-Muhasabah Diri-
Ada saatnya, kita hanya perlu jadi pendengar yang baik, tetap di sampingnya, dan tidak menggurui, tidak menghakimi. Bukan diam dan mengiyakan, benar-benar merespon, namun tidak perlu menunjukkan padanya ini apa dan itu apa. Just become friends.
***
***
Saat suatu hari ia bercerita, kalau ia memiliki crush dengan sepupu jauhnya, mahasiswa kampus ternama Z.
Saat suatu waktu ia berceloteh, memintaku mengenalkannya cowok mahasiswa kampus Z. Dan aku cuma bisa menjawab ringan dengan tawa kecil, kalau aku tidak punya kenalan cowok kampus Z.
Saat ia bercerita kalau ia 'berpisah' dengan gebetannya, yang mahasiswa kampus Z, anak unit Y. Tentang ternyata cowok kampus Z ada yang suka gombal dan ga bisa dipercaya, manis di awal aja.
Aku mencoba mendengar dan tidak menghakiminya. I won't tell her about the fatwa. Cause deep inside her heart, her mind, actually she already know.
Ia sendiri, yang kemudian berbicara padaku, tentang jalan halal yang menghubungkan hawa dan adam adalah menikah. She knows, she already knows.
Ia sendiri, yang kemudian mengaku, bahwa yang membuat ia tertarik dengan sepupu jauhnya, atau dengan gebetan yang baru bertengkar dan akhirnya pisah itu, bukan karena sosok mereka lebih karena status mahasiswa kampus Z. Kesannya mungkin wow, entahlah.. Jujur saja, aku jadi mengerdil, karena pengakuannya. I really want to erase myself from that kinda title/label. I don't want people see me from that kind of things.
***
Sebenarnya aku baru pernah, berteman dengan yang seperti ia. I felt amazed everytime I think of how Allah made us met. Yang aku tahu, pasti akan ada banyak hikmah dan pelajaran dari pertemuan kami. Interaksi yang jarang, komunikasi juga jarang. Sekalinya bertemu, bertukar kalimat. She made me want to write about it.
Seperti tulisan ini. Aku jadi belajar, untuk tidak banyak menggurui, untuk belajar mendengarkan dan merespon, sincerely, tanpa merasa harus menjadi sok bijak, sok berilmu. Just be there, just be friends.
Karena sebenarnya, ia sudah tahu banyak. She already knows. Aku.. atau mungkin siapapun yang ada di sampingnya, cuma perlu sama-sama belajar, bagaimana dari pengetahuan yang ada di otak, bisa diejawantahkan, diamalkan.
Ya, ini bukan hanya tulisan tentangnya. Sebenarnya ini lebih tepat, sebuah tulisan untukku. Tentang ilmu yang harus diamalkan. Jangan sampai seperti keledai, yang membawa kitab-kitab berat, namun tidak mengerti sama sekali isinya.
Trus jadi inget Al Hadid... TT
۞ أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌۭ مِّنْهُمْ فَـٰسِقُونَ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.
***
Semoga Allah melembutkan hati kita... menghidupkan hati kita dengan iman, lewat membaca, mempelajari dan memikirkan ayat-ayatNya. Aamiin.
Allahua'lam
Saat suatu waktu ia berceloteh, memintaku mengenalkannya cowok mahasiswa kampus Z. Dan aku cuma bisa menjawab ringan dengan tawa kecil, kalau aku tidak punya kenalan cowok kampus Z.
Saat ia bercerita kalau ia 'berpisah' dengan gebetannya, yang mahasiswa kampus Z, anak unit Y. Tentang ternyata cowok kampus Z ada yang suka gombal dan ga bisa dipercaya, manis di awal aja.
Aku mencoba mendengar dan tidak menghakiminya. I won't tell her about the fatwa. Cause deep inside her heart, her mind, actually she already know.
Ia sendiri, yang kemudian berbicara padaku, tentang jalan halal yang menghubungkan hawa dan adam adalah menikah. She knows, she already knows.
Ia sendiri, yang kemudian mengaku, bahwa yang membuat ia tertarik dengan sepupu jauhnya, atau dengan gebetan yang baru bertengkar dan akhirnya pisah itu, bukan karena sosok mereka lebih karena status mahasiswa kampus Z. Kesannya mungkin wow, entahlah.. Jujur saja, aku jadi mengerdil, karena pengakuannya. I really want to erase myself from that kinda title/label. I don't want people see me from that kind of things.
***
Sebenarnya aku baru pernah, berteman dengan yang seperti ia. I felt amazed everytime I think of how Allah made us met. Yang aku tahu, pasti akan ada banyak hikmah dan pelajaran dari pertemuan kami. Interaksi yang jarang, komunikasi juga jarang. Sekalinya bertemu, bertukar kalimat. She made me want to write about it.
Seperti tulisan ini. Aku jadi belajar, untuk tidak banyak menggurui, untuk belajar mendengarkan dan merespon, sincerely, tanpa merasa harus menjadi sok bijak, sok berilmu. Just be there, just be friends.
Karena sebenarnya, ia sudah tahu banyak. She already knows. Aku.. atau mungkin siapapun yang ada di sampingnya, cuma perlu sama-sama belajar, bagaimana dari pengetahuan yang ada di otak, bisa diejawantahkan, diamalkan.
Ya, ini bukan hanya tulisan tentangnya. Sebenarnya ini lebih tepat, sebuah tulisan untukku. Tentang ilmu yang harus diamalkan. Jangan sampai seperti keledai, yang membawa kitab-kitab berat, namun tidak mengerti sama sekali isinya.
Trus jadi inget Al Hadid... TT
۞ أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌۭ مِّنْهُمْ فَـٰسِقُونَ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.
***
Semoga Allah melembutkan hati kita... menghidupkan hati kita dengan iman, lewat membaca, mempelajari dan memikirkan ayat-ayatNya. Aamiin.
Allahua'lam
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya