[an abstract
post]
-muhasabah diri-
Seseorang bertanya, apa
motivasimu di sini?. Dan aku, jujur lebih suka memilih diam ketimbang harus
menjawab pertanyaan tadi. Kalau mau jujur, jawabku : i have no motivation. Tapi
jika kujawab seperti itu, aku tak bisa menjawab pertanyaan yang kemungkinan
besar ditanyakan : lantas, mengapa masih
di sini?
***
Aku tak mau ini sekedar formalitas, sekedar mengikuti arus,
sekedar apapun lah namanya. Intinya, jika ku memilih untuk tetap disini
alasannya harus jelas. Jika pertanyaan ini
masih terngiang, maka cari jawabnya! Bukan pada mereka, they know nothing.
Bertanyalah pada Yang Maha Mengetahui.
Aku tak mau ini sekedar formalitas, sekedar mengikuti arus,
sekedar apapun lah namanya. Tapi tak bisa aku membenarkan sikapku, yang ingin
diabaikan dan disingkirkan (?). Bingung? :P.
Jujur aku hanya meragukan diri. Jika aku sampai di akhir hari
(bukan dalam arti yang sebenarnya).. benarkah ragaku sepenuhnya di sana?
Meragukan diri. Karena jemari terlampau mudah terluka. ~ah
keping ini
: mengapa aku terus bertanya? dan tak segera ambil langkah saja.
Meragukan diri. Hati lebih tepatnya. Takut bermain dengan
alibi toleransi,
yang pastinya akan sering kutemui *jika aku sampai di akhir hari.
***
Terkadang kita harus keluar dari zona nyaman, mau tidak mau
menghadapi realita “yang seperti ini”, suka tidak suka. Wake up! You’re not in
the dreamland, where everything is good to be seen, good to be heard. (pesan
dari Teteh yang baru balik dari Korea).
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya