#nukilbuku #buku
Dan sesungguhnya kepada hamba-hamba-Ku, "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang baik (benar). Sungguh setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.
(QS Al Isra', 17:53)
Sabotase diri merupakan masalah besar bagi banyak orang. Orang menyusun rencana untuk membuat hidup mereka lebih baik, tetapi mereka tidak mampu mewujudkan rencana itu. Mereka mengambil sedikit langkah dan kemudian tak tahu mengapa tiba-tiba melakukan hal-hal yang justru menyabotase semua rencana mereka. Dalam psikologi, fenomena ini disebut "Diri yang Terbelah" (divided self), yaitu orang yang berselisih pendapat dengan dirinya sendiri karena sebagian dirinya ingin sukses, sementara sebagian dirinya yang lain ingin gagal.
Akar penyebab sabotase diri bisa ditemukan dalam kata-kata yang diucapkan oleh orang tersebut kepada dirinya sendiri. Orang terbiasa melemahkan diri mereka sendiri. Ada sebuah pemecahan semangat karena pada satu tingkat mereka memiliki pendapat bagus mengenai diri mereka. Namun, pada tingkat lain yang lebih dalam, mereka mempunyai pendapat jelek tentang kemampuan mereka yang terekspresikan dalam kata-kata yang mereka ucapkan.
Seringkali, pernyataan-pernyataan mengkritik diri sendiri diucapkan secara tidak sadar. Kadang-kadang, kalimat semacam itu terucap ketika orang-orang lelah atau mengantuk. Kata-kata itu terpatri dalam pikiran mereka saat mereka masih kanak-kanak melalui kritikan yang mereka terima dari orang tua mereka atau dari orang lain. Kata-kata yang bernada buruk ini terukir jelas dalam pikiran mereka. Seseorang akan terus mengulang kata-kata itu secara otomatis, dan dengan cara seperti ini, kata-kata itu akan terus menyabotase dirinya sendiri.
Anda bisa mengobati kebiasaan menyabotase diri dengan menggunakan nasihat yang disebutkan di ayat ini. Ucapkan yang baik-baik tentang diri Anda sehingga Anda bisa meredam perselisihan pendapat dalam diri Anda. Atasilah setiap godaan untuk menciptakan kalimat-kalimat membatasi terhadap diri Anda. Ketika gejala mengkritik diri mulai merambah pikiran Anda, perhatikan dan gantilah kritik itu dengan kalimat-kalimat yang memperkuat diri sendiri.
...
Nasihat yang terkandung dalam ayat ini akan mengubah kehidupan siapa pun yang menerapkannya. Namun, dibutuhkan banyak upaya dan waktu yang lama untuk bisa memetik manfaat dari penerapan nasihat ini. Mengetahuinya atau memikirkannya saja tidak cukup. Cara kita bicara berakar begitu kuat dalam kepribadian kita. Anda harus memperhatikan cara Anda merasa dan cara Anda berbicara. Setiap hari, lawanlah kecenderungan untuk mengkritik diri Anda dan orang lain. Temukan kata-kata baru yang lebih baik untu menggambarkan diri Anda dan orang lain. Butuh waktu agar perubahan ini bisa terinsternalisasi. Namun, jika Anda terus tekun dan bersabar, Anda akan mampu mengatasi pola-pola yang berpotensi menyabotase hubungan Anda dengan diri Anda maupun hubungan Anda dengan orang lain.
- Dr Sultan Abdulhameed, Mutiara Quran
***
Saat membaca buku ini, aku banyak dibuat menyernyitkan dahi karena pemikiran penulis sedikit berbeda dari pemahaman yang aku miliki. Tapi lepas dari kekurangan itu, buku ini banyak memberikan aku pengingat baik, dan perluasan persepsi. Jadi alhamdulillah tetap diteruskan baca dan selesai.
Kutipan diatas merupakan salah satu hal yang ingin kunukil karena aku merasa pernah dan dan semoga tidak lagi melakukannya. Sabotase diri, yang menghalangi diriku untuk maju, sukses, bahagia bukan orang lain, bukan situasi, bukan kondisi, tapi murni diri sendiri. Divided self, sebagian diriku ingin aku berhasil, tapi sisi lain merasa bahwa aku tidak pantas mendapatkan itu. Membaca paragraf-paragraf diatas membuatku banyak menengok masa lalu, juga teringat sebuah tulisan fiksi di sini, yang sedikit banyak menggambarkan perasaan tidak pantas dan tidak berhak untuk meraih yang seharusnya bisa digenggam jika aku mau berusaha lebih keras.
Ya, aku teringat jurang gelap, hari-hari berat, saat malam aku bersemangat dan membuat rencana-rencana indah supaya aku bisa bangkit dari kondisi terpuruk. Namun paginya, aku sendiri yang menggagalkan rencana tersebut, memilih melakukan hal lain yang bertolak belakang dengan rencana. Ibarat ingin ke timur, tapi justru melangkah ke barat. Kesulitan dan berjuang dengan kebencian pada diri sendiri karena hal tersebut. Merasa menjadi orang terjahat karena melukai banyak hati lembut orang-orang yang menginginkan kebaikan untuk diriku.
Dan seperti yang disebutkan dikutipan tersebut. Jika kita tidak bergerak dan memulai mengatakan hal-hal baik pada diri kita, maka kita bisa terkurung dalam sabotase diri kita sendiri. Awal tidak pernah mudah. Sulit untuk berkata baik pada diri, yang kita tahu betul sisi gelapnya. Tapi karena memaksakan diri membuka dan membaca kalamNya, dan Allah berbicara dengan bahasa indah, bahkan pada hamba-Nya yang tenggelam dalam dosa... pelan-pelan jadi belajar. Belajar untuk mengusir kenegatifan dan menghadirkan kata-kata baik. Aku tidak tahu berapa lama, tapi pelan dan pasti aku bergerak keluar dari masa-masa kelam dan menyakitkan tersebut. Kalau bukan karena karuniaNya, kalau bukan karena rahmahNya, yang tercurah langsung maupun lewat orang-orang berhati baik.. Alhamdulillah. Alhamdulillah bini'matihi tatimusholihat.
Maka untuk siapapun yang masih berjuang keluar dari dekapan kata-kata negatif, semoga Allah melindungimu, membantumu melangkah mendekat padaNya, dan mendatangkan orang-orang yang mengulurkan tangan saat kamu jatuh dan jatuh lagi. Jangan biarkan kalimat negatif duduk lama di otakmu, segera usir. Karena satu hal akan mengundang yang lain, seperti yang dituliskan, masih dari buku ini (Mutiara Quran, Dr Sultan Abdulhameed).
Setiap pemikiran ibarat sebuah magnet. Ia menarik pemikiran-pemikiran lain yang serupa. Dan ketika dua pemikiran serupa tergabung dalam pikiran Anda, maka mereka akan berfungsi seolah magnet yang jauh lebih besar. Mereka akan menarik lebih banyak pemikiran serupa, serta menarik orang-orang yang memiliki pikiran serupa. Jika Anda tidak memutus proses ini secara sengaja, maka gugusan pemikiran itu akan membesar dalam pikiran Anda seperti sebuah bola salju, dan pada gilirannya nanti, pikiran Anda akan diselimuti oleh jenis pemikiran semacam itu yang kemudian mengkristal menjadi sebuah keyakinan. Proses inilah yang oleh para guru spiritual modern disebut dengan law of attraction.
- Dr Sultan AbdulhameedPerjuangannya tidak mudah, tapi kamu bisa.. dan pasti bisa keluar dari sabotase diri.
Belajarlah mengenal Allah (lagi). Baca Al Qur'an, baca juga buku atau tulisan-tulisan berisi kalimat dan kata-kata baik. Tetaplah berada diantara orang-orang berhati baik, meski setiap berada di dekat mereka kamu merasa tak pantas. Ubah sikap mentalmu pada Allah, terus berjuang, meski harus berkali jatuh dan dihujani air mata. Karena setiap langkah, Allah akan balas dengan hal-hal yang lebih baik. Jauh lebih baik dari yang kamu kira. In syaa Allah.
Barakallahu fiik.
Dah... 👋
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya