#buku
-Muhasabah Diri-
"Facebook mengipasi obsesi dengan penilaian orang lain tentang diri kita. Di dalam orbit itu, makna diri, rasa sakit, kebahagiaan, harga diri, kesuksesan dan kegagalan saya ditentukan oleh dunia materi. Ketika saya hidup di dalam orbit itu, saya naik dan turun bersama dunia. Apabila orang-orang senang dengan saya, saya merasa ditinggikan. Apabila tidak, saya jatuh. Tempat saya berdiri ditentukan oleh orang-orang. Saya seperti tahanan karena menyerahkan kunci kebahagiaan, kesedihan, kepuasan, dan kekecewaan saya untuk dipegang orang lain"
-Yasmin Mogahed, dalam bukunya Reclaim Your HeartAku membaca tulisan di atas sembari mengingat lagi efek sosial media pada kehidupan kita. Mungkin bukan hanya Facebook, tapi juga Twitter, Instagram, WhatsApp, you name it. Menengok lagi masa-masa aku ingin menghilang dari sosial media, mungkin saat itu.. salah satu alasannya adalah aku masuk ke orbit itu, terlalu banyak memikirkan apa pendapat orang lain tentang hidupku.
***
Ini juga mengingatkanku, untuk selalu hati-hati. Sosial media memang pisau, alat, yang bisa digunakan untuk banyak hal baik. Tapi menjadi seorang koki yang sudah ahli menggunakan pisau, tidak menjadikan kita lupa untuk tetap berhati-hati. Karena seorang koki adalah manusia, suatu saat, kita mungkin lalai kemudian pisau itu melukai jari kita, ya, pisau, yang biasa kita gunakan untuk memasak makanan bergizi.
***
Terakhir, we can't escape from technology and its development. Kita cuma perlu ikut menyesuaikan diri, melatih lagi skill kita untuk menggunakannya sebagai alat. Juga, sesering mungkin memeriksa laci penyimpanannya, semoga letaknya di tangan kita, bukan di hati kita. Karena cuma dengan cara itu, kita akan terhindar dari luka yang ditimbulkannya.
Semangat belajar lagi, berkaca ulang, bagaimana menggunakan sosial media yang halal dan thayyib J. Barakallahu fiik.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya