Bismillah.
Jika memang dadamu sesak, kebencian pada dirimu naik drastis, dan pikiran buruk menendang-nendang otakmu. Tuangkan saja. Tulis saja di sana. Itu jauh lebih baik daripada membiarkannya terendam dan menumpuk di kepala.
Toh tempat itu, sebenarnya bukan ruang publik, bukan jalan provinsi yang semua orang melewatinya. Tidak apa-apa. Tulis saja.
Jujur aku kaget membaca tulisan-tulisan itu. Hitungannya beberapa jam yang lalu. Sore ini, hujan gerimis di Sidoarjo. Aku membaca tulisan-tulisan lama di blogku. Lalu membaca tulisan terbaru di blog Teh Meutia Halida. Kemudian aku ingat, aku sudah lama tidak berkunjung ke sana.
Sebenarnya, sebelum hari ini, aku pernah membaca di sana. Tentang fakta yang kau tulis dalam barisan kata. Ingin rasanya aku bertanya, berharap kata tanyaku menunjukkan kepedulianku padamu. Barangkali ada yang bisa kubantu. Tapi aku memilih menahan jemariku, tidak... aku tidak berani bertanya. Apalagi mengetahui fakta introvert dirimu.
Tapi membaca tiga pos itu.. Dengan cara apa aku bisa menghiburmu? Dengan cara apa aku bisa bertukar kata denganmu? Akankah aku cuma bisa berdoa saja, berharap hujan mengantar doaku, lebih cepat.
Sometimes I wonder. This worries I have about you or my other friend, is it really me, being a good friend? Or is it me, trying to looked like a good friend? She didn't reply my question yesterday. If I sent you a question, will you reply to me? Aku pada akhirnya cuma manusia biasa kan... hanya karena takut ditolak/diabaikan aku memilih diam. Padahal di saat-saat ini, aku ragu diam itu emas, mungkin suara dan komunikasi yang terjalin itu berlian yang jauh lebih berharga ketimbang diam.
I...... I still don't know. Pada akhirnya aku cuma bisa memilih menulis di sini. Dan tidak bisa mengirim link agar kamu membacanya.
Aku.. harus belajar kan. Bagaimana merajut ukhuwah jarak jauh, bagaimana bertanya dengan bijak dan lunak. Bagaimana... menjadi teman yang baik.
Belajar.. belajar..
Allahua'lam
PS: Pernah baca di medium (link menyusul in syaa Allah) bahwa lebih baik menuliskan pikiran buruk, like 'I want to die' daripada membungkamnya secara paksa di otakmu. I know you didn't mean to say something bad like that. Tapi... itu yang kubaca. Seperti yang kau tulis, imanlah yang bisa menjaga seseorang dari pikiran-pikiran putus asa seperti itu. Aku percaya... Allah will put a strong iman, that will hold you up, when you're feeling so down.
#untukmuukhti
Jika memang dadamu sesak, kebencian pada dirimu naik drastis, dan pikiran buruk menendang-nendang otakmu. Tuangkan saja. Tulis saja di sana. Itu jauh lebih baik daripada membiarkannya terendam dan menumpuk di kepala.
Toh tempat itu, sebenarnya bukan ruang publik, bukan jalan provinsi yang semua orang melewatinya. Tidak apa-apa. Tulis saja.
Jujur aku kaget membaca tulisan-tulisan itu. Hitungannya beberapa jam yang lalu. Sore ini, hujan gerimis di Sidoarjo. Aku membaca tulisan-tulisan lama di blogku. Lalu membaca tulisan terbaru di blog Teh Meutia Halida. Kemudian aku ingat, aku sudah lama tidak berkunjung ke sana.
Sebenarnya, sebelum hari ini, aku pernah membaca di sana. Tentang fakta yang kau tulis dalam barisan kata. Ingin rasanya aku bertanya, berharap kata tanyaku menunjukkan kepedulianku padamu. Barangkali ada yang bisa kubantu. Tapi aku memilih menahan jemariku, tidak... aku tidak berani bertanya. Apalagi mengetahui fakta introvert dirimu.
Tapi membaca tiga pos itu.. Dengan cara apa aku bisa menghiburmu? Dengan cara apa aku bisa bertukar kata denganmu? Akankah aku cuma bisa berdoa saja, berharap hujan mengantar doaku, lebih cepat.
Sometimes I wonder. This worries I have about you or my other friend, is it really me, being a good friend? Or is it me, trying to looked like a good friend? She didn't reply my question yesterday. If I sent you a question, will you reply to me? Aku pada akhirnya cuma manusia biasa kan... hanya karena takut ditolak/diabaikan aku memilih diam. Padahal di saat-saat ini, aku ragu diam itu emas, mungkin suara dan komunikasi yang terjalin itu berlian yang jauh lebih berharga ketimbang diam.
I...... I still don't know. Pada akhirnya aku cuma bisa memilih menulis di sini. Dan tidak bisa mengirim link agar kamu membacanya.
Aku.. harus belajar kan. Bagaimana merajut ukhuwah jarak jauh, bagaimana bertanya dengan bijak dan lunak. Bagaimana... menjadi teman yang baik.
Belajar.. belajar..
Allahua'lam
PS: Pernah baca di medium (link menyusul in syaa Allah) bahwa lebih baik menuliskan pikiran buruk, like 'I want to die' daripada membungkamnya secara paksa di otakmu. I know you didn't mean to say something bad like that. Tapi... itu yang kubaca. Seperti yang kau tulis, imanlah yang bisa menjaga seseorang dari pikiran-pikiran putus asa seperti itu. Aku percaya... Allah will put a strong iman, that will hold you up, when you're feeling so down.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya