Berawal dari satu orang share foto buku yang sedang dibaca, trus beberapa orang ikut share juga, trus dari situ jadi dijadwalkan majelis buku aksara online tiap sabtu pagi di grup wa Aksara. Pas baca rencana itu, kedua ujung bibirku otomatis naik. Apalagi kalau inget, betapa aku merindukan sesi diskusi tentang buku.
Kalau di tempat lain, rencana kadang cuma jadi rencana. Di Aksara beda hehe. Meski sudah berpencar jauh, masing-masing anggota, terutama para alumni yang pernah aku temui di sekre, atau di perpus salman, masih sama-sama suka berliterasi, membaca, menulis, berdiskusi.
Lalu muncul-lah jadwal, ada enam slot, dimulai pekan itu, 21 maret sampai 25 april.
***
Bismillahirrahmanirrahim
*MABUK ONLINE - Season 1*
Sabtu, Jam 09.00 - 12.00 WIB
21/03 : Eko, World War Z - An Oral History of Zombie War by Max Brooks
28/03 : Fafa, Cara Berbahagia Tanpa Kepala by Triskaidekaman
04/04 : Tristi, buku Originals by Adam Grant. Insyaallah!
11/04 : Okky, The Last Window-giraffe by Peter Zilahy
18/04 : Zie, The Subtle Art of Not Giving a F*ck by Mark Manson.
25/04 : Aikhalid, The Exhalations by Ted Chiang, insyaAllah
***
Oh ya, Majelis Buku sering disingkat jadi MABUK. Bacanya asa gimana ya? Aku juga dulu ngerasa gitu waktu pertama kali denger hehe. Selain MABUK, Aksara dulu juga punya MAFIA (Majelis Film Aksara). Hehe. Nama programnya kreatif dan menarik.
Bicara tentang MAFIA, aku jadi teringat suatu siang, duduk di sekre aksara yang luas, dulu seluas itu dikuasai aksara hehe, sekarang udah jadi sekrenya Reklamasa kayanya. bener ga ya namanya? Kayaknya salah. Anyway, jadi waktu itu aku ikutan nonton film, judulnya ga inget, keseluruhan film-nya juga ga inget. Film indonesia. Ada anak kecil dan orangtua, di laut, naik kapal.
Oh ya, kalau kumpul Aksara pulangnya selalu kenyang. Seperti waktu awal jadi mahasiswa, duduk melingkar di lapangan rumput, makan pempek dari palembang asli hehe. Waktu itu karena masih baru, aku minta ditemenin Ida (Nur Faizatus Saidah).
Balik ke Majelis Buku Online. Udah kelaksana dua. Dua-duanya buku fiksi, dan dua-duanya menarik.
Yang pertama, tentang zombie, kaya pas banget gitu, bahasnya pas lagi suasana covid19. Dari penjelasan Kang Eko, yang bikin beda adalah.. ga ada tokoh utama. Jadi penyampaiannya semacam interview ke beberapa penyintas (survivor). Trus ada juga yang namanya Quisling, jadi ini cem psikomatis, ga ketularan jadi zombie, tapi perilakunya kaya zombie. Padahal sebenarnya masih manusia. Digambarin juga gimana perilaku orang-orang terhadap wabah, beneran pas banget sama kondisi sekarang.
Yang kedua, fiksi satire, tapi penyampaiannya kayak prosa, puitis gitu kata Syifa. Jadi manusia bisa hidup tanpa kepala, bisa dilepas pasang gitu. Tapi biayanya mahal. Kisahnya berawal dari tokoh utama (Sempati) yang liat brosur promosi melepas kepala, trus udah dilakukan, tapi kemudian kepalanya dicuri orang. Dari situ deh diceritain pencarian kepala Sempati.
Oh ya, tadinya bukan buku ini yang pertama kali mau dibahas Syifa. Tapi karena liat list-nya, ternyata 5 buku lainnya dari luar semua, akhirnya Syifa ganti buku. Biar ada cita rasa Indonesia di Majelis Buku Online season 1 ini.
Penasaran ga gimana penjelasan dan diskusi buku-buku lainnya? Aku juga... hehe. Tapi majelis buku online sementara cuma buat internal anggota grup whatsapp Aksara aja. Ada rencana untuk bisa di share ke non-member lewat kemasan yang berbeda. Nanti kalau jadi aku tulis juga di blog. In syaa Allah.
Terakhir, semoga dengan adanya Majelis Buku Aksara Online aku jadi semangat buat baca buku.
Terakhir, semoga dengan adanya Majelis Buku Aksara Online aku jadi semangat buat baca buku.
***
Bicara tentang Aksara, aku selalu teringat dan terkesan dengan kekeluargaan di sana. Aku memang memilih untuk melihat dari jauh. Ga pernah ikutan foto bareng pakai jaket merah yang sudah kubeli. Dateng juga jarang. Aktif banget juga ga. Tapi kalau ke salman, rumah kayu terutama, isinya mayoritas memori bareng Aksara. Sering ke perpus juga awalnya karena Aksara. Lantai dua rumah kayu, sekre aksara dong. hehe. Secara kalau di sekre gamais atau mata' biasanya ada ikhwan. kalau di aksara, ada ikhwan juga, tapi ada teh Ai biasanya. Ruangannya juga luas. ada satu sekre lagi di sebelah barat, dulu sering kesana waktu ruangan itu jadi sekre akhwat P3R. Sekarang, mungkin dipakai buat sekre gamais s2, lupa namanya hehe.
Intinya, aku seneng pernah dan masih menjadi bagian dari Aksara. (:
Intinya, aku seneng pernah dan masih menjadi bagian dari Aksara. (:
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya