#nukilbuku #buku
Nukil Buku "Umar bin Abdul Aziz" - 'Abdul 'Aziz Sayyid Al-Ahli
***
Buku terbitan Samara bersampul biru ini kutemukan di lemari kaca, entah siapa yang beli, kemungkinan adik/kakak. Meski belum selesai dibaca, saya ingin berbagi beberapa kutipan dari buku ini.
Kalimat tersebut seolah merangkum perasaanku tentang prasangka. Betapa kita harus berhati-hati dalam berprasangka. Dan bagaimana prasangka orang lain bisa melukai kita, sama seperti prasangka kita bisa melukai orang lain. Keinget pesan cinta-Nya, agar menjauhi kebanyakan prasangka.
Kita mungkin sering banget denger khutbah yang mengingatkan kita untuk bertakwa. ittaqillah. Kadang disampaikan dalam bahasa arab, jadi ga selalu nyampe pesannya, terutama untuk aku yang masih belum bisa bahasa arab. Baca teks khutbah, kemungkinan pasti ga tahan... tapi feel-nya beda, kalau baca isi khutbah dalam sebuah cerita. Apalagi ini bukan khutbah biasa, tapi khutbah setelah Umar bin Abdul Aziz dibaiat menjadi khalifah. Betapa berat amanah itu... semua orang menunggu untuk menyimak. Aku, yang membaca pun, seolah ikut menunggu. Dan khutbah itu, pengingat takwa (lagi) dan lagi, menjadi terasa berbeda.
Kalau cuma baca dari blog ini, tentu beda rasanya. Disarankan baca langsung dari bukunya! ^^
***
Sekian nukil buku kali ini, semoga apa yang dibaca masuk ke hati dan diwujudkan dalam amal. Semoga membaca biografi orang-orang shalih bisa membuat kita sadar, kemana kita harus mengambil teladan, saat sekarang, ribuat informasi membuat kita kehilangan fokus karena terlalu banyak membaca stories orang-orang ketimbang stories orang-orang shalih terdahulu. Bukankah doa kita begitu? Ingin diberi petunjuk jalan yang lurus, seperti jalan orang-orang yang telah diberi nikmat?
Allahua'lam.
***
dari bukalapak |
Buku terbitan Samara bersampul biru ini kutemukan di lemari kaca, entah siapa yang beli, kemungkinan adik/kakak. Meski belum selesai dibaca, saya ingin berbagi beberapa kutipan dari buku ini.
Wasiat Sang Ayah
Saat hendak "pulang" menemui Rabbnya, 'Abdul 'Aziz mengumpulkan anak-anaknya (salah satunya Umar bin Abdul Aziz) untuk berwasiat."Betakwalah kamu kepada Allah, dan aturlah masalah keuanganmu dengan baik. Karena sesungguhnya tidak ada harta bagi orang yang tidak mengatur keuangannya dengan baik. Bergaullah dengan lemah lembut. Karena orang yang tidak lemar lembut pasti tidak akan bisa hidup. Perangilah hawa nafsu syahwatmu. Karena sesungguhnya orang yang tidak bisa mengalahkan hawa nafsunya adalah orang yang tidak berakal."Kutipan pertama ini saya ambil karena story telling-nya kuat, membuatku membayangkan bagaimana perasaan pendengar, bagaimana saat mendengar ayah berwasiat. Pesan pertamanya, bertakwalah kepada Allah. Pesan yang paling penting. Mengingatkanku pada wasiat yang dicatat Allah dalam Al Quran. Bahwa wasiat itu... ga kaya di film/sinetron, bukan tentang pembagian harta, tapi yang penting dan harus disampaikan adalah tentang tauhid, perintah untuk tidak menyekutukan Allah, perintah takwa.
Padahal Prasangka...
Ini bukan perkataan Umar, atau orang yang hidup di sekitarnya. Ini tulisan penulis biografinya. Aku lupa persisnya dimana kalimat ini ditulis. Tapi topik prasangka dan isi kalimat ini mendorongku menyalinnya."Padahal prasangka itu lebih menyakitkan daripada tusukan, lebih jelek daripada semua akibat dan cacian yang paling keji."
Kalimat tersebut seolah merangkum perasaanku tentang prasangka. Betapa kita harus berhati-hati dalam berprasangka. Dan bagaimana prasangka orang lain bisa melukai kita, sama seperti prasangka kita bisa melukai orang lain. Keinget pesan cinta-Nya, agar menjauhi kebanyakan prasangka.
Khutbah Setelah Dibaiat Menjadi Khalifah
"...Aku berwasiat agar kalian bertakwa kepada Allah. Karena sesungguhnya takwa kepada Allah adalah ganti segala sesuatu, dan tidaklah ada keterbelakangan dari takwa kepada Allah. Beramallah kalian untuk akhiratnya, niscaya Allah akan mencukupkan urusan dunianya. Berbuat baiklah kalian dalam kesendirian, niscaya Allah Yang Mahamulia akan memperbaiki urusan terang-terangan kalian. Perbanyaklah mengingat mati. Persiapkanlah bekal untuknya sebelum kematian menghampiri kalian...."Khutbah... ada yang kangen dengerin khutbah ga? Aku yang ga ikut jumatan aja, kangen.. apalagi yang tiap pekan bener-bener nyiapin diri untuk shalat jumat dan dengerin khutbah.
Kita mungkin sering banget denger khutbah yang mengingatkan kita untuk bertakwa. ittaqillah. Kadang disampaikan dalam bahasa arab, jadi ga selalu nyampe pesannya, terutama untuk aku yang masih belum bisa bahasa arab. Baca teks khutbah, kemungkinan pasti ga tahan... tapi feel-nya beda, kalau baca isi khutbah dalam sebuah cerita. Apalagi ini bukan khutbah biasa, tapi khutbah setelah Umar bin Abdul Aziz dibaiat menjadi khalifah. Betapa berat amanah itu... semua orang menunggu untuk menyimak. Aku, yang membaca pun, seolah ikut menunggu. Dan khutbah itu, pengingat takwa (lagi) dan lagi, menjadi terasa berbeda.
Kalau cuma baca dari blog ini, tentu beda rasanya. Disarankan baca langsung dari bukunya! ^^
***
Sekian nukil buku kali ini, semoga apa yang dibaca masuk ke hati dan diwujudkan dalam amal. Semoga membaca biografi orang-orang shalih bisa membuat kita sadar, kemana kita harus mengambil teladan, saat sekarang, ribuat informasi membuat kita kehilangan fokus karena terlalu banyak membaca stories orang-orang ketimbang stories orang-orang shalih terdahulu. Bukankah doa kita begitu? Ingin diberi petunjuk jalan yang lurus, seperti jalan orang-orang yang telah diberi nikmat?
Allahua'lam.
empat kutipan pertama yang disalin dari buku Umar bin Abdul Aziz |
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya