Kembali disibukkan oleh pilihan demi pilihan. Kembali dibuat bimbang, bingung dan ragu oleh pilihan-pilihan.
***
Pilihan - pilihan itu berserakan di hadapanmu.
Beberapa hanya tersipu malu, bersembunyi walau ingin hati kau mencari mereka.
Beberapa lagi terdiam di hadapanmu, berharap dengan melihat mereka, kau mau menyapa mereka.
Beberapa lagi tersenyum padamu, berharap kau menggandeng tangan mereka.
Beberapa lagi membujukmu lewat bisik-bisik, atau berbicara dengan lantang, atau merajuk sembari menarik-narik tanganmu, ingin kau berjalan bersama mereka.
Pilihan-pilihan itu beraneka ragamnya.
Ada yang memberi syarat, "pilih aku atau dia". Ada juga yang dengan genit berbisik, "jadikan aku yang kedua".
Pilihan-pilihan itu, mengedipkan sebelah matanya padamu. Seolah berkata, "aku lebih pantas untuk kau pilih".
Pilihan-pilihan itu, melambaikan tangan padamu. Seolah berucap, "ayo kejar aku, atau aku akan pergi".
Pilihan-pilihan itu,
***
ia terdiam di hadapanku. tanpa suara ia pertanyakan pilihanku. ia tak sembunyi, tak berkedip, tak melambaikan tangan. ia hanya terdiam, pertanyakan pilihanku (i think).
ia terduduk di sampingku, tak berbisik, tak berdering, tak berisik tentunya.
aku telah lama menggenggam tangannya. tapi kini, kukatakan padanya.. may i go? dia masih terdiam kembali pertanyakan pilihanku tanpa suara (i think).
kini aku tak lagi menggenggam tangannya. meski masih merasa nyaman duduk di sampingnya.
tiktoktiktok, "aku harus pergi". Ia masih diam, still i think.. pertanyakan pilihanku, meski tanpa sepatah kata.
Upgrade Your Life in Silence
-
“BAGAIMANA CARA HIDUP KITA TENANG ? Tidak perlu menyimpan nomor whatsapp
orang2 toxic, tidak peduli itu keluarga atau saudara. Tidak perlu menonton
story w...
1 week ago
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya