Nukilan Buku “Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain|Dale Carnegie”
Bismillah.
Berbeda dengan buku pada normalnya, yang setelah pengantar penerbit dan penulis, buku akan dilanjutkan dengan bab-bab isinya. Buku Dale Carnegie, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1937, memberikan aturan main membaca buku tersebut.
1. Hasrat belajar dengan semangat tentang kemampuan hubungan antarmanusia
Kita, umat Islam, biasa menyebutnya niat. Segala sesuatu, akan tercapai tujuannya, tergantung niat yang dimiliki orang tersebut. Hadits yang mungkin sudah kita ingat, mereka yang hijrah karena harta, akan mendapat harta, yang hijrah karena wanita, akan mendapat wanita.
Buku ini mengingatkan kita, aturan pertama dalam membaca buku, adalah niat untuk belajar. Bukan untuk mengkritik/membuat nukilan tulisan seperti yang saya lakukan. V
2. Baca cepat untuk gambaran keseluruhan, lalu cermati tiap bab dengan seksama
Jika kamu pembaca cepat, kamu mungkin bisa menghabiskan buku kecil ini dalam satu dua hari. Namun bukan itu yang diinginkan penulis. Kita boleh membaca cepat, tapi juga diminta cermat seksama pada tiap bab.
Karena ketika kita terburu-buru menyelesaikan suatu buku, kita sering dengan mudah melupakan isinya. Ketika kita cermat, kita dipaksa untuk mengingat lebih lekat, dan memikirkan lebih dalam, untuk kemudian dilaksanakan dalam sehari-hari.
3. Sering berhenti untuk memikirkan apa yang Anda baca
Mungkin karena saya selalu ingin menghubungkan tulisan dengan ilmu agama. Membaca aturan ketiga, mengingatkan saya salah satu hak Al Quran, ditadabburi, ditafakkuri. Bukan sekedar membaca, seperti keledai yang membawa kitab banyak nan berat.
Bukan sekedar itu, kita diminta menggunakan pikiran kita, bertafakkur, menghubungkan ayat Quran dengan ayat di sekitar kita.
Mentadabburi, menengok kebelakang, apa hikmah/ilmu yang ingin disampaikan ayat ini. Bahkan meski hanya sebuah ayat yang artinya tidak kita ketahui, alif lam mim.
4. Silahkan corat coret buku ini
Kurang lebih, itu aturan keempat. Kita diajak memegang pensil, krayon atau stabilo, untuk menandai hal-hal yang menurut kita penting. Agar dalam proses membaca ulang, kita teringat akan catatan-catatan tambahan. Sekarang untuk menandai buku sudah banyak sekali cara, dari stabilo, post it note, dll.
5. Mengulang membaca buku tertentu, lagi, dan lagi.
Pengulangan akan membuat sebuah ide makin lekat. Sama, seperti Quran, yang disarankan untuk dikhatamkan minimal satu bulan sekali. Bukan cuma dibaca tentunya, tapi harus sesuai aturan sebelum-sebelumnya.
Semakin dibaca, semakin banyak yang bisa kita pelajari. Karena akan selalu ada hal yang terlewat, hikmat yang terloncati, atau pencerahan yang tiba-tiba muncul ketika membaca ulang suatu buku.
7. Amalkan..
Kurang lebih seperti itu yang dianjurkan. Sebuah buku, akan menjadi sekedar buku, jika dijadikan sekedar bacaan. Tapi sebuah buku, bisa mengubah hidupmu, ketika ilmu yang kau dapat, kau terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam buku ini, maksudnya adalah prinsip mengelola hubungan antarmanusia.
Menulis ini, mengingatkanku doa yang setiap sholat kita ulang. Agar kita dibimbing dan ditunjukkan jalan yang lurus, jalan apa? Jalan yang dilalui orang-orang yang diberi nikmat, bukan orang yang dimurkai, dan bukan orang yang tersesat. Mempraktikan apa ilmu yang kita miliki, adalah salah satu cara agar kita bukan termasuk mereka yang dimurkai. Mereka tahu, namun mereka tidak melaksanakannya.
7. Buat permainan punishment, jika Anda mengabaikan ilmu dari buku tersebut
Penulis memberi contoh punishment dalam bentuk uang. Kita deklarasi ke teman kita misalnya, agar kita selalu ramah, dan tidak mudah marah karena hal-hal kecil. Jika itu terjadi, kita dihukum harus memberikan 1 dolar ke teman tersebut.
8. Lakukan evaluasi setiap pekan
Penulis mengajak pembaca, untuk mengevaluasi pekanan kita, apakah ada kemajuan setelah membaca, atau ada kesalahan yang kita perbuat selama sepekan, serta diminta memikirkan peningkatan dan pelajaran untuk pekan-pekan berikutnya.
9. Selain punishment, buatlah reward
Berbeda dengan punishment, yang berupa membayar pinalti. Reward yang disarankan penulis buku adalah dengan mencatat keberhasilan kita. Jika kita sudah berhasil melaksanakan prinsip di buku ini, tulis tanggal, dan catat keberhasilan tersebut.
Berbicara tentang punishment dan reward, mengingatkanku pada neraka dan surga, yang bisa memotivasi kita menjadi hamba yang baik. Meski saran mencatat hanya ada di aturan terakhir, aku dibuat teringat, bahwa ada malaikat yang selalu mencatat amal kita, baik, maupun buruk. Yang besar maupun yang kecil.
Sebenernya, aturan membaca ini sebaiknya tidak hanya dilakukan saat membaca buku ini, tapi juga saat membaca buku-buku praktis lain, termasuk Al Quran. Sayangnya kita (terutama diriku), sering lupa. Bahwa membaca yang bisa mengubah hidup kita, bukan sekedar membaca.
Hidup kita bisa berubah dengan membaca, bila kita tidak sekedar membaca dengan mata, tapi juga dengan otak yang terus berfikir, hati yang terus instropeksi, dan kaki dan tangan yang begerak, kemauan berubah, kemauan mengamalkan apa yang kita pelajari.
Terakhir, aku juga masih belajar, agar membaca, bukan sekedar membaca. Agar sebuah buku, bisa mengubah hidup kita, menuju yang lebih baik tentunya. Menuju hidup yang diridhoi Allah.
Apa kabar kita dengan Al Quran? Kitabullah? Sudahkah kita bisa menerapkan aturan di atas, dalam membaca kalamullah?
Allahua’lam.
PS: Yang menulis, tidak lebih tahu dari yang membaca. Yang menulis, tidak lebih baik praktiknya dari yang membaca.
***
Keterangan: Tulisan ini sudah pernah di publish di akun Medium @isabellakirei
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya