-muhasabah diri-
Bismillah...
Aku termenung membaca barisan
kata tersebut. Mempertanyakan tujuanku. Benarkah tujuan hidupku sudah kutetapkan
untuk meraih keridhoanNya? To please Allah, is it my goal in life?
Aku terdiam membaca barisan kata
tersebut. Karena rasanya benar ada yang telah bengkok dari niatku. Sehingga apa
yang mereka pikirkan dan katakan tentangku, disturb me somehow, annoy me
somehow. >.< Bukankah seharusnya itu tidak menjadi masalah bagiku?
Seperti tulisan di atas : doesn’t matter.
Jika cacian, cemooh, dan segala
yang menyakitimu sudah bisa kau abaikan. Ya mereka (read: cacian,cemooh, dll)..
sudah tak lagi bisa membuatmu menghentikan diri untuk menaati perintahNya dan
jauhi larangan. Maka, apakah kita sudah bebas dari bahaya “bengkoknya” niat.
Karena ada pujian, sanjungan, kekaguman, ketenaran yang seringkali tidak bisa
kau abaikan. Menggoda niat untuk berbelok sedikit. -.- Yang menjadikan mereka(pujian,
sanjungan, ketenaran) berat untuk dihindari adalah... bagaimana kita menjaga
diri untuk selalu di wilayah seimbang. Tidak menjadi lebih semangat melakukan
kebaikan karenanya, tidak juga menjadikan kamu berhenti.
Ah diri! Bukankah kemarin, kau
hendak berhenti hanya karena takut hal tersebut membengkokkan niatmu? Bukankah
hal tersebut justru menunjukkan bahwa dirimu, mempedulikan hal itu? Mempedulikan
apa yang mereka pikirkan dan katakan? >.<
Bukankah benar kalimat di atas,
bahwa..
When your goal in life is to
please Allah, what other think or
say about you doesn’t matter.
***
Aku terpekur. Masih mencoba
meresapi kalimat tadi. Bertanya lagi pada diri : ketakutan ini, apakah ia bukti bahwa It does matter?
Aku masih merasakan perih yang
sama. Masih merasakan luka itu lebam. Bekas itu nyata, goresan itu terlihat
jelas di mataku. Ya Allah, benarkah luka ini aku sendiri yang membuat-buatnya?
Jaga Hatiku Ya Rabb..
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya