Follow Me

Monday, April 23, 2018

Aha Time, Pergeseran Persepsi atau Paradigma

Bismillah.
#buku

Malam ini, sebelum ada pesan dari Teh Mentari Pagi. Aku belum baca buku. Hehe. Bandel. Tapi setelah ada pesan dari Teh Mentari Pagi *berasa merek Teh hahaha, gatau kenapa jadi semangat. Seolah aku diingatkan, tuh bel, barangkali itu tanda bahwa meski kamu ga tidur lebih awal, harusnya lebih produktif. Akhirnya aku membuka buku 7 Habit-nya Stephen R. Covey, baca tentang pergeseran persepsi atau paradigma, yang disebut Aha Time. *Trus keinget LMD.

Ada kisah tentang betapa pergeseran persepsi/paradigma bisa mempengaruhi banyak cara kita melihat sesuatu. Yang sudah tuntas baca buku 7 Habit mungkin mengingatnya juga. Tentang situasi di kereta bawah tanah. Seorang ayah dengan anak-nya. Sang Ayah memejamkan mata. Anak-anaknya heboh sendiri, teriak, berisik, merebut koran orang lain. Sampai penumpang lain memberanikan diri menyampaikan hal tersebut ke sang Ayah yang sedari tadi hanya memejamkan mata. Sang Ayah meminta maaf karena tidak sadar anaknya mengganggu, kemudian mengungkapkan bahwa ia baru meninggalkan rumah sakit, setelah istrinya wafat. Ia tidak tahu harus melakukan apa, tidak bisa berpikir juga. Ia berkata, mungkin itu juga yang ada di pikiran anak-anaknya, mereka tidak tahu harus melakukan apa. Seketika, terjadilah pergeseran persepsi. Dang!


Yang dilihat penumpang yang bertanya, bukan lagi anak-anak yang bandel. Pandangannya kini dipenuhi rasa empati dan iba, pada sang Ayah dan anak-anaknya. Rasa kesalnya menguap dengan cepat saat persepsinya bergeser.

Itulah pentingnya memperbaiki paradigma/persepsi. Memotong semak keburukan tidak cukup, ada kalanya, yang lebih efektif adalah mencabutnya sampai ke akarnya.

***

Cuma satu, dua atau tiga halaman padahal. Tapi membaca itu.. aku kemudian teringat buku Revive Your Heart, Nouman Ali Khan. Betapa ada banyak perspektif yang berubah karena membaca buku tersebut. Tentang sedekah/memberi sesuatu pada orang lain, sebenarnya bukan yang menerima yang berterima kasih, justru yang memberi yang seharusnya berterima kasih. Uang sedekah itu mungkin hanya dipakai di dunia, tapi bagi si pemberi, itu tercatat dan berguna untuk akhirat juga.

Atau tentang definisi zann, yang ternyata maknanya sebagai sesuatu yang selalu di samping kita. Jadi perlu usaha, harus sering-sering bergerak, agar tidak terpengaruh oleh zann.

Atau tentang definisi miskin. Makna dari menebar salam, bukan cuma sering-sering mengucap salam. Tapi benar-benar engage in conversation. Jadi kita bisa kenal tetangga atau komunitas, siapa yang miskin. Bagaimana yang kita beri ke orang miskin, sebenarnya memang bukan hak kita, itu milik mereka, cuma Allah nitipinnya ke dompet kita.

Atau tentang mata', fa mata'ul hayatuddunya. Pergeseran perspektif tentang dunia, dan segala hal yang terjadi di hidup kita di dunia....

Atau tentang... apa lagi ya? Hehe. Harus baca ulang kayanya. Resensi juga belum dibuat.

***

Habis itu.. habis pergeseran persepsi, tinggal pertanyaannya, mampukah kita berjuang, dan belajar untuk mengamalkannya?

Percuma kan, kalau misal kita sudah memandang berbeda, tapi karena nafsu/ego, tetap melampiaskan kekesalan kita kepada bapak dan kedua anaknya? Jahat banget sih, kalau beneran kejadian. Ya, yang meninggal kan istri bapak, tapi ini ga ada hubungannya, ini tempat umum, harusnya bapak bisa lebih mengendalikan anak-anak bapak. Misal.. skenario terburuk. ><

***

Selamat belajar... selamat menemukan aha!
Selamat belajar... saat sudah bergeser persepsinya, sekarang coba lakukan dengan persepsi yang baru tersebut. Jangan justru merasa nyaman dengan persepsi lama. Padahal yang baru lebih baik.

Terakhir... semangat belajar, untukku terutama. Malam, mari segera tidur. Besok Hari ini senin^^

Allahua'lam.

1 comment:

ditunggu komentarnya