Bismillah..
Bukan yang pertama kejadian seperti ini dialami. Rencana awal, dan kenyataan sekarang. Kalau mau mengikuti kecengengan diri, pasti tetes demi tetes tak ingin berhenti terburai.
Perempuan yang satu ini memang masih perlu banyak dinasihati. Lewat peristiwa-peristiwa seperti ini. Agar ia mengerti, bahwa mimpi, target, hari esok dan masa depan bukanlah berada di tangannya. Agar ia sadar, bahwa Allah yang menetapkan itu. Adapun ia, hanya bisa berencana. Hanya berhenti sampai di sana. Doa dan usahanya adalah hal terakhir yang bisa ia lakukan. Adapun hasilnya, ia tak bisa campur tangan.
***
Ia tercekat. Beberapa detik dadanya tiba-tiba sesak mendengar penjelasan dari partner kerjanya. Jumat pagi kita meeting, jam setengah delapan. Tandas orang itu. Mulut perempuan itu bungkam, tapi hatinya saat itu sedang berteriak-teriak kesal.
"Jadi, untuk meeting Jumat ini yang harus dipersiapkan adalah.........." mata perempuan itu tak memandang laki-laki yang sedang melanjutkan kalimat yang menjadi penghancur rencana indahnya. Telinganya menangkap dengan jelas, bahwa jumat ini. ia memang harus tetap berada di bandung. Begitu pula hari kamis, karena suka tidak suka, ia harus mempersiapkan meeting hari jumat.
***
Ini bukan pertama kalinya. Pernah juga ia akhirnya tidak ikut acara perpisahan, di detik-detik pemberangkatan, "hanya" karena sebuah tugas. Akhirnya ia harus puas dengan label "task oriented" yang disematkan seorang kawan padanya.
Ini bukan pertama kalinya, seharusnya ia mengambil hikmah dari kejadian ini. Dari sebuah keadaan, dimana rencananya kembali "terlihat sia-sia" oleh takdir. Sebuah keadaan, dimana rencananya, berbeda dengan takdir Allah.
#fiksiku
Bangkit dan Ambil Tindakan: Kekuatan “Qum” dalam Al-Qur'an
-
Ketika hidup terasa berat, ingatlah pesan “قُم” (bangkitlah). Bangkitlah
dalam doa untuk ketenangan jiwa, dan bangkitlah dalam tindakan untuk
menghadapi ...
1 week ago
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya