Follow Me

Sunday, January 20, 2019

Boleh Curhat Di Sini?

Bismillah.


Itu pertanyaan yang terlintas di kepalaku kemarin siang. Saat hujan menghias Purwokerto, rasanya pas buat nulis dan cerita tentang hal-hal yang belum bisa kuungkapkan. Tapi ternyata lintasan ide itu lewat aja, hehe. Aku akhirnya tidak menulis dan memilih mengerjakan hal lain. Begitu pula kemarin malam, keinginan untuk menulis ada, tapi akhirnya terhempas keinginan melakukan hal lain. 

Blog ini memang banyak menyimpan cerita hari, tempat aku mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang ada di hati dan pikiran, namun di sini bukan diary. Maka aku berusaha sesedikit mungkin curhat. Di sini bukan jurnal harianku, begitu kata diriku. 

Kemarin keinginan untuk curhat itu begitu tinggi, karena hari berlalu dan begitu banyak hal terjadi, badan dan emosi yang letih, mencari tempat untuk istirahat. Aku berontak, dari rutinitas, menyengaja terlambat, menikmati buncahan emosi yang mengembun meninggalkan titik-titik air. 

***

Boleh curhat di sini? Tanyaku kemarin, kujawab tidak. Jangan di sini. Lalu aku menutup editor blog ini, memilih melakukan hal lain. Menulis di secarik kertas, di blog magic of rain, serta banyak bercakap dengan diri. Serta terdistraksi banyak hal lain, kemudian memilih untuk istirahat, tanpa mempublish satu tulisan.

Boleh curhat di sini? Pertanyaan ini barangkali bukan hanya aku yang pernah bertanya. Orang-orang mungkin pernah bertanya, di tempat yang berbeda, mungkin di sosmed, atau di blog, atau di sebuah grup, atau pada orang tertentu. Sebagian mungkin akhirnya benar-benar curhat, dan mencurahkan hal-hal yang memenuhi hati dan otaknya. Sebagian lain akhirnya menahan jemari dan lidahnya, memilih memendamnya saja, lagi, sendiri. Atau memilih tempat lain, yang lebih privat, yang tidak membutuhkan orang lain, yang tidak banyak dilalui banyak orang. 

Boleh curhat di sini? Pertanyaan ini membuatku berpikir, bahwa mencari pendengar yang baik itu sulit. Tapi memberanikan diri untuk menyuarakan cerita diri, atau menuliskan curahan hati, itu juga bukan hal yang mudah. Akhirnya banyak yang memilih menyendiri, tanpa mengungkapkan hal yang seharusnya dikeluarkan. Sendiri, bergulat dengan perasaan yang campur baur, dan pikiran yang berkelit kelindan.

Boleh curhat di sini? Mungkin tidak selalu harus dengan kata. Karena air mata bisa bercerita, mulut yang terbungkam, ketukan jemari karena resah, itu juga bisa bercerita. Tapi siapa yang bisa membacanya? Siapa yang bisa mendengar saat kita bicara sendiri dalam benak tanpa getaran pita suara? Siapa? Siapa lagi kalau bukan Allah. Idealnya mungkin percakapan tanpa kata ini terjadi dalam shalat dan doa. Tapi bisa saja ini dilakukan saat kita sendiri, menelungkupkan kepala, agar tidak ada yang tahu buncahan perasaan yang perlahan mengembun tinggalkan jejak basah. Lalu kita sadar, bahwa bahkan saat jemari kaku dan lisan kelu, Allah masih bisa membaca dan mendengar kita. Allah tahu arti bungkam kita, Allah tahu setiap bulir air yang turun membawa beban apa, Allah juga tahu setiap desah nafas kita. Allah Tahu...  

Boleh curhat di sini? Boleh... Tentu saja boleh. Ini ruangmu bercerita dan menulis. Tapi jika sulit, terlalu sulit membahasakannya, kau mungkin perlu bercakap sendiri, sembari mengingat bahwa ada Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. 

يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ ۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

Wallahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya