Bismillah.
Judul: Reclaim Your Heart (Rebut Kembali Hatimu)
Penulis: Yasmin Mogahed
Penerbit: Zaman / 2014 / Cetakan I
#buku #resensi
Judul: Reclaim Your Heart (Rebut Kembali Hatimu)
Penulis: Yasmin Mogahed
Penerbit: Zaman / 2014 / Cetakan I
dari sini |
Reclaim Your Heart merupakan buku terjemahan, dengan judul yang sama. Genre buku ini self-help, best seller di Amazon. Saya mengenal Yasmin Mogahed, karena banyak kutipannya yang dibagikan di sosial media. Membaca buku ini, mengingatkan kita, bahwa ada hal-hal yang seharusnya tidak dibiarkan terlalu lama diletakkan di hati, sampai hal itu merebut atau menguasai hati kita.
Buku ini terdiri dari tujuh bab: Keterikatan, Cinta, Penderitaan, Hubungan dengan Sang Pencipta, Status Perempuan, Umat dan Puisi. Kita bisa memulai baca dari bab yang paling klop di hati. Yang merasa hatinya sedang disandra oleh keterikatan, baik itu keterikatan terhadap orang, atau dunia, bisa baca bab tersebut. Bab satu ini, yang akan menggambarkan pada pembaca, mengapa hati kita perlu kita rebut kembali (reclaim).
Bab 2 dan 3 membahas seperti judulnya, cinta dan penderitaan. Bab favorit saya adalah bab yang berada di tengah-tengah buku. Hubungan dengan Sang Pencipta. Beberapa tulisan di awal bab ini membahas tentang shalat. Membacanya, seolah ada anak panah yang meluncur berkali-kali ke diri. Pas banget. Muhasabah dan refleksi lagi tentang shalat, sebagai pilar iman. Dari bab ini juga, saya memilih kutipan favorit.
Tulisan terakhir di bab 4, banyak mengutip buku Ibnul Qayyim tentang jalan manusia, bagaimana iman naik turun, bagaimana agar saat futur kita tidak dibuat menyerah, supaya tidak terbawa jurus was-was dari setan.
Buku ini terdiri dari tujuh bab: Keterikatan, Cinta, Penderitaan, Hubungan dengan Sang Pencipta, Status Perempuan, Umat dan Puisi. Kita bisa memulai baca dari bab yang paling klop di hati. Yang merasa hatinya sedang disandra oleh keterikatan, baik itu keterikatan terhadap orang, atau dunia, bisa baca bab tersebut. Bab satu ini, yang akan menggambarkan pada pembaca, mengapa hati kita perlu kita rebut kembali (reclaim).
Bab 2 dan 3 membahas seperti judulnya, cinta dan penderitaan. Bab favorit saya adalah bab yang berada di tengah-tengah buku. Hubungan dengan Sang Pencipta. Beberapa tulisan di awal bab ini membahas tentang shalat. Membacanya, seolah ada anak panah yang meluncur berkali-kali ke diri. Pas banget. Muhasabah dan refleksi lagi tentang shalat, sebagai pilar iman. Dari bab ini juga, saya memilih kutipan favorit.
Tulisan terakhir di bab 4, banyak mengutip buku Ibnul Qayyim tentang jalan manusia, bagaimana iman naik turun, bagaimana agar saat futur kita tidak dibuat menyerah, supaya tidak terbawa jurus was-was dari setan.
"Ketahuilah bahwa jalan Allah tidaklah datar. Iman Anda akan mengalami pasang-surut. Kemampuan Anda untuk beribadah akan naik turun. Tapi, ketahuilah bahwa untuk setiap turunan, ada juga kenaikan. Tetaplah bersabar, konsisten, tidak kehilangan harapan, carilah pertolongan dari Allah. Jalan Tuhan itu sulit. Jalannya bergelombang dan berlubang-lubang. Tapi, seperti semua dalam hidup ini, jalan tersebut akan berakhir. Dan akhirnyalah yang sepadan!"
Allah berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya" (Al Insyiqaq [84]:6)
Bab 5 dan 6 agak berbeda dengan bab awal, karena isinya merupakan opini dan respon terhadap kondisi saat ini. Tentang status perempuan dan umat. Latarnya adalah kehidupan muslim amerika, meski hal tersebut tidak membuat tulisan tersebut menjadi tidak relevan bagi pembaca internasional.
Bab terakhir, puisi, bagi saya semacam oase bagi yang tidak terbiasa membaca nonfiksi. Saya terkadang membaca puisi di buku ini sebagai selingan setelah membaca satu bab atau beberapa tulisan di buku ini.
Seperti kebanyakan buku terjemahan, meski terjemahan buku ini sangat baik dan mudah dipahami, ada beberapa istilah yang sulit diterjemahkan dari bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia. Seperti istilah jambangan, atau tentang mabuk spiritual.
Bukunya dua ratus halaman, ringan dan tidak terlalu besar meski cukup tebal dan tidak bisa disebut pocket book. Cocok untuk dibawa dan dibaca saat perjalanan, atau saat menunggu.
Secara keseluruhan, buku ini sangat saya rekomendasi untuk muslim dan muslimah, terutama yang sedang merasa dalam kalutnya hidup di dunia. Saya membaca buku ini saat merasa kehilangan diri, dan membaca buku ini memberikan rasa nyaman dan mengingatkan saya kembali, bahwa saya bisa merebut kembali hati saya.
Wallahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya