannya di sini. Things we should know, how we should see lgbt (bukan orangnya, tapi yang dikampanyekan). Dari Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam buku Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu.

***

Pelajaran dari Surat Al A'raf, dan Kaitannya dengan LGBT


Bagi orang yang berakal bisa mengambil pelajaran dari apa yang dikisahkan Allah dalam surat Al-A'raf, tentang orang-orang yang mengumbar hawa nafsu yang tercela, agar menjadi peringatan dan pelajaran.

Allah memulai kisah tentang hawa nafsu Iblis yang menyombongkan diri untuk taat kepada perintah Allah, yaitu bersujud kepada Adam....

Kemudian Allah menyebutkan hawa nafsu Adam yang ingin kekal di surga....

Kemudian Allah menyebutkan cobaan yang menimpa orang-orang kafir yang menyekutukan-Nya dengan hal-hal yang tidak diterangkan-Nya.

Selanjutnya Allah menyebutkan kisah kaum Nuh dan hawa nafsu yang mengakibatkan mereka tenggelam dalam keduniaan dan akhirnya mereka masuk ke neraka di akhirat. Kemudian Allah menyebutkan kisah Aad dan hawa nafsu yang menyeret mereka kepada bencana yang mengerikan dan siksa yang tiada henti-henti. Kemudian kisah kaum Shalih yang juga tak jauh berbeda gambarannya, kemudian kisah para pemimpin yang fasik, orang-orang yang menyenangi sesama jenis dan meninggalkan para wanita. Mereka bermain-main dalam kesesatannya dan mereka menjadi buta karena mabuk cinta. Bagaimana Allah menghimpun siksa lalu ditimpakan kepada mereka, yang tidak pernah ditimpakan kepada umat selain mereka. Mereka dijadikan pendahulu bagi rekan mereka yang tindakannya seperti kaum Luth, baik yang dahulu atau yang datang kemudian. Tatkala mereka semakin kelewat batas dan menjadi-jadi dalam kedurhakaan itu, maka para malaikat menghampiri Allah karena perbuatan tersebut, bumi mengadu kepada Allah menghadapi urusan aneh itu, para malaikat lari ke penjuru langit, dan Allah sudah menetapkan bahwa Dia tidak akan menghukum orang-orang yang zhalim kecuali setelah menyampaikan hujjah atas mereka, mendahuluinya dengan janji dan ancaman. Allah juga mengutus Rasul-Nya agar memperingatkan perbuatan mereka yang buruk dan menyampaikan adzab-Nya yang pedih. Maka beliau berseru kepada semua manusia, dan beliau adalah pemberi nasihat yang paling agung,

"Mengapa kalian mengerjakan perbuatan mesum itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini sebelum kalian)?" (Al A'raf: 80)

Kemudian beliau mengulang lagi perkataannya agar menjadi nasihat dan peringatan bagi mereka, mesentara mereka dalam cinta yang memabukkan dan mereka tidak berpikir,

"Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada merek), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampaui batas." (Al A'raf: 81)

Orang-orang yang dimabuk cinta itu memberi jawaban layaknya orang yang tenggelam dalam nafsu dan kesewang-wenangan serta hatinya tertutup oleh cinta,

"Usirlah Luth beserta keluarganya dari negeri kalian, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih." (An-Naml; 56)

Tatkala waktu yang telah ditentukan tiba dan saat yang telah ditakdirkan datang, maka Allah mengirim utusan ke rumah Luth, yang tiada lain adalah malaikat yang elok rupawan dalam wujud manusia. Tidak pernah ada laki-laki yang setampan malaikat itu. Mereka datang ke rumah Luth sebagai tamu, yang kemudian diterima dengan tangan terbuka.

"Dan, tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata, 'Ini adalah hari yang sangat sulit'." (Hud: 77)

Lalu ada kabar selentingan yang didengar kaum Luth, bahwa Luth kedatangan para pemuda yang tampan, yang ketampanan dan keelokannya belum pernah dilihat bandingannya. Sebagian di antara mereka menyampaikan kabar ini kepada sebagian yang lain, hingga akhirnya mereka mendatangi rumah Luth, untuk melampiaskan birahi dan mendapatkan puncak kenikmatan.

"Dan, datanglah kepadanya kaumnya yang bergegas-gegas. Dan, sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji." (Hud: 78)

Tatkala mereka memasuki rumahnya dan siap menyerangnya, maka Luth berkata kepada mereka, sementara hatinya gundah, sedih bercampur khawatir,


"Hai kaumku, inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagi kalian, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian mencemarkan (nama)ku terhadap tamu-tamuku ini. Tidak adakah di antara kalian seorang yang berakal?" (Hud: 78) 

Tatkala mendengar perkataan Luth itu, maka mereka memberi jawaban sebagaimana layaknya orang yang keji dan mesum,

"Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki." (Hud: 79)

Lalu dengan suara yang berat Luth berkata,

"Seandainya aku ada kekuatan (untuk menolak kalian) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)." (Hud; 80)

Tatkala para malaikat yang menjadi utusan Allah itu (para tamunya) mengetahui kekerasan kaum Luth di hadapan Nabi-Nya, maka mereka membuka hakikat jati dirinya, lalu berkata, "Tenangkanlah dirimu,


"Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Rabbmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu." (Hud: 81)

Luth merasa senang, karena beliau merasa diselamatkan kekasihnya dari kejahatan. Lalu dikatakan kepada beliau,

"Sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikutmu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kalian yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa adzab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?" (Hud: 81)

Tatkala mereka tetap bersikukuh untuk dapat mencumbu tamu-tamu Luth dan mereka tidak mau mempedulikan kebenaran, maka Jibril memukulkan sayapnya ke wajah mereka, hingga mata mereka tercongkel keluar dan mereka menjadi buta. Mereka pergi dari rumah Luth dalam keadaan buta sambil meraba-raba. Meski begitu mereka berkata, "Besok engkau akan tahu apa yang bakal engkau alami wahai orang yang gila."

Tatkala subuh telah tersibak, maka datang seruan dari sisi Rabb, "Benamkan kaum Luth dan siksalah mereka dengan siksaan yang pedih."

Malaikat yang perkasa dan terpercaya, Jibril menghancurkan tempat tinggal mereka dengan satu bulu sayapnya. Sehingga para malaikat bisa mendengar lolongan anjing mereka dan jeritan ayat mereka. Tempat tinggal mereka dijungkirbalikkan, yang atas dijadikan di bawah dan yang bawah dijadikan di atas. Mereka dihujani batu-batu dari tanah liat yang panas.


"Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negri kaum Luth yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Rabbmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zhalim." (Hud: 82-83)

Itulah kesudahan yang menimpa kaum Luth yang mencintai rupa. Mereka menjadi pelajaran bagi rekan-rekan mereka yang datang kemudian, dengan perbuatan yang sama.

***

Saat sebuah isu naik, fenomena di masyarakat, informasi yang kita dapatkan dari media sosial, ada satu hal yang harus kita pastikan. Bagaimana kita melihat dengan kacamata yang benar, agar kita tidak salah mengambil sikap. Dan Al Quran, diturunkan sebagai petunjuk dan pembeda, furqan, yang memisahkan mana yang benar dan yang salah.

Kalau kita sekedar mengikuti logika, tanpa berpegang pada Al Quran, mungkin isu 'pelangi' yang banyak dikampanyekan bulan ini kesannya benar. Apa yang salah dari menghargai perbedaan? Apa yang salah dari menghargai kebebasan orang lain untuk memilih hidup sebagai perempuan, laki-laki atau tidak keduanya? Apa yang salah dengan menghargai pilihan orang lain untuk mencintai perempuan, laki-laki atau keduanya? Kalau kita tidak berpegang pada Al Quran dan berusaha melihat 'pelangi' dengan kaca mata al quran, maka seolah orang yang menolak lgbt terkesan orang yang konsevatif dan berpikiran tertutup.

Kita akan terlindas oleh logika kita sendiri, dan terbawa arus opini yang disemburkan begitu deras melalui sosial media, dan kanal-kanal berita. Padahal kebenaran itu, bukan apa yang banyak orang kerjakan atau apa yang banyak orang katakan.

Saat Allah mengharamkan sesuatu, sebenarnya Allah hendak menyelamatkan kita dari keburukan hal tersebut. Kampanye pelangi yang mereka lakukan seolah-olah membawa perdamaian dan kemerdekaan hidup manusia yang utuh. Padahal jika kita mau berpikir lebih panjang, kita akan tahu begitu banyak dampak buruk dari apa yang dikampanyekan tersebut. Bagaimana umat manusia bisa hancur jika mengedepankan kecintaannya pada hawa nafsu.

***

Lalu, jika kita memilih tidak setuju, apa artinya kita akan membenci dan mengucilkan mereka yang tenggelam di dalamnya?

To be continued...

Allahua'lam.

***

Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya