Bismillah.
-Muhasabah Diri-
Awalnya mungkin kita merasa aneh, sebel dan tidak suka. Setiap kali mendengar atau membaca kalimat cacian dan cercaan. Kata-kata kutukan yang sungguh kasar dan tidak nyaman didengar maupun dibaca.
Awalnya begitu, tapi kita justru diam dan terus saja membiarkan diri menjadi konsumen kata-kata kasar dan buruk itu. Lama-lama telinga kita familiar mendengarnya, begitupun mata kita mulai biasa saja membacanya. Kini giliran bibir kita yang gatal ingin ikut-ikutan mengucapkannya.
Kata-kata cercaan, carcian dan kutukan yang tadinya kita benci mendengar dan membacanya. Kini kita justru ingin ikutan menggunakannya. Meski kita masih sama. Masih tahu. Bahwa kata dan kalimat itu buruk dan tidak pantas ditujukan pada siapapun atau apapun. Bahwa mereka yang menggunakan kata-kata kasar, hanya mereka yang miskin kosakata. Sehingga yang keluar dari bibirnya hanya kata-kata cacian, cercaan dan kutukan.
Perhaps that’s why we need to filter what we heard, what we read, and what we watched. It included who we are hanging out often. First you felt uncomfortable, then you felt it’s normal, then you start doing what you used to hate. Perhaps that’s why..
Ini berlaku juga tentang gagasan, ide, bahkan kepercayaan. Bukan berarti kita menutup diri dari dunia yang sejak dulu memang bukan tempat suci. Bukan. Tapi bentuk kita menyayangi diri sendiri.
Sama seperti kita memilih untuk tidak memakan junk food, atau mengurangi memakan mie instan dan minuman berkarbon. Karena kita ingin sehat. Begitu pula jiwa kita, berhak untuk diberi makan yang baik-baik. Begitu pula otak kita, berhak untuk diberi minum yang menyehatkan.
It won’t be easy. Cause everybody eats fast food, why I need to eat an apple? But if you try to consume a healthy food and drink, you’ll be able to find a better life. Those ‘temporary’ tasteful things will only makes your health deteriorating.
Allahua'lam.
***
PS: Tulisanku ini pernah dipublish di tumblr anonim Agustus 2019.
PPS: Harus hati-hati ya karena apa yang kita dengar dan kita tonton mempengaruhi kita. #ntms
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya