Entah sudah berapa kali aku membaca kombinasi angka dan huruf mirip judul tulisan ini. Narasimu di sana, dan time stamp yang tertera di sana. Sudah beberapa kali, narasimu di sana membuatku reaktif untuk menulis juga di sini. Entah ingin menjawab narasimu, atau ingin membahas tema yang sama dengan sudut pandang berbeda, atau ingin curhat tentangku dan bahasan yang mirip, atau ingin mengutip saja narasimu di sana.
Tapi aku akhirnya memilih untuk berhenti. Tidak jadi menuliskannya di sini, karena aku tahu.. yang kau posting di sana bukan konsumsi umum. Ya, aku juga ragu untuk menghubungimu secara privat dan bertanya tentang postingan "12h 5d 3w", karena kamu seringkali lebih memilih menutup diri. Lebih baik aku mengirim doa saja dari jauh kan?
***
Aku sudah membuat draft dengan tema "I don't believe in social media". Mungkin akan aku merge di sini saja bahasannya. Hehe.
"Aku ga percaya sama sosial media. Perdebatan-perdebatan di sana. Simpang siur informasi di sana. Aku tidak percaya itu. Aku juga ga percaya cari kabar teman lewat sosial media." -draftsebelah
Aku senang menyimak kisah sederhana orang-orang, suka menyimak narasi hasil perenungan dan pergulatan pikiran mereka, suka memperhatikan bagaimana mereka berjuang dalam jatuh bangkitnya, suka mengambil hikmah dan mengasah kepekaan hatiku dengan menyimak dan membaca kisah-kisah nyata tersebut.
Namun aku bukan tipe yang suka stalking di sosmed. I don't believe in sosmed. Originalitasnya, isinya, cuma ada dipermukaan. Menurutku, apa yang orang bagikan di sosmed mereka, sekedar satu puzzle kecil dalam hidup mereka, yang sudah di-filter lagi dan lagi. Selain itu, banyak reshare-reshare saja, atau bahas topik kekinian, atau kalimat bijak pendek. Aku tidak hendak menyamakan semua orang di sosial media-nya. Ada yang sosmednya penuh tulisan narasi besar dan bermanfaat, apik dan menarik. Tapi aku sedang cerita kebanyakan sosmed yang aku temukan, yang terhubung di sosmedku.
Jadi aku lebih menikmati baca blog orang-orang, follow jika memang kisahnya menarik untukku meski ia jarang publish. Karena dari sekian banyak blog, sekian banyak tulisan, sekian banyak kisah, pasti ada satu dua yang bisa mengasah kepekaanku, memantik jemariku untuk menenun hikmah. Atau mungkin tidak sampai sedalam itu, cukup bisa untuk membuka mataku lebih lebar dan lebih luas lagi, itu cukup.
***
Terbukti, tulisan "12h 5d 3w"-mu sering mengingatkanku untuk bersyukur saat aku sedang sulit bersyukur. Sering mengingatkanku untuk bersabar saat aku sedang tertarik untuk misuh-misuh. Sering mengingatkanku untuk terus berjuang, saat aku ingin berhenti beristirahat saja. Sering mengingatkanku untuk melembutkan hatiku dan lebih peka sedikit saja, bahwa sapaan renyahmu, senyum tulusmu, doa kecilmu, sebaiknya kau bagikan. Ya, ada banyak hal-hal baik yang bisa aku lakukan, ketimbang mengeluh, menangis, merasa lemah, dan kegiatan-kegiatan yang kulakukan karena efek energi negatifku.
12h, narasi panjangmu, karya jemarimu saat malam larut namun matamu belum bisa terpejam. Terimakasih sudah menulisnya, mempublishnya di sosial media, sosmed yang tidak kau berlakukan sebagai sosmed, melainkan sebagai mikro blogmu.
Izinkan kukirimkan pelukan jauh dari sini. Jarak memang masih ada, dan tidak bisa dilenyapkan. Aku.. juga masih sama, belum bisa menjalin ukhuwah jarak jauh dengan baik. Cuma bisa menulis ini, tidak bisa kirim link, belum bisa japri. Ada banyak excuse, aku juga masih ingin introvert dulu.
Izinkan kukirimkan pelukan jauh dari sini. Jarak memang masih ada, dan tidak bisa dilenyapkan. Aku.. juga masih sama, belum bisa menjalin ukhuwah jarak jauh dengan baik. Cuma bisa menulis ini, tidak bisa kirim link, belum bisa japri. Ada banyak excuse, aku juga masih ingin introvert dulu.
Anyway, tetap semangat, berjuang, jatuh dan bangun lagi, bangun lagi, berdiri lagi, berjalan lagi, berlari lagi. Semoga setiap luka, setiap kesedihan, setiap perasaan tidak nyaman itu, menjadi penggugur dosamu. Semoga hidupmu dinaungi keberkahan dari-Nya.
Dariku, yang cuma bisa menulis ini. Kirei
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya