Follow Me

Thursday, October 25, 2012

Speak Behind


-muhasabah diri-
Bismillah..


"Harusnya tadi kamu bilang. Kalau akhwat ada yang nggak setuju pasti dipertimbangin. Tadi kan yang ngusulin ikhwan," ucap seorang teteh. Dan aku, >.< merutuki diri sendiri yang hanya bisa bergumam kecil saat forum, memilih diam, padahal bisa saja aku berbicara. Dan aku, merutuki diri sendiri, yang lebih memilih bicara di belakang, padahal.......



***



“No one can read your mind, so why are you still keep in silent? Speak up!!!”

Saya sudah tahu teorinya. Saya sudah tahu, kalau diri harus berusaha tidak bisu di dalam forum, terutama, jika memang ada yang ingin disampaikan. Sampaikan, tell them with your voice. Coz they can’t read your mind, neither listen your heart voice, nor your mumbled (read: gumam-an).


Tapi somehow, diri lebih suka diam saja, atau bergumam dalam hati, atau maksimalnya bercerita pada yang di sebelah. Perihal opini, perihal tanya, dan perihal kata yang ingin disampaikan ke forum.


Tapi somehow, entah perasaan apa yang membuatku ragu. Hingga aku lebih suka diam dan menerima saja, bertanya-tanya saja tanpa mengharap jawab. Maybe i am still that introvert in this case of situation.


Hei diri! Bukankah sudah kau tulis tentang ini, keriting yang kritik? Hehe :P I mean kritik yang keriting.


Heri diri! Siapa pula yang rugi jika suaramu tidak dikicaukan? Dirimu juga kan? Apa iya, kau akan terus begini. Membiar diri semakin pekat pada acuh tak acuh. Jika sejalan, kau akan ikut melangkah. Jika tidak, maka kau akan pergi, atau tetap melangkah, dengan hati kau layangkan entah kemana.


People may hate you. Siapa sih yang suka, bersua dengan manusia yang hanya suka bicara di belakang. Tak berani bicara di depan. Huh! Penakut! Tak bernyali! Pengecut!


People may hate you. Tapi takutlah, karena bisa jadi Allah juga membencimu.. Lisan ini nikmat dari-Nya. Masa iya akan kau dustai? Padahal mensyukuri nikmat-Nya adalah juga dengan cara menggunakannya dengan baik. Diam memang emas. Tapi jika memang harus bicara, ya bicara-lah.


Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata :
Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya,
jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya,
jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya
dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.
 (Riwayat Muslim)

***


“Maaf, maaf, maaf” untuk semua yang telah kusakiti. Terutama yang kubuat benci, gara-gara sikap ku yang satu ini. Terutama untuk teteh yang kalimatnya kukutip di atas, “I know it is so annoying, founding someone who just speak behind, but never dare to speak up.” TT


*maaf untuk pembaca, yang terganggu akan pergantian bahasa : english-indonesia. Maaf, untuk kekacauan grammar dan kemiskinan vocab. Insya Allah akan segera diperbaiki.


Wallahua’lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya