#opini
-Muhasabah Diri-
Selepas menyelesaikan yang harus diselesaikan, aku kembali ke dunia sosial media. Yang tadinya buka aja ogah, aku kini jadi konsumen juga, mendapatkan informasi ini itu, berita-berita viral, reaksi orang-orang terhadap berita viral tersebut. Kadang, ada dorongan ingin ikut reaktif, bahas dari sudut pandang pribadi di blog ini. Tapi mungkin karena aku masih terlalu sibuk memikirkan diri sendiri, aku tidak jadi reaktif, memilih untuk sekedar mengkonsumsi saja beritanya.
Di satu sisi.. aku merasa ada hal baik dari fenomena tersebut. Berita yang viral bisa dengan cepat diketahui apakah itu hoax atau bukan, jika yang mengkonsumsi, bukan cuma orang-orang yang suka share asal, tapi juga orang yang teliti. Tapi kadang sedih, bagaimana yang viral itu.. biasanya berita negatif. Begitulah cara kerja media, bad news is a good news. Sedihnya bukan cuma media cetak/tv, tapi juga sosial media. Seolah-olah otak kita sudah terbiasa dengan pola itu, kalau ada berita buruk, viralkan, kemudian buatlah tulisan/postingan/tweet reaktif sebanyak-banyaknya.
Ga terhitung lah berapa banyak hal viral, yang kadang hoax, kadang benar, ada hikmah positif dan negatifnya di balik berita viral tersebut. Ga terhitung juga aku baca tulisan/postingan/meme reaktif terhadap topik terkini yang viral. Aku yang mengkonsumsi saja, baca saja, lihat saja, sudah cape. Apalagi kalau aku ikutan andil reaktif setiap kali ada berita terkini. Hehe.
***
Di era sekarang, dimana sosial media bisa dengan mudah mem-blow up suatu topik, kita harus lebih bijak. Kita harus paham kapan kita harus duduk dan menjadi penyimak saja, dan kapan kita harus maju bersuara/menulis pandangan kita terhadap topik tertentu tersebut. Menyuarakan pendapat dan pandangan kita boleh-boleh saja, namun ada saatnya kita tengok, apakah reaktifitas kita hanya bentuk membebek, atau membeo? Tengok lagi, adakah hal yang lebih baik kita lakukan, ketimbang sibuk menjadi reaktif tentang berita viral ini itu, hoax ini itu?
parrot atau beo, biasanya punya kemampuan meniru, hanya meniru saja |
Saya merasa salut dan kagum, pada media yang memilih fokus menulis hal-hal positif, tapi
tetap up to date pada berita kekinian. Contohnya temali media, salah satu start-up nya teh
Tristi, yang aku kenal dari unit Aksara Salman ITB. Bacanya adem hehe.
***
Terakhir, ada saatnya kita harus bicara dan menulis, mengungkapkan apa yang ada di pikiran dan hati. Ya, ada saatnya kita harus menentukan sikap, menyatakan di pihak mana kita berada. Namun jangan jadikan itu hasil kereaktifan kita, pastikan ada proses untuk mengolahnya, bukan sekedar urgensi untuk segera mem-publish/post sesuatu sesuai dengan topik viral terkini.
Wallahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya