Follow Me

Monday, December 25, 2017

Tentang Kesepian (Loneliness)

Bismillah.
#random

Kebiasaan saya kalau membuka dashboard blogger adalah mengecek statistik blog ini, menilik, apakah ada yang tanpa sengaja melintas di tulisan di blog saya hari ini. Kalau ada, di tulisan yang mana. Lalu saya berkunjung juga ke link-link tersebut, membaca tulisan-tulisan lama saya, yang qadarullah dilintasi orang lain.

Hari ini, ada yang melintas di tulisan berjudul Need a Good Listener, dari sana, saya jadi berkunjung ke tumblr berbagi telinga, lalu menemukan postingan januari 2017. Jadi tumblr berbagi telinga membuka submit #ApaMasalahmu dengan tema pertama tentang kesepian/loneliness. Dari sana, saya jadi tertarik untuk membuat tulisan bertema itu. Prolognya panjang ya? Hehe. 

***

Kesepian, loneliness, apa itu? Perasaan sendiri, dan membutuhkan orang lain. Rasanya hampa meski dikelilingi riuh suara kesibukan kota. Rasanya tidak ada orang yang di sisi kita, semua sibuk dengan urusannya masing-masing.

Kalau ditanya pernahkah saya merasakannya, jujur ragu untuk menjawab. Mungkin pernah, karena perasaan sepi dan kesepian suatu waktu momen pernah hadir di dalam hidup kita. Mungkin belum pernah, atau jarang, karena seinget saya, saat sendiri, ya saya suka sendiri, bahkan pernah sekali, dua tiga kali memilih menghindar dari orang lain atau hilang dari peredaran, karena butuh waktu untuk sendiri dan menyepi.

Supaya mudah, anggap saja saya pernah merasa kesepian. Mungkin bukan kesepian yang berlarut-larut. Moment to moment.

Misalnya saat Ramadhan pertama di Bandung. Homesick, rasanya melankolik, saur bareng sih sama temen sekamar (Asrama Lama Kanayakan 12B), buka bareng sih di salman, tapi rasanya tetap beda. Kangen Ibu, kangen Ayah, kangen kakak dan adik. Padahal Ramadhan di kampus tahun itu ramai, tidak pernah sepi. Hari pertama puasa jatuh pada hari pertama PROKM *dulu tahun itu sebutannya bukan OSKM.

Atau misal saat-saat aku menunggu di depan ruangan, ruangan yang di depannya terletak meja, berhias pasir dan hiasan laut (kerang, mainan bintang laut, dll), atau di ruangan, yang ada ruang tunggunya, namun diminta menunggu diluar, di koridor banyak orang lalu lalang. Atau... saat aku duduk berusaha kuat menunggu, meski sebenarnya ingin sekali lari saja dan pergi menjauh, namun janji membuatku bertahan. Saat itu aku sok santai melahap satu demi satu makaroni kering yang ternyata tidak pedas, warnanya saja merah, tapi rasa keju. J

Atau misal.... seperti saat-saat ini. Ini terhitung kesepian ga ya? Saat aku sudah nyaman dan tidak kehilangan keseimbangan seperti beberapa waktu yang lalu. Semuanya serba nyaman dan menenangkan. Kecuali, aku kehilangan dan merindukan obrolan dengan teman-teman, merindukan padatnya kegiatan dan tugas organisasi, merindukan pertemuan lingkaran-lingkaran cahaya.

***

Aku rasa.. manusia, meski butuh waktu untuk menyepi dan sendiri, sebenarnya tidak suka kesepian dan sendiri terlalu lama. Ini berlaku bukan cuma untuk orang tua, yang sudah sepuh, dan merindukan anak-anaknya yang merantau jauh dan lama tidak menelpon apalagi berkunjung. Tapi juga berlaku untuk anak kecil, balita, bayi, mereka akan menangis ketika sendirian, inginnya ada yang menemani, atau minimal ibu atau ayahnya ada di jangkauan pandangan matanya. *teringat Tsabita, yang tidak ingin ditinggal tidur ibu, saya dan neneknya. Inginnya ditemenin main meski sudah larut malam. Akhirnya Ayahnya turun tangan, dan rencana tidur berempat gagal.

Menulis ini, mengingatkanku akan dua tulisan lain yang pernah aku publish di blog ini. Pertama, aku pernah menyalin tulisan Kompilasi, judulnya Mencari Makna Sunyi. Bukan sepi memang, bukan loneliness. Tapi sunyi itu salah satu sinonim sepi. Meski sunyi lebih dekat ke arah suara, sedang sepi lebih ke arah ada atau tidak ada orang disekitar kita. Bener ga? Yang kedua, tulisan blogwalking ke white blue sky, yang dari sana aku dapet quotes tentang loneliness. Aku salin lagi ya kutipannya,
"Loneliness does not come from having no people around, but from being unable to communicate things that matter to you."
***


Sudah. Itu saja. Maaf ya, atas ketidakkonsistenan, penggunaan saya dan aku. Saya belum ingin mengeditnya hehe.

Kangen rasanya nulis narasi panjang lebar di sini. Sudah beberapa post, menggunakan akun Magic of Rain. Nulis panjang di hp itu, ga mudah, cape ngetinya. pake jempol doang soalnya. Kalau di laptop kan, meski ga bisa teknik mengetik 10 jari, minimal aku ga pake cuma dua jari. Enam, tujuh, sampai delapan jari lah hehe.

Terakhir, kalau ada yang mau berbagi tulisan tentang loneliness, kesepian, pernah ngalamin dan ngatasin masalah tersebut, bisa submit ke tumblr berbagi telinga. Bisa pakai anonim atau nama samaran kok. Atau bisa juga tulis di blog masing-masing. Barangkali blogmu kangen kamu, minta dibersihin debu-debunya, minta diisi lagi. Hehe *soktau banget ya, suudzon juga hahaha. Maaf. Padahal bisa jadi, yang melintas di sini, jauh lebih produktif menulis ketimbang saya. Hehe. Sekali lagi maaf. Bercanda V *peace

Semoga, meski pernah satu dua waktu kita mengalami kesepian, kita tidak pernah lupa fakta, bahwa sebenarnya kita tidak pernah sendirian. Ada Allah yang lebih dekat dari urat nadi. Ada malaikat pencatat amal. Ada makhluk-makhluk Allah lain, yang senantiasa berdzikir dengan caranya sendiri, baik itu kayu, yang menjelma jadi jendela atau daun pintu, semut, cicak, pepohonan, bahkan semilir angin yang membelai pelan memberi kesejukan. You're not alone, you're never alone.

Allahua'alam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya