To Discover Our Strength (-20)
Isabella Kirei
April 24, 2017
0 Comments
Bismillah.
Ada banyak yang ingin aku tulis, sekedar untuk komentar yang isinya tidak penting kalau dibandingkan keseluruhan isi tulisan yang aku kutip. Namun betapa banyak kata itu, tertahan, ada banyak alasan yang membuatku memilih tidak menuliskannya.
Baca saja Bell... Belajar saja dari tulisan itu. Kutip sebagiannya, agar suatu saat kamu membaca lagi dan lagi. Strong, kata sifat itu memang terlihat begitu asing di dirimu. It's okay. Kamu cuma perlu belajar lagi dan lagi. Seperti yang biasa kau tulis, tidak apa mengakui betapa diri begitu lemah, weak. It's okay, asalkan kamu masih bersandar pada Yang Mahakuat. Bukankah begitu?
Kututup tulisan ini dengan quote sama yang menutup tulisan yang aku kutip di blogwalking kali ini.
#blogwalking
Keempat kisah di atas benar adanya. Bahkan mungkin, ada yang lebih berat ujiannya. Membuat kita berkaca, bahwa bisa jadi ujian kita tidak lebih berat dibanding mereka. Bahwa ternyata, ada orang-orang yang begitu kuat menjalani harinya, seberat apapun dirasa. Kemudian saya baru menyadari, mungkin setiap orang dapat menjadi kuat karena mereka punya alasan dibaliknya. Mereka bukan kuat karena diri mereka, tapi karena ada alasan kuat akan kekuatannya.
- Dewi N Aisyah, We are Strong for A ReasonKumpulan kisah, kemudian hikmah yang ia dapat dari kisah-kisah nyata tersebut.
Seorang nenek tua tengah memanggul karung beras yang mungkin beratnya lebih dari 25 kg. Dengan perlahan, ia menapaki jalanan berbukit di pedesaan dalam. Sembari menyapa saat bertatapan dengannya, “Mbah, iku abot, kulo bantu nggeh?” (artinya, mbah itu berat, saya bantu ya). Lalu si mbah dengan keriput yang terlihat jelas di wajahnya tersenyum dan berkata “Rapopo. Sampun sakbendino. Kuat insya Allah…” (Gapapa. Udah biasa setiap hari. Kuat insya Allah). Dan ternyata, nenek itu hidup bersama 2 orang cucunya, sedang anak dan menantunya merantau ke kota. Maka ia tetap bertani dan memanen untuk membesarkan cucu yang dititipkan kepadanya.
- kisah pertama, di tulisan We are Strong for A Reason***
Ada banyak yang ingin aku tulis, sekedar untuk komentar yang isinya tidak penting kalau dibandingkan keseluruhan isi tulisan yang aku kutip. Namun betapa banyak kata itu, tertahan, ada banyak alasan yang membuatku memilih tidak menuliskannya.
Baca saja Bell... Belajar saja dari tulisan itu. Kutip sebagiannya, agar suatu saat kamu membaca lagi dan lagi. Strong, kata sifat itu memang terlihat begitu asing di dirimu. It's okay. Kamu cuma perlu belajar lagi dan lagi. Seperti yang biasa kau tulis, tidak apa mengakui betapa diri begitu lemah, weak. It's okay, asalkan kamu masih bersandar pada Yang Mahakuat. Bukankah begitu?
Kututup tulisan ini dengan quote sama yang menutup tulisan yang aku kutip di blogwalking kali ini.
“At times Allah tests us, it is not to reveal our weaknesses, but for us to discover our strengths…”Allahua'lam.