Follow Me

Thursday, October 16, 2014

Tujuan Kuliah : IPK 4 atau Ijazah, atau ..?


Bismillah.

Ini tentang tujuan dan cara kita menggapainya. Di bangku (*kursi) kuliah, kita akan menemukan bermacam macam orang dengan tujuan berkuliah yang berbeda, dan cara meraih yang berbeda. Judul di atas adalah contoh kecil tujuan kuliah. Ada banyak yang lain, membanggakan orang tua, ijazah, terlihat keren, agar kerja di tempat yang basah, beribadah, dll.

Dan saat tujuan itu begitu indah diimpikan, ia bersinar dan berkedip, menggoda kita untuk segera meraihnya. Dan dari beberapa tujuan tadi, kita akan menemukan begitu banyak juga cara / jalur untuk memetiknya.

***

Ada yang masih ingat, jika aku bercerita padamu, tentang sesuatu yang tanpa kita sadari sudah begitu akrab dengan kita, terbiasa duduk disamping kita dan mengobrol ini itu. Sesuatu yang kita yakini ia adalah perbuatan buruk, namun entah mengapa kita justru sedang bercanda ria dengannya.

Ini tentang mencontek, curang, dan kawan-kawan lain yang menggilas integritas.

( 8 )   maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
( 9 )   sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
( 10 )   dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

QS As Syams

***

Dan ini tahun ke empat duduk di bangku kuliah. Aku masih sama, terheran dan geleng-geleng kepala pada kondisi saat ini. Kondisi yang menipu banyak orang, kita merasa bahwa itu adalah hal biasa. Namun tetap saja itu jalan kefasikan, bukankah begitu?

Karena mengerjakan tugas secara bersama-sama itu boleh, tidak berarti menyalin tugas seorang teman itu benar.

Karena ada ujian yang open book, bukan berarti di ujian yang berbeda kita dibenarkan sembunyi-sembunyi melihat ke layar telepon genggam kita.

Karena kita tahu itu salah, maka saat hampir ketahuan kita disergap rasa malu.

"Itu aku ada yang salah, ntar bilang 48 ya"

"Loh.. Bener semua koh.. Takut ketauan ya gara-gara satu baris 50 semua?"

***



Cita dan tujuan selalu ada jauh di depan

gairah dan hasrat membuatnya terasa dekat

Jikapun kemudian ia masih tampak gelap dan buram

Itu karena mata yang kita pakai untuk melihatnya terletak dalam hati

Apakah kau mendengar suaranya saat memohon untuk tak dikotori?

(Salim A.Fillah - Jalan Cinta Para Pejuang)


***

Dan kejadian yang sama selalu terulang. Di masa-masa sekolah atau kuliah. Kita akan bertempur dengan kecurangan akademik. Bocoran soal, contekan di kertas kecil, hp, dll. Dan saat itu kembali terulang di masa-masa ujian, dimana kita berada? Apakah kita termasuk bagian mereka yang mengacuhkan hati yang memohon untuk dikotori? Atau.. menjadi orang terasing yang memilih menutup mata, dan membiarkan itu terjadi? Atau.. setidaknya mengingatkan teman terdekat, agar masing-masing dari kita saling menguatkan supaya tidak tenggelam dan terbawa arus yang mengoyak hati.

Dan di era dimana semua serba instan, semoga kita tidak melupakan kebenaran demi menggapai cita kita. Dan di era dimana semua serba cepat, semoga kita tidak terfokus pada cepat dan instannya jalan, tapi tentang benar dan lurusnya langkah.

Ya Muqallibal Qulub.. tsabbit qalbi 'aladdinik.. tsabbit qalbi 'alaththa'atik
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang memegang erat kebenaran, saat semua orang menganggap sebuah dosa sebagai kebenaran.


Terutama Untuk diri...
Demi ridha Allah atas hidup kita..
Jangan gadaikan kejujuran kita dengan kemurkaan Allah.

"Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan itu adalah apa-apa yg tenteram jiwa padanya, dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yg syak dalam jiwa, dan ragu-ragu dalam hati, meski orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkanmu." (HR Muslim)

Allahua'lam bishowab

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya