***
Semua berawal dari hari-hari berat. Saat kami, dipaksa mengenal satu demi satu wajah sekaligus nama lengkap. Semua berawal dari hari-hari berat. Saat di masa liburan, kami dipaksa melangkahkan kaki ke kampus, mengenakan nametag dengan tali rafia berwarna hijau di dada. Semua berawal dari sana.. dari satu kata, SPARTA.
Sejak saat itu, kami menamakan angkatan kami ASCII. Aku masih ingat, saat-saat kami memilih satu diantara beberapa usulan nama. Masih ingat, saat akhirnya kami memutuskan nama ASCII yang tidak memiliki singkatan. Ya, ASCII, deretan karakter yang jika dipadupadankan bisa menghasilkan sebuah karya yang indah. Kami berharap, begitu pula angkatan kami. Begitu banyak orang dengan perbedaan, namun semoga itu tak menghalangi kami untuk bekerja sama dan menghasilkan karya yang indah.
Beberapa waktu yang lalu, aku sempat tertampar oleh sebuah fakta. Fakta, bahwa angkatan kami, ternyata tidak sebaik yang kukira. Sebuah tamparan keras, memintaku untuk membuka mata dan mencoba mendekat.
"dan itu beda dengan 2 orang yang tadi kutemui," ucapnya sambil terisak. Hatinya begitu halus, sehingga ia tak sanggup menahan tangis. Aku memang tidak bisa merasakan sesaknya, tapi mendengar ceritanya, aku dibuat terdiam dan merasa bersalah.
"coba sekali-kali kamu merasakan berada di luar lingkunganmu," ucapnya. Jleb! Aku semakin dibuat tertunduk. Egois sekali aku selama ini?
***
Lalu apa hubungannya dengan kutipan di atas? Itu satu hal yang sampai sekarang masih aku syukuri. Alhamdulillah. Segala Puji Milik-Mu. Aku ingat, begitu ingat perasaan tenang ini. Saat pertama kali kulihat wacana untuk mengganti acara keakraban angkatan dengan acara pengmas.
Angkatan kami. Mungkin memang seharusnya aku tak menjauh seperti yang sekarang aku lakukan. Ada kalanya aku perlu tetap berada dan menjadi bagian dari mereka. Mencoba mengamati dari dekat, bahwa ada hal-hal baik yang membuatku tersenyum simpul pada mereka. Namun ada juga, hal-hal kurang baik yang seharusnya kucoba untuk ubah. Meski mungkin tak bisa menggunakan tangan. Meski mungkin secara perlahan.
Angkatan kami. ASCII. Ijinkan aku mengungkapkan apa yang ada di hati. Bahwa jarak ini, sungguh itu karena keterbatasanku. Karena aku masih mengharapkan kondisi yang ideal. Dimana aku tidak perlu "tampak" di komunitas sebesar itu. Karena aku masih mengharapkan kondisi yang ideal. Dimana akan ada orang lain yang lebih pantas, berbicara di depan kalian, bermain bersama kalian, berinteraksi dengan kalian, kemudian mengubah kekurangan kalian, perlahan, dengan proses.
Yang perlu kalian ketahui, adalah bahwa jarak ini, sungguh itu karena keterbatasanku. Karena aku memilih untuk lebih suka menyendiri. Bukan aku merasa lebih baik. Sungguh, bisa jadi kalian lebih baik dari ku dan aku hanya belum mengetahuinya. Bukan aku merasa kalian buruk. Sungguh, siapalah aku sampai menganggap orang lain lebih buruk? Aku hanya sibuk dengan ketakutanku, berusaha sebaik mungkin menjaga hatiku, tidak ingin melukai diri. Aku hanya sibuk dengan ketakutanku, masih berharap kondisinya ideal, dan aku, tak perlu ada di sana bersama kalian. Cukup aku di sini saja, dalam jarak mengamatimu.
Dan perasaan ini. Jika ia boleh disebut cinta. Semoga kecintaan ini semata karenaNya.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya